Mahasiswa Zaman Dulu Beraksi di Lapangan, Zaman Sekarang Mager di Layar!

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 1 Desember 2024 - 08:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perbandingan mental mahasiswa zaman dulu dan mahasiswa zaman sekarang dari perspektif pengamat pemberdayaan masyarakat. Foto: Picsart berandalappung.com

Perbandingan mental mahasiswa zaman dulu dan mahasiswa zaman sekarang dari perspektif pengamat pemberdayaan masyarakat. Foto: Picsart berandalappung.com

Bandar Lampung (berandalappung.com) – Hengki Irawan, tokoh pemberdayaan masyarakat, mengemukakan pandangannya mengenai perbedaan mental sarjana dari dua generasi zaman dulu (old) dan sekarang (now) dalam konteks pemberdayaan.

Ia menekankan pentingnya pola pikir berbasis solusi dan aksi nyata, baik untuk individu maupun komunitas. Berikut adalah analisis mengenai perbedaan mentalitas tersebut:

1. Orientasi pada Tujuan

Zaman Old: Sarjana dahulu memiliki orientasi kuat pada kontribusi kolektif untuk masyarakat.

Nilai gotong royong dan pengorbanan demi kepentingan umum menjadi landasan utama.

Mereka berupaya menjadi agen perubahan melalui tindakan nyata di lapangan.

Zaman Now: Sarjana saat ini cenderung berfokus pada kesuksesan pribadi, seperti karier, popularitas, atau penghasilan. Meski tetap berkontribusi, orientasi utama lebih banyak pada pengembangan diri dibandingkan dampak sosial langsung.

2. Respons terhadap Tantangan

Zaman Old: Sarjana masa lalu dikenal tahan banting, mengedepankan kerja keras dan semangat pantang menyerah meski dalam keterbatasan.

Baca Juga :  Hengki Irawan: Kembali ke Alam, Kotoran Ternak Ungguli Pupuk Kimia

Dalam pemberdayaan, mereka memulai dari sumber daya minim untuk menciptakan dampak sosial nyata.

Zaman Now: Dengan kemajuan teknologi, sarjana zaman sekarang lebih inovatif tetapi cenderung kurang tahan tekanan.

Mereka sering mengandalkan solusi instan tanpa pengembangan proses jangka panjang.

3. Pemanfaatan Teknologi

Zaman Old: Minimnya akses teknologi membuat mereka mengandalkan pendekatan tradisional, seperti pelatihan manual dan interaksi personal.

Ini menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan masyarakat.

Zaman Now: Teknologi digital menjadi alat utama sarjana zaman now.

Media sosial dan aplikasi membantu menjangkau audiens luas dengan cepat, meskipun terkadang mengurangi sentuhan personal yang diperlukan dalam pemberdayaan.

4. Nilai dan Prinsip

Zaman Old: Sarjana zaman old sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur seperti nasionalisme, idealisme, dan keadilan sosial. Prinsip mereka dibentuk oleh figur panutan dengan visi besar.

Baca Juga :  Politik dan Kopi Pahit, Refleksi Pedas Janji Manis yang Berujung Realitas Pahit

Zaman Now: Sarjana masa kini lebih pragmatis dan adaptif terhadap perubahan.

Namun, fokus pada materialisme dan efisiensi sering kali mengalahkan prinsip moralitas atau kepentingan sosial.

Refleksi dalam Pemberdayaan

Menurut Hengki Irawan, pemberdayaan yang ideal membutuhkan kombinasi karakter tahan uji dari sarjana zaman old dan kelincahan teknologi dari sarjana zaman now.

Sarjana zaman dulu unggul dalam komitmen jangka panjang, sementara sarjana zaman kini mampu memanfaatkan peluang teknologi untuk memperluas dampak sosial.

Perbedaan mental sarjana dari dua generasi dapat menjadi kekuatan jika diintegrasikan.

Hengki Irawan mengajak sarjana zaman now untuk tidak melupakan nilai-nilai luhur pemberdayaan sambil tetap memanfaatkan teknologi guna menciptakan solusi yang berkelanjutan dan relevan bagi masyarakat modern.

Berita Terkait

Cakra Surya Manggala Dukung Langkah Aktifis GERMASI, Desak Kejagung Tindak Tegas Dalang Perusakan TNBBS
80 Tahun PT KAI: Dari Rel Sejarah Menuju Transportasi Modern
Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik
Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung
“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order
Aktivis 98 Kecam Tindakan Represif Aparat dan Tuntut Keadilan atas Gugurnya Kawan Ojol Pejuang Demokrasi
Ratusan Mundur dari Sekolah Rakyat: Antara Idealisme Program dan Realitas Lapangan
Specialty Indonesia 2025 Digelar, Ratusan Pelaku Industri Siap Unjuk Gigi
Berita ini 87 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:26 WIB

Cakra Surya Manggala Dukung Langkah Aktifis GERMASI, Desak Kejagung Tindak Tegas Dalang Perusakan TNBBS

Senin, 29 September 2025 - 15:38 WIB

80 Tahun PT KAI: Dari Rel Sejarah Menuju Transportasi Modern

Jumat, 19 September 2025 - 21:27 WIB

Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik

Rabu, 10 September 2025 - 16:52 WIB

Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung

Senin, 1 September 2025 - 21:10 WIB

“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order

Berita Terbaru

Pemerintahan

BMBK Lampung Berbenah, 29 ASN Rotasi Serentak di Era Taufiqullah

Jumat, 10 Okt 2025 - 21:06 WIB

Pemerintahan

Respon Keluhan Visum Bayar di RSUDAM

Rabu, 8 Okt 2025 - 14:11 WIB