Pelantikan Senyap Direktur RSUDAM, Ada Apa di Balik Kursi Panas?
berandalappung.com— Tanjung Karang, tanpa tercatat dalam agenda resmi, Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela, Jumat pagi, 8 Agustus 2025, tiba di Aula RSUDAM. Di hadapan pejabat internal dan segelintir perwakilan Pemprov, ia melantik Imam Ghozali sebagai Direktur definitif rumah sakit milik pemerintah tersebut.
Imam sebelumnya hanya berstatus Pelaksana Tugas. Namun, proses pengangkatannya kali ini berlangsung nyaris tanpa sorotan publik. Informasi soal acara baru berembus pagi itu. “Mas, ada pelantikan hari ini. Jam 10.30 WIB di Aula RSUDAM,” ujar seorang sumber internal rumah sakit, singkat.
Kesan mendadak itu memicu tanda tanya. Mengapa pelantikan pimpinan rumah sakit rujukan terbesar di Lampung dilakukan senyap? Mengapa tak ada pengumuman terbuka, padahal jabatan direktur adalah posisi strategis yang menyangkut pelayanan kesehatan jutaan warga?
RSUDAM bukan sekadar institusi medis; ia adalah poros utama rujukan kesehatan di provinsi. Kursi direkturnya kerap disebut “kursi panas”, menyatukan urusan medis, manajemen keuangan, dan politik anggaran.
Pengangkatan Imam disebut sebagai bagian dari “stabilisasi” pasca gejolak struktural di internal RSUDAM beberapa bulan terakhir. Namun, tanpa penjelasan resmi, publik hanya bisa menerka-nerka apakah ini murni kebutuhan organisasi, atau ada kepentingan lain yang tak diucapkan?
Kini, sorotan mengarah pada langkah pertama Imam sebagai direktur definitif. Mampukah ia menjawab tuntutan transparansi dan memperbaiki mutu layanan, atau justru tersandera oleh pola lama yang membuat publik tetap bertanya-tanya?
Editor : Alex Buay Sako