BERANDALAPPUNG.COM – Tabik puuun ! Nyow kabar menyanak waghei segalo tepui ino (paigi ini). Ingok, dang lupo BAHAGiA geh !
Teriring salam semoga kita semua dalam keadaan sehat dan diberi kebahagiaan dalam menikmati suasana Tahun baru. .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kembali kita mulai tulisan ini dengan sebuah lirik lagu Lampung, yang dibawakan oleh sahabatku di SMAN 2 Tanjung Karang (Alm. Herzon)
Judul : Bintang Pak Bintang Lemo;
Bintang pak bintang lemo;
Wat moneh bintang malih;
Najin pak walau lemo;
Niku sai dilem pilih
(Bintang empat; bintang lima;
Adapula bintang yang berpindah;
Walaupun ada empat atau lima;
Adindalah yang di dalam hatiku
Lampung memang diciptakan saat Tuhan sedang Tersenyum. Budayanya selalu hadir menyertai eksistensi dan peradaban ulun Lampung sejak awal keberadaannya.
Salah satu pilar utama budaya yang menjadi perhatian pada era kekinian adalah kuliner.
Kali ini, sambil nyeruput secangkir kopi, saya ingin memperkenalkan kuliner, kue cemilan yang pagi ini saya nikmati. Kue “Maknyus” ini bernama “Juadah Bakkit” yang pastinya merupakan legacy suku bangsa Lampung.
Gaes, jangan lupa baca “till the end” ya!
Sesuatu yang pasti dalam menyambut tamu ke rumahnya, ulun Lappung dengan serius mempersiapkan beragam bentuk, kreasi dan warna kue untuk menghiasi meja-meja.
BIasanya, juadah ini menjadi sajian utama di kampung kami, Bumei Sai Mangei Wawai, Tubaba. Dua pekan menjelang hari raya Idul Fitri, bebay (ibu-ibu) di bumi Ragem Sai Mangei Wawai (Tubaba) biasanya mulai sibuk menyiapkan berbagai jenis kue untuk lebaran. pada umumnya ada dua jenis kue yang dibuat yaitu kue basah (juadah baseh) dan kue kering (kering).
Beberapa jenis kue kering jadul favorit ulun Lappung di antaranya juadah bakkit, lidah kucing dan putri salju. Kue kering favorit lainnya yang juga sepwetinya “wajib” ada adalah nastar. Masih teringat kenangan membantu ibunda memanggang juadah bakkit dengan oven arang. Kue ini berbahan baku sagu, gula dan santan. Dengan berbagai bentuk cetakan, juadah bakkit wajib ada disetiap meja tamu ulun Lappung. Jujur saya harus bilang ini adalah kue kering yang paling saya suka.
Rasanya yang manis dengan aroma harum dan gurih, membuat juada ini sangat cocok untuk menemani ngopi pagi sahabat semua. Jangan takut gaes, sekarang saya “Nuwono Tasya” sudah memproduksi “Juadah Bakkit” dengan harga Rp. 23.000,- per toples besar.
Bagaimana gaes ? Jangan lupa untuk mencicipi kue yang istimewa ini?
Photo pemanis: Juadah Bakkit jak Ulun Lappung . Selamat Tahun Baru dan
Dang lupo BAHAGIA geh !
Oleh: Prof. Admi Syarif,PhD
(Dosen Unila dan Tukang tulis)