Menakar Kesombongan dalam Dunia Akademik, Refleksi bagi Guru

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 2 Desember 2024 - 18:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menjadi guru besar adalah puncak karier akademik yang menunjukkan dedikasi dan kontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan. Foto: Ist

Menjadi guru besar adalah puncak karier akademik yang menunjukkan dedikasi dan kontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan. Foto: Ist

Bandar Lampung (berandalappung.com) – Menjadi guru besar adalah puncak karier akademik yang menunjukkan dedikasi dan kontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan.

Namun, gelar ini tidak hanya melambangkan prestasi pribadi, melainkan juga memikul tanggung jawab moral dan sosial yang besar.

Guru besar diharapkan menjadi penjaga ilmu, pendidik, dan panutan masyarakat. Sikap sombong tidak seharusnya hadir dalam pencapaian ini, karena akan merusak makna gelar tersebut.

Tanggung Jawab di Balik Gelar Guru Besar

Gelar guru besar membawa amanah yang tidak ringan. Sebagai intelektual terdepan, mereka diharapkan menjalankan berbagai peran, antara lain:

1. Menginspirasi Generasi Muda: Guru besar harus mampu memotivasi mahasiswa dan rekan sejawat dengan sikap rendah hati dan semangat belajar.

Baca Juga :  Direktur LPC Hengki Irawan, Dorong Peningkatan Kompetensi Guru

2. Melakukan Inovasi Berkelanjutan: Gelar ini bukan akhir perjalanan, melainkan awal kontribusi lebih besar dalam riset dan pengabdian masyarakat.

3. Menjadi Penghubung: Mereka harus menjembatani dunia akademik dengan kebutuhan masyarakat, bukan menciptakan jarak.

Bahaya Kesombongan dalam Dunia Akademik

Kesombongan dapat menghambat kolaborasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Sikap merasa “lebih tahu” atau “lebih penting” berpotensi menjauhkan guru besar dari kolega dan masyarakat.

Akibatnya, kontribusi mereka tidak lagi optimal.

Sebaliknya, sikap rendah hati menunjukkan kesadaran bahwa keberhasilan adalah hasil kerja keras bersama, didukung oleh banyak pihak, termasuk institusi dan masyarakat.

Kerendahan Hati Sebagai Ciri Pemimpin Ilmu Pengetahuan

Guru besar yang rendah hati.

Baca Juga :  Ekonomi Kreatif, Solusi atau Ilusi dalam Menghadapi Bonus Demografi?

1. Menghormati Perbedaan Pendapat: Memahami bahwa ilmu pengetahuan berkembang melalui diskusi dan kolaborasi.

2. Membimbing Generasi Muda: Memberikan dukungan dan ilmu tanpa rasa superioritas.

3. Berperan Aktif dalam Kolaborasi: Terbuka terhadap dialog dengan berbagai pihak, baik di lingkungan akademik maupun masyarakat umum.

Gelar guru besar adalah sebuah kehormatan sekaligus amanah besar.

Kesombongan hanya akan mengurangi nilai dan dampak positif gelar tersebut.

Dengan kerendahan hati, guru besar dapat menjadi teladan sejati dan membawa perubahan nyata bagi bangsa dan ilmu pengetahuan.

Mari jadikan gelar ini sebagai alat untuk memberi manfaat, bukan untuk meninggikan diri.

Penulis: Hengki Irawan adalah Pengamat Pemberdayaan Masyarakat Lampung.

Berita Terkait

Cakra Surya Manggala Dukung Langkah Aktifis GERMASI, Desak Kejagung Tindak Tegas Dalang Perusakan TNBBS
80 Tahun PT KAI: Dari Rel Sejarah Menuju Transportasi Modern
Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik
Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung
“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order
Aktivis 98 Kecam Tindakan Represif Aparat dan Tuntut Keadilan atas Gugurnya Kawan Ojol Pejuang Demokrasi
Ratusan Mundur dari Sekolah Rakyat: Antara Idealisme Program dan Realitas Lapangan
Specialty Indonesia 2025 Digelar, Ratusan Pelaku Industri Siap Unjuk Gigi
Berita ini 104 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:26 WIB

Cakra Surya Manggala Dukung Langkah Aktifis GERMASI, Desak Kejagung Tindak Tegas Dalang Perusakan TNBBS

Senin, 29 September 2025 - 15:38 WIB

80 Tahun PT KAI: Dari Rel Sejarah Menuju Transportasi Modern

Jumat, 19 September 2025 - 21:27 WIB

Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik

Rabu, 10 September 2025 - 16:52 WIB

Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung

Senin, 1 September 2025 - 21:10 WIB

“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order

Berita Terbaru

Pemerintahan

BMBK Lampung Berbenah, 29 ASN Rotasi Serentak di Era Taufiqullah

Jumat, 10 Okt 2025 - 21:06 WIB

Pemerintahan

Respon Keluhan Visum Bayar di RSUDAM

Rabu, 8 Okt 2025 - 14:11 WIB