Pemilu, Catatan dan Kehadiran

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 19 Februari 2024 - 20:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dr. Wendy Melfa
Peneliti Ruang Demokrasi (RuDem) Foto : Ist
 

Dr. Wendy Melfa Peneliti Ruang Demokrasi (RuDem) Foto : Ist  

BERANDALAPPUNG.COM –

Pemilu, Cermin Demokrasi

Hari pemungutan suara sebagai puncak penyelenggaraan Pemilu 14 Februari 2024 telah kita jalani dan lewati, dari perspektif teknis penyelenggaraan dan kamtibmas dapat dikatakan berhasil dalam suasana aman, lancar, dan tertib, meski ada satu-dua TPS yang harus dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU), ada sejumlah info ketersendatan rekapitulasi hasil dan penginputan data pada sirekap KPU yang sedikit mengalami human error maupun machine error.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Sebagai mekanisme demokrasi dan ketatanegaraan lima tahunan, Pemilu bukan saja sebuah cara untuk membentuk pemerintahan yang demokrasi (dipahami sebagai pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat) dengan cara memilih Presiden dan Wakil Presiden (kekuasaan eksekutif), juga bersamaan memilih calon anggota legislatif pada tiga strata tingkatan, pusat, provinsi, kabupaten / kota yang dari keseluruhan proses dan hasil Pemilu itu sendiri, itulah cermin yang merefleksikan perkembangan demokrasi kita (democracy in action, not only democracy in literatur).

 

Sebagai cara untuk mewujudkan kedaulatan rakyat yang senantiasa akan mengalami pertumbuhan seiring dengan kemajuan sektor prasyarat dan pendukungnya itu sendiri.

 

Catatan Pemilu 2024

Pada segmen Pemilu Presiden, sebagaimana Pilpres sebelumnya, pada Pilpres 2024 setelah deklarasi bahkan aromanya sudah tercium dari sebelum deklarasi sudah muncul gejala fragmentasi antara kubu “incumbent” yang cenderung ada pada pihak yang seolah “di-endorse” oleh Presiden Joko Widodo.

 

Dengan tagline perbaikan dan keberlanjutan, berhadapan dengan kubu penantang dengan mengusung tagline perubahan, dimana dinamika kompetisi antara dua kubu itu cukup mewarnai ruang-ruang demokrasi kita, dan itu juga menjadi bagian pendidikan serta pematangan politik bagi bangsa bila kita melihatnya secara positif thingking.

 

Dalam perjalanannya selalu dihiasi perbedaan cara pandang dari mulai kebijakan, teknis penyelenggaraan, bahkan sampai pernyataan dan kehadiran sosok Presiden Jokowi, ada soal politisasi bansos, kenaikan insentif aparat jelang Pemilu, pengerahan dan netralitas aparat, anggapan penggiringan opini melalui survey-survei dari lembaga survey yang dituduh tidak independen dan lain-lain.

Baca Juga :  Sah! dr Zam Zanariah Nahkodai Ganas Annar MUI Lampung, Masa Khidmat 2023-2028

 

Yang menampilkan silang pro dan kontra dari kubu yang berkontestasi, bahkan sesaat setelah waktu pencoblosan suara, hadir lembaga-lembaga survei dengan mengusung Quick Count juga ditanggapi sinis oleh kubu yang angkanya tertinggal, dan mereka lebih meyakini angka-angka dari real count resmi dari KPU, itulah sejumlah dinamika dan catatan dari Pilpres 2024.

 

Melalui situs resmi KPU, update data terakhir 19 Februari 2024 data masuk sudah 71,14 persen, dari hasil realcount didapat pasangan 02 mendapat prosentasi kemenangan sebesar 58,46 %, pasangan 01 mendapat 24,32 %, dan selanjutnya pasangan 03 mendapat 17,22 %, dan seiring perjalanan waktu tentu angka-angka itu akan mengalami update namun komposisi urutan maupun angka perolehannya dapat diduga tidak ada perubahan yang signifikan.

 

Pemilu yang Menghadirkan

Sebagaimana tujuan awal diselenggarakannya, Pemilu merupakan sarana mewujudkan kedaulatan rakyat yang merupakan kedaulatan tertinggi Indonesia. Pemilu sebagai mekanisme demokrasi akan menghadirkan pemerintahan yang akan menjalankan kekuasaannya berdasarkan legitimasi dari rakyat, Pemilu bukanlah tujuan, tetapi sebagai cara.

 

Oleh karena itu ketika pemungutan suara sudah ditunaikan oleh rakyat apakah dengan atau tanpa sangkaan sejumlah catatan kritis, utamanya dari mereka yang pada posisi mengkritisi penyelenggaraan Pemilu, maka sebagai bangsa tentu kita harus saling menghormati adanya perbedaan tetapi tetap dalam kerangka menjaga keutuhan dan persatuan kita sebagai bangsa.

 

Kedaulatan rakyat sudah ditunaikan melalui Pemilu, mari kita hormati suara rakyat ini, qodarullah sudah tepilih calon Presiden dan Wakil Presiden, calon Anggota Legislatif dari ketiga strata tingkatan, baik atau tidaknya tapi itulah pilihan rakyat, dan sesuai keyakinan takdir mereka sudah tertulis di Lauhul Mahfudz sejak lima puluh ribu tahun sejak mereka belum dilahirkan kedunia, ini soal takdir yang bukan merupakan domain manusia yang menentukan, meskipun akan dipertanggung jawabkan di Yaumul Akhir nanti.

Baca Juga :  Resmi Dilantik, PTPS adalah Ujung Tombak Pengawas Pemilu

 

Perjalanan demokrasi kita tercermin dari cara kita berdemokrasi, apapun yang didapat akan dalam berbagai catatan kritis atas penyelenggara Pemilu, tentu akan sangat berguna bagi perbaikan demokrasi kita, namun disisi lain, bangsa ini harus juga move on untuk terus melangkah, kita tidak ingin melanggengkan “pertikaian” Pemilu kita berkepanjangan yang justru akan merugikan dan merusak perjalanan bangsa ini, karena Pemilu ini hanyalah cara, bukan tujuan kita bernegara.

 

Jika ditemukan, dirasa ada hal-hal cara yang kurang baik, berikan catatan bersama, mari kita perbaiki bersama tetapi juga dibutuhkan kedewasaan, sikap bijak, dan kenegarawanan, Pemilu dengan realcount nya sudah usai, ada yang menang dan kalah itu adalah sebuah konsekuensi dari setiap kompetisi, mari sama-sama kita hormati keputusan rakyat melalui Pemilu ini, bersatulah kembali membangun negeri, berlarut-larutnya kita pada satu persoalan tentu akan kontra poduktif bagi bagi bangsa ini karena kita harus lebih bersiap diri menyongsong Indonesia Emas 2045, time can’t wait, mereka yang berusia produktif di tahun 2045 harus mempersiapkan diri dari hari ini.

 

Pemilu bukanlah segala-galanya, karena Pemilu hanyalah cara untuk berdemokrasi. Inilah esensi Pemilu yang bukan hanya digunakan sebagai cara berdemokrasi untuk memilih dan menyeleksi pemimpin negeri, tetapi lebih dari itu sebagai Pemilu yang menghadirkan para pemimpin negeri, baik pada posisi yang menang ataupun kalah dari sebuah kompetisi, menghadirkan sikap dan jiwa besar serta kenegarawanan, menghadirkan kekuatan untuk memperbaiki keadaan dan demokrasi di negeri ini, majulah negeriku Indonesia.

Penulis Dr. Wendy Melfa

Peneliti Ruang Demokrasi (RuDem)

 

 

Berita Terkait

Bachtiar Basri-Jabat RMD Mantapkan Strategi Pemenangan RMD-Jihan
Ancaman Minimnya Representasi, Hanya Satu Perempuan Lolos Seleksi KPU Lampung
Anggota Fraksi Gerindra Soroti Minimnya Keterwakilan Perempuan dalam Seleksi KPU Lampung
Sisakan 1 Petahana dan 1 Perempuan, Berikut 14 Nama Calon Anggota KPU Lampung
Alot, Tarik Manarik Penetapan 14 Besar Calon Anggota KPU Lampung
Manuver MPC PP Pesawaran Deklarasi Dukung Nanda-Anton di Pilkada 2024
Gerindra Pesawaran Dukung Penuh Nanda-Antonius, Cabut KTA Dadang
Parpol Non Parlemen Deklarasi Dukungan Kepada Arinal-Sutono di Pilgub Lampung
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 September 2024 - 18:48 WIB

Bachtiar Basri-Jabat RMD Mantapkan Strategi Pemenangan RMD-Jihan

Rabu, 18 September 2024 - 15:35 WIB

Ancaman Minimnya Representasi, Hanya Satu Perempuan Lolos Seleksi KPU Lampung

Rabu, 18 September 2024 - 15:15 WIB

Anggota Fraksi Gerindra Soroti Minimnya Keterwakilan Perempuan dalam Seleksi KPU Lampung

Rabu, 18 September 2024 - 01:09 WIB

Sisakan 1 Petahana dan 1 Perempuan, Berikut 14 Nama Calon Anggota KPU Lampung

Selasa, 17 September 2024 - 21:21 WIB

Alot, Tarik Manarik Penetapan 14 Besar Calon Anggota KPU Lampung

Selasa, 17 September 2024 - 15:59 WIB

Gerindra Pesawaran Dukung Penuh Nanda-Antonius, Cabut KTA Dadang

Selasa, 17 September 2024 - 13:40 WIB

Parpol Non Parlemen Deklarasi Dukungan Kepada Arinal-Sutono di Pilgub Lampung

Senin, 16 September 2024 - 20:35 WIB

MPO Pemuda Pancasila Deklarasikan Dukungan Kepada RMD-Jihan di Pilgub Lampung

Berita Terbaru