BERANDALAPPUNG.COM – Menjadi tua itu pasti. Menjadi dewasa itu pilihan. Ketika kamu memilih organisasi HMI, berarti kamu dan seluruh kader harus berjuang memberikan yang terbaik untuk organisasi. Semakin kita lama dibesarkan di HMI maka semakin paham kita betapa banyaknya pengalaman yang bisa diambil untuk pengembangan hidup.
Tepat pada 05 Februari 2024, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memperingati hari kelahiran atau Milad yang ke-77 tahun. Di momentum Milad ini, HMI se Indonesia merefleksikan HMI yang begitu gemilang dengan berbagai ekspresi sebagai ikhtiar untuk terus merawat dan memperteguh khittah perjuangan HMI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Milad penuh dengan cerita HMI masa lalu yang ikut serta dalam memperjuangkan, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan. Di usia yang ke 77 tahun ini jika HMI ibarat manusia, barangkali rongga, tulang, daging serta daya tahan tubuh tidak lagi begitu kuat.
Tetapi HMI yang berfungsi sebagai organisasi kader (AD HMI Pasal 8), bertambahnya usia justru semakin berdaya untuk melahirkan generasi-generasi berkualitas yang memiliki komitmen keislaman dan keindonesiaan yang kuat.
“Bukan Tujuan Kita untuk Menjadi yang Terbaik, Tetapi Menjadi yang Berguna.” Kutipan ini ingin mengajak kita untuk tidak hanya terobsesi menjadi yang terbaik di segala hal, tetapi lebih mengutamakan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat sekitar.
Hal ini sejalan dengan tujuan HMI sebagai wadah pengembangan mahasiswa Islam yang memiliki kepekaan sosial dan kemampuan untuk memberikan solusi bagi permasalahan yang ada di tengah masyarakat.
Tantangan demi tantangan yang mampu dilalui generasi HMI terdahulu tentu berbeda dengan tantangan HMI hari ini. Namun demikian, sesungguhnya substansinya sama saja, yakni bagaimana mengimplementasikan secara sinergi antara nilai-nilai Keislaman yang merupakan fundamen dari setiap aksi dan gerakan dengan gerak langkah pembangunan Negara Republik Indonesia yang merupakan “bentuk” atau “surah” dari kalimatun tayyibah ummat Islam di tanah air.
Telah banyak “Kitab” tertulis yang dihasilkan dalam berbagai tema pembicaraan, dalam berbagi sudut tata kehidupan kebangsaan yang dihasilkan. Namun demikian belum banyak “Kitab” yang Nyata, berupa tokoh yang menjadi teladan kehidupan yang memperoleh pengakuan secara nasional.
Nama-nama seperti Prof. Lapran Pane, Ahmad Wahib, Dahlan Ranuwihardjo, Ismail Hasan Metarium, Deliar Noor, Sulastomo, Nurcholish Madjid, Marie Muhammad, Ahmad Tirto Sudiro, Malik Fajar, Ahmad Syafii Maarif, Azyumardi Azra (dan sejumlah tokoh lainnya) antara lain yang dapat disebut sebagai “Kitab yang nyata” yang telah dihasilkan oleh HMI.
Tokoh-tokoh ini tidak hanya meninggalkan sejumlah karya-karya yang bermanfaat bagi umat bangsa dan negara, namun juga dapat menjadi tauladan kehidupan bagi generasi milenial HMI. Para pengurus HMI yang masih aktif, dapat mengangkat kisah perjuangan mereka untuk dipelajari dan di teladani oleh generasi HMI yang masih aktif saat ini.
Tantangan keummatan dan ke-Indonesiaan masa kini dan di masa mendatang, dari sisi bentuk-bentuknya sudah tentu terus akan mengalami perubahan-perubahan. Namun substasinya tetap sama yakni bagaimana mempertahankan nilai-nilai tauhid Islam, menjaga mata air perkaderan HMI.
Agar tetap berada dalam bingkai syariat Islam, dan tidak keluar dari bingkai tersebut, dan oleh karena itu nilai-nilai seperti kejujuran, objektifitas, kesungguhan atau (jihad), dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, bersikap siddiq, tabligh, amanah, dan fathonah senantiasa relevan untuk dipertahankan dalam perkaderan HMI.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memainkan peran vital dalam pembangunan Indonesia. Berdiri sejak 1947, HMI, sebagai organisasi mahasiswa Islam tertua, telah memberikan kontribusi signifikan, termasuk: Pendidikan dan Intelektualisme: HMI berperan sebagai gudang intelektual, mencetak para pemimpin dan intelektual bangsa.
Revolusi Mental: Mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental, HMI turut berkontribusi pada arah kebijakan pembangunan nasional , Sinergi Lokal: HMI Sinjai bersinergi dengan Pemkab, PemKot. Pemprov dan pemerintahan pusat dalam pembangunan serta kontribusi positif di daerah.
HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) memiliki sejarah panjang dalam memberikan kontribusi terhadap perkembangan Indonesia. Berdiri selama 77 tahun, organisasi ini menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan bangsa.
HMI telah menjalani perjalanan yang mencakup berbagai aspek: Terobosan Sosial: HMI mengambil peran sebagai gerakan sosial yang mengawal Demokrasi Indonesia, menunjukkan inovasi dan perubahan, Idealisme dan Kajian: Meskipun mendapat kritik, HMI tetap menjunjung tinggi idealisme, kajian, diskusi, dan bakti sosial.
Penerimaan Kritik: HMI bukanlah organisasi anti-kritik, bahkan terbuka untuk dikritisi, menunjukkan sikap progresif, Kontribusi Kader: HMI telah menyumbang banyak kader untuk menjadi tokoh di berbagai sektor, menandai peran pentingnya dalam perkembangan bangsa.
Selamat Milad ke-77 tahun HMI, jangan pernah berhenti berkarya dan bersinergi dengan berbagai kekuatan bangsa lainnya, hingga masa depan Indonesia yang lebih baik menjadi nyata. semoga selalu berjaya di bumi pertiwi Nusantara dengan baktimu yang penuh makna.
Oleh: Tohir Bahnan Al-Fatih
Ketua PTKP HmI Cabang Bandar Lampung