Diduga Rekayasa, Penangkapan Edo Januar Berujung Pulang dalam Peti dan Polres Pesawaran bungkam soal kematian tahanan narkoba
berandalappung.com — Sidoharjo Pringsewu. Edo Januar, 26 tahun, tak pernah pulang hidup sejak dibawa anggota Polres Pesawaran, 5 Mei 2025 lalu. Keluarga menyebut ia tengah menjalani masa rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) dan jarang keluar rumah. Namun siangnya, Edo menerima pesan dari seorang kawan yang mengajaknya keluar.
Menurut Edi Suroso, ayah Edo, sempat bercerita bahwa ia dan temannya membeli narkoba, lalu disergap polisi. “Anak saya bilang, tangkap juga bandar-nya. Tapi ada polisi yang menjawab, ‘udah, nggak ada bandar’,” kata Edi kepada wartawan.
Tak lama setelah penangkapan, Edi mengaku dimintai uang Rp50 juta oleh seorang anggota Polres Pesawaran. “Katanya untuk membahagiakan anak dan teman. Saya cuma punya Rp2 juta. Polisi itu malah bilang ke anak saya, ‘lihat tuh, bapakmu nggak mau ngurus kamu’,” ujar Edi.
permintaan uang berlanjut. Kakak dari teman Edo kembali menghubungi polisi, kini dengan angka Rp30 juta untuk “mengurus” keduanya. Karena keluarga tak sanggup membayar, permintaan itu tak terpenuhi.
Tiba-tiba Berita Duka
Pada 27 Juli 2025, telepon berdering. Polisi meminta Edi datang ke GMC Merujuk ke sebuah rumah sakit. Saat tiba, ia dikerumuni aparat yang langsung bertanya apakah Edo punya riwayat penyakit jantung. “Sejak kecil sampai dewasa, anak saya sehat, tidak pernah sakit jantung,” kata Edi.
Tak lama kemudian, seorang polisi menghampiri dan menyampaikan kabar duka Edo sudah meninggal. Dalam kondisi panik dan penerangan remang, Edi mengaku menandatangani surat yang tak sempat ia baca. Surat itu, belakangan, disebut sebagai pernyataan tidak menuntut pihak kepolisian.
“Kalau memang meninggal karena sakit, saya ikhlas. Tapi kalau ada hal-hal di luar itu, saya akan mencari kebenaran,” tegas Edi.
Prosedur yang Dilanggar
Supratikno, Kepala Pekon Sidoharjo, menyayangkan tidak adanya pemberitahuan resmi dari kepolisian. “Sejak penangkapan sampai pemulangan jenazah, desa tidak diberi tahu. SOP-nya harus ada pemberitahuan, tapi ini tidak ada,” katanya. Ia mengaku hadir saat pemulangan jenazah hanya karena mendapat kabar warga meninggal, bukan undangan resmi dari aparat.
Kapolres Mengelak,
Dikonfirmasi melalui WhatsApp, Kapolres Pesawaran AKBP Harry Sulistiyo Nugroho awalnya hanya menjawab singkat bahwa ia sedang mengikuti koordinasi di Polda Lampung. Beberapa jam kemudian, saat kembali dihubungi, ia beralasan baru sampai rumah dengan ponsel kehabisan baterai.
Ketika diminta keterangan lebih lanjut, Harry mengatakan sedang kurang sehat dan menyarankan agar konfirmasi dialihkan ke Kasat Reskrim. “Kalau ada yang mau dikonfirmasi, besok saja ngobrol di kantor,” dia.
Tanda Tanya Kematian di Tahanan
Kematian Edo menambah daftar panjang kasus tahanan yang meninggal dengan penyebab yang tidak jelas di wilayah Lampung. Keluarga menduga ada praktik pemerasan yang gagal, lalu berakhir pada kematian yang janggal.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Polres Pesawaran belum memberikan penjelasan resmi terkait kronologi kematian Edo, hasil visum, atau alasan prosedural mengapa kepala desa dan keluarga tidak diberi pemberitahuan resmi sejak awal penangkapan.
Editor : Alex Buay Sako