Cakra Surya Manggala Dukung Langkah Aktifis GERMASI, Desak Kejagung Tindak Tegas Dalang Perusakan TNBBS

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cakra Surya Manggala Dukung Langkah Aktifis GERMASI, Desak Kejagung Tindak Tegas Dalang Perusakan Hutan TNBBS dan SM Gunung Raya

 

berandalappung.com — Jakarta, Ketua Umum Cakra Surya Manggala, Dr. M.Tegar Sedayu, SH, MH, IFHGAS, dengan tegas menyatakan dukungan penuh terhadap langkah dan desakan aktifis Masyarakat IndependentGERMASIyang memintaKejaksaan Agung RIsegera mengusut dan menangkap dalang intelektual di balik dugaan alih fungsi dan penguasaan lahan ilegal di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan(TNBBS)serta Suaka Margasatwa (SM) Gunung Raya.

Menurut Tegar, maraknya praktik perambahan, penguasaan, dan perubahan fungsi hutan konservasi menjadi lahan perkebunan dan organisasi merupakan bukti nyata kelalaian dan lemahnya pengawasan dari pejabat yang berwenang.

“Kementerian Kehutanan RI, Balai Besar TNBBS, dan BKSDA Sumatera Selatan diduga gagal menjaga amanah negara.

Mereka lalai, bahkan terkesan membiarkan kawasan konservasi yang seharusnya dijaga justru dirampas dan dirusak oleh kepentingan kelompok tertentu,” tegas Tegar.

Ia menilai, kerusakan yang masif di dua kawasan hutan konservasi tersebut bukan lagi sekadar pelanggaran administratif, tetapi sudah masuk pada dugaan pembiaran sistematis yang mengarah pada pelanggaran hukum.

Baca Juga :  Benny Puspanegara Warning Pemkot Bandar Lampung, Jangan Menyimpang dari Program Presiden

“Kalau aparat kehutanan dan pejabat yang diberi tanggung jawab menjaga kawasan benar-benar bekerja, tidak mungkin hutan seluas itu dirambah, dialihfungsikan, dan dikuasai tanpa sepengetahuan mereka. Ini bukan lagi ketidakadilan biasa ini pembiaran yang harus diusut!” katanya tajam.

Lebih lanjut, Tegar menyoroti dampak nyata dari rusaknya kawasan konservasi yang kini menimbulkan konflik antara satwa liar seperti harimau dan gajah dengan manusia, hingga menelan korban jiwa di sekitar kawasan TNBBS.

“Kerusakan hutan bukan hanya persoalan pohon ditebang, tapi sudah menyangkut keselamatan manusia. Satwa kehilangan habitatnya, turunnya organisasi, dan akhirnya manusia jadi korban. Ini akibat lemahnya pengawasan dari institusi kehutanan yang seharusnya menjaga,” kritiknya.

Cakra Surya Manggala juga menilai Kementerian Kehutanan RI dan seluruh unit teknisnya harus bertanggung jawab secara moral dan hukum.

“Kemenhut RI tidak bisa hanya diam dan berdalih prosedural. Jika bawahannya di lapangan tidak mampu menjaga kawasan, maka pimpinannya pun ikut bertanggung jawab. Jangan hanya sibuk rapat dan laporan, sementara hutan di lapangan habis digunduli,” sindir Tegar.

Baca Juga :  Ada Mafia Hutan di Balik Penghadangan Satgas PKH di Sidomulyo

Ia menegaskan, dukungan terhadap Aktifis Masyarakat Independen GERMASI bukan hanya bentuk solidaritas sipil, tetapi juga dorongan moral agar aparat penegak hukum tidak ragu-ragu menjerat siapa pun yang terlibat termasuk pejabat aktif maupun mantan pejabat masyarakat yang ikut serta dalam pembiaran.

“Kami mendesak Jaksa Agung RI agar segera mengulur waktu penyidik ​​untuk memproses laporan Aktifis Masyarakat Independen GERMASI, jangan hanya turunkan tim Satgas PKH saja dan berhenti pada proses penyitaan lahan, proses hukum harus terus berlanjut semua pihak yang terlibat harus menghubungi dan memeriksa. Negara tidak boleh kalah oleh mafia hutan dan pembiaran oknum pejabat,” tutupnya.

Dengan nada keras, Tegar juga menegaskan bahwa kerusakan kawasan hutan adalah bentuk pengabdian terhadap generasi bangsa.

“Mereka yang diam saat hutan dirampas sejatinya ikut bersalah. Pembiaran adalah kejahatan moral. Kami dari Cakra Surya Manggala akan terus mengawali kasus ini sampai para dalang dan pejabat yang lalai diproses hukum,” tutupnya. ( Merah )

Editor : Alex Buay Sako

Berita Terkait

80 Tahun PT KAI: Dari Rel Sejarah Menuju Transportasi Modern
Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik
Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung
“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order
Aktivis 98 Kecam Tindakan Represif Aparat dan Tuntut Keadilan atas Gugurnya Kawan Ojol Pejuang Demokrasi
Ratusan Mundur dari Sekolah Rakyat: Antara Idealisme Program dan Realitas Lapangan
Specialty Indonesia 2025 Digelar, Ratusan Pelaku Industri Siap Unjuk Gigi
LMKN Tegas Soal Kasus Gacoan, Royalti Musik Bukan Formalitas
Berita ini 18 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:26 WIB

Cakra Surya Manggala Dukung Langkah Aktifis GERMASI, Desak Kejagung Tindak Tegas Dalang Perusakan TNBBS

Senin, 29 September 2025 - 15:38 WIB

80 Tahun PT KAI: Dari Rel Sejarah Menuju Transportasi Modern

Jumat, 19 September 2025 - 21:27 WIB

Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik

Rabu, 10 September 2025 - 16:52 WIB

Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung

Senin, 1 September 2025 - 21:10 WIB

“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order

Berita Terbaru

Pemerintahan

BMBK Lampung Berbenah, 29 ASN Rotasi Serentak di Era Taufiqullah

Jumat, 10 Okt 2025 - 21:06 WIB

Pemerintahan

Respon Keluhan Visum Bayar di RSUDAM

Rabu, 8 Okt 2025 - 14:11 WIB