Hari Kartini, Perempuan Masa Kini Tonggak Peradaban Bumi Pertiwi

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 21 April 2024 - 08:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mahasiswa Universitas Lampung 
Kader Korps HmI-Wati Cabang Pringsewu Wulan Octi Pratiwi

Mahasiswa Universitas Lampung Kader Korps HmI-Wati Cabang Pringsewu Wulan Octi Pratiwi

BERANDALAMPUNG.COM, BANDARLAMPUNG – Saya tahu, jalan yang hendak saya tempuh itu sukar,penuh duri, onak, lubang: jalan itu berbatu-batu, berjendal-jendal, licin … belum dirintis! Dan walaupun saya tidak beruntung sampai ke ujung jalan itu, walaupun saya sudah akan patah di tengah jalan, saya akan mati bahagia.

Sebab jalan itu sudah terbuka dan saya turut membantu meneratas jalan yang menuju ke kebebasan dan kemerdekaan perempuan Bumiputra” (‘Surat Kartini’, Dokumen 7: 7-10-1900).

Siapa yang tidak mengenal RA Kartini. Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat  (RA Kartini) merupakan salah satu tokoh perempuan Indonesia yang mampu membuat perubahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

RA Kartini juga dikenal sebagai sosok perempuan yang memperjuangkan kebebasan dan menjunjung harkat serta martabat perempuan Indonesia. Istilah emansipasi  juga termasuk dalam gagasan RA Kartini dalam meperjuangkan hak-hak kaum perempuan.

Perempuan yang lahir  dari keluarga bangsawan Jawa, pada 21 April 1879. Ayah Kartini yakni Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat merupakan seorang patih yang diangkat menjadi Bupati Jepara. Kartini tumbuh menjadi perempuan berani yang menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya hingga sekarang.

Kartini adalah sosok perempuan yang berusaha memperjuangkan kebebasan kaum wanita yang sempat terhambat oleh kebudayaan jawa pada saat itu. Bahkan RA Kartini pun dilarang untuk melanjutkan sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Namun semangat dan niat yang dimiliki oleh RA Kartini ia pun berhasil membangun sekolah wanita dibeberapa daerah.

Bukan hanya soal membangun sekolah bagi kaum wanita di Indonesia saja. Akan tetapi kisah tentang RA Kartini yang selalu menulis surat yang berisi semua pemikiran dan pendapat mengenai kebebasan wanita pribumi juga sangat terkenal.

Pemikiran-pemikiran Kartini yang tercurahkan dalam surat-suratnya terdahulu telah dihimpun dalam buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Melalui surat-suratnya yang ia tulis itu, banyak orang akhirnya mengetahui apa cita-cita besar Kartini.

Ia ingin membawa perubahan bagi kehidupan perempuan Indonesia dengan menyuarakan kesetaraan gender. Pemikirannya pun kemudian dikenal dengan istilah emansipasi perempuan.

Ketika berbicara mengenai Kartini, hal yang pertama terlintas dalam benak adalah tentang bagaimana kaum perempuan saat ini. Ketika melihat jumlah manusia di dunia ini, rasio perbandingan antara perempuan dan laki-laki jauh lebih banyak perempuan.

Baca Juga :  Fenomena Calon Tunggal, Pragmatisme Politik dan Suramnya Demokrasi Lokal

Setiap kali mendengar kata ‘perempuan’, maka memori internal manusia akan memberikan dua gambaran dari kata tersebut. Pertama, dari sisi biologis perempuan digambarkan sebatas sebuah susunan organisme makhluk hidup yang lemah dan gemulai.

Kedua, dari sisi konstruksi sosial, perempuan digambarkan dengan sosok penyayang, lembut, perasa, pendamping, pelayan,  penggoda, pembawa petaka dan makhluk submisif (terdominasi). Kedua gambaran ini bersumber dari narasi yang terdapat dalam institusi-institusi sosial di masyarakat yang menjelaskan tentang perempuan.    

Kalau kita melihat lagi kilas balik sejarah di masa lalu, teringat bahwa bagaimana kaum perempuan dahulu diperlakukan, hanya boleh memiliki kegiatan di dalam rumah, tidak boleh melakukan hal yang diinginkan.

Makna Kartini bagi saya adalah tentang bagaimana seorang Perempuan dapat menyuarakan pendapatnya, dapat mengemukakan hal yang ingin disampaikan, dan memiliki kesempatan yang sama untuk menentukan pilihan serta memiliki kedudukan yang sama untuk menjadi pemimpin dalam suatu negara.

Bisa kita lihat saat ini juga tidak sedikit dari perempuan menjadi petinggi maupun pemegang sebuah jabatan penting di pemerintahan atau perusahaan swasta. Lalu, apakah ia tidak dapat memimpin dengan baik? Tentu tidak Justru banyak yang mendapat penghargaan atas inovasi-inovasi yang dicipta.

“Bukan laki-laki yang hendak kami lawan, melainkan pendapat kolot dan adat yang usang.”

Dalam kamus perempuan saat ini, tidak ada lagi tentang rasa takut yang kemudian membatasi untuk melakukan sesuatu yang menjadi mimpinya, tidak ada lagi keraguan untuk bermimpi dan bercita-cita yang tinggi, tdak ada lagi ketakutan untuk memperjuangkan pilihan yang dibuatnya berdasarkan ide yang kreatif dan inovatif dalam segala bidang sehingga mampu meraih kesuksesan dari ketekunan yang dijalankannya. menjadi pribadi yang lebih baik dan menunjukkan dirinya dalam versi terbaik yang ia miliki.

“Jangan pernah mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Karna Tuhan tidak pernah memberikannya, tapi kamulah yang membiarkannya datang.”

Perempuan masa kini menjadi tonggak peradaban bumi pertiwi. Lantas, Bagaimana menjadi kartini masa kini?  Bagaimana perempuan menghadapi tantangan kartini masa kini?

Baca Juga :  Ada apa Dengan Himpunan Mahasiswa Islam Hari Ini?

Perempuan saat ini dituntut menjadi perempuan yang berbudi luhur, pandai dan berani. Karena dengan budi luhur dan moral etika yang baik lah yang membuat perempuan tidak kehilangan arah dalam menghadapi tantangan saat ini.

Mereka memiliki dasar yang kuat untuk menjalankan hak dan kewajibannya. Sebagai contohnya mereka mendapatkan hak untuk bekerja, namun tidak lupa akan kewajibannya untuk merawat keluarga dan menghargai suaminya.

Perempuan saat ini harus pandai dan kritis dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada. Dengan tujuan tidak mudah tertipu daya oleh hal-hal yang merugikan. Saat dihadapkan dengan permasalahan yang ada, mereka harus dapat mencari solusi terbaik.

Hal ini dapat menunjukan bahwa perempuan dapat mandiri dengan apa yang dimilikinya. Keberanian menjadi salah satu kunci utama untuk perempuan saat ini. Mereka harus berani melakukan hal yang benar, meskipun banyak pihak yang menentangnya.

Berani dalam hal memperjuangkan keadilan akan pendidikan, kesehatan dan pekerjaan yang layak. Berani menyampaikan pendapat untuk kebaikan bersama. Selain itu berani untuk mengatakan dan memperjuangkan harkat dan martabat perempuan.

Muhammad Hatta pernah berkata “jika kamu mendidik satu laki-laki maka kamu mendidik satu orang. Namun jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi”.

Kutipan tersebut tentu menggambarkan betapa besar peran perempuan dalam membangun dan membentuk regenerasi manusia dalam kehidupan dunia. Sebab satu perempuan sudah mampu melahirkan satu generasi yang akan berkontribusi dalam kemajuan peradaban manusia.

Bila taraf hidup kemajuan suatu bangsa tinggi, maka budi bangsa itu sendiri terletak pada Rahim perempuan-perempuan hebat di bumi pertiwi ini. Sebab, dalam tangan anaklah terletak masa depan dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang menjadi generasi emas penentu masa depan.

Marilah kita terus menginspirasi, mendorong, dan mendukung perempuan di sekitar kita untuk mencapai potensi penuh mereka. “Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan di Indonesia.

Jadilah dian (pelita) yang tak pernah padam, selalu bersinar dengan kecerdasan yang kamu miliki.” Perempuan kamu istimewa, Islam begitu memuliakanmu. Hidup kartini masa kini, hidup perempuan Indonesia.

Oleh: Wulan Octi Pratiwi  Mahasiswa Universitas Lampung Kader Korps HmI-Wati Cabang Pringsewu

Berita Terkait

Sunyi Membungkam Keadilan di Kota Bandar Lampung
Fenomena Calon Tunggal, Pragmatisme Politik dan Suramnya Demokrasi Lokal
Unila Dalam Pusaran Politik dan Kekuasaan
Hancur Berkeping Palu Hakim di Hadapan Politik
Cerita Seorang Murid Tentang Mursidnya
Strategi ‘Prabowo Efek’ Jelang Pilgub Lampung 2024
Mengukir Sejarah, Bunda Eva Turunkan Angka Kemiskinan
Mengawal Pilkada Serentak di Lampung Tahun 2024
Berita ini 160 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 3 November 2024 - 12:48 WIB

Sunyi Membungkam Keadilan di Kota Bandar Lampung

Sabtu, 3 Agustus 2024 - 14:57 WIB

Fenomena Calon Tunggal, Pragmatisme Politik dan Suramnya Demokrasi Lokal

Jumat, 2 Agustus 2024 - 13:49 WIB

Unila Dalam Pusaran Politik dan Kekuasaan

Jumat, 31 Mei 2024 - 20:30 WIB

Hancur Berkeping Palu Hakim di Hadapan Politik

Minggu, 12 Mei 2024 - 20:47 WIB

Cerita Seorang Murid Tentang Mursidnya

Minggu, 12 Mei 2024 - 11:10 WIB

Strategi ‘Prabowo Efek’ Jelang Pilgub Lampung 2024

Minggu, 21 April 2024 - 08:35 WIB

Hari Kartini, Perempuan Masa Kini Tonggak Peradaban Bumi Pertiwi

Sabtu, 20 April 2024 - 20:53 WIB

Mengukir Sejarah, Bunda Eva Turunkan Angka Kemiskinan

Berita Terbaru