Menteri Bilang Kampus Terbuka Buat TNI, BEM SI: Normalisasi Militerisme di Ruang Akademik

Avatar photo

- Jurnalis

Kamis, 24 April 2025 - 13:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

berandalappung.com— Jakarta, Ketua Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia, Herianto menyoroti pernyataan Mendikti Saintek Brian Yuliarto yang menyebut kampus tempat terbuka bagi siapa pun termasuk TNI. Pernyataan Brian yang secara tak langsung memperbolehkan TNI masuk ke wilayah kampus ini justru membuat kekhawatiran akan mempengaruhi independensi perguruan tinggi.

“Kami sangat menyoroti kekhawatiran serius terkait independensi perguruan tinggi,” ujar Herianto kepada awak media, Kamis (24/4/2025).

BEM SI menilai bahwa pernyataan Brian itu justru dianggap menormalisasi militerisme di ruang akademik yang berisiko membungkam kebebasan berpendapat. Ini seperti terjadi pada tahun 1978 dengan nama Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) yang dibidani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Me ndikbud) saat itu, Daoed Joesoef dan Jendral Sumitro selaku Pangkokantip

“Kami dari BEM SI menilai langkah ini sebagai bentuk normalisasi militerisme di ruang akademik, yang rawan digunakan untuk meredam gerakan mahasiswa dan membatasi kebebasan berpikir,” jelasnya.

Baca Juga :  KKJ Laporkan Teror Terhadap Tempo ke Komnas HAM

Herianto menyebut, kehadiran TNI di kampus tidak memiliki relevansi langsung dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Sebaliknya hal ini justru berpotensi menciptakan iklim ketakutan, membunuh daya kritis, dan menguraikan ruang diskusi ilmiah yang bebas dan otonom,” ucapnya.

Isu TNI masuk kampus ini merupakan masalah genting karena keberadaan orang-orang militer di ligkungan kampus dapat menyebabkan intimidasi. “Kami rasa isu ini genting karena menyentuh inti kebebasan hak akademik untuk berpikir, menyampaikan pendapat, dan mengkritik tanpa tekanan,” paparnya. Menurut Herianto, apa pun alasannya, masuknya militer ke kampus tetap berpotensi mengancam prinsip pendidikan kritis dan demokrasi. “Ketika militer masuk kampus, yang terancam bukan hanya pelajar, tapi juga masa depan pendidikan kritis dan demokratis di Indonesia ini,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan, kampus adalah tempat terbuka bagi siapa pun yang ingin bekerja sama ataupun mengisi material, termasuk untuk TNI. “Kalau dari kami, dalam konteks kerja sama penelitian, kerja sama kuliah akademik, pengisian materi, dan sebagainya, kampus itu adalah tempat yang terbuka. Dan sudah banyak berjalan sebenarnya ya beberapa mitra kampus, tidak hanya dari TNI, juga dari kalangan industri, dari kalangan profesional lainnya. Itu tentu bisa terlibat dalam proses pengajaran dan juga tidak kalah penting, dalam proses penelitian,” ujar Brian di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025). Brian menjelaskan, kampus adalah tempat terbuka terhadap berbagai pihak dan sifat terbuka itu bisa memperluas penelitian. “Sekarang misalnya kami dengan Pindad itu kan industri angkatan juga ya, industri senjata ya, tentu itu kaitannya dengan TNI dan sebagainya. Itu kami bekerja sama untuk menemukan berbagai hal koneksi apakah independensi industri senjata atau industri ya untuk mendukung pelaksanaan perlindungan di Indonesia. Jadi secara itu tidak ada masalah,” jelasnya.

Baca Juga :  Pengacara Terdakwa Korupsi PDAM Ajukan Ahli Hukum Keuangan Negara

 

Editor : Hengki Padangratu

Berita Terkait

Massa Aksi Triga dari Lampung Agendakan Aksi Besar di Senayan DPR RI
Forum Perhutanan Sosial KPH Gedong Wani Dibentuk, Langkah Awal atau Sekadar Seremoni?
Ferry Ambil Langkah Tegas, 5 Akun TikTok Diadukan ke Polisi
Sidang di PTUN Bandar Lampung, Keluarga Muhammad Nawawi Pertahankan Tanah Warisan Sejak 1930
“Kapolda Lampung Diganti, Irjen Helmy Diparkir ke Itwasum”
Ketua Gepak Sebut Dijebak, Polisi Diminta Periksa Siapa Yuda Yang Memasukan Uang Kedalam Mobil
Kasus KDRT Lampura, Korban Mengadu ke Propam
Kejati Lampung Ditantang: Berani Sentuh Kepala Daerah Aktif atau Hanya Mantan Jadi Tumbal?
Berita ini 29 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 10 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Massa Aksi Triga dari Lampung Agendakan Aksi Besar di Senayan DPR RI

Rabu, 8 Oktober 2025 - 16:14 WIB

Forum Perhutanan Sosial KPH Gedong Wani Dibentuk, Langkah Awal atau Sekadar Seremoni?

Senin, 6 Oktober 2025 - 21:47 WIB

Ferry Ambil Langkah Tegas, 5 Akun TikTok Diadukan ke Polisi

Senin, 6 Oktober 2025 - 20:11 WIB

Sidang di PTUN Bandar Lampung, Keluarga Muhammad Nawawi Pertahankan Tanah Warisan Sejak 1930

Jumat, 26 September 2025 - 20:49 WIB

“Kapolda Lampung Diganti, Irjen Helmy Diparkir ke Itwasum”

Berita Terbaru

Pendidikan

Hotel Serangga dan Refugia Jadi Solusi Ekologis Pengendalian Hama

Minggu, 12 Okt 2025 - 17:34 WIB

Pemerintahan

BMBK Lampung Berbenah, 29 ASN Rotasi Serentak di Era Taufiqullah

Jumat, 10 Okt 2025 - 21:06 WIB

Pemerintahan

Respon Keluhan Visum Bayar di RSUDAM

Rabu, 8 Okt 2025 - 14:11 WIB