BERANDALAPPUNG.COM – Pemilu bukan lah alat bagi elite politik untuk melanggengkan kekuasaan dengan berbagai cara, kata Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi dalam pemilu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Megawati menyampaikan hal itu saat pidato di HUT ke-51 PDIP yang digelar di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (10/1/2023).
“Saudara-saudara sekalian, pemilu bukanlah alat elite politik untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara. Dalam pemilu, pemilihan umum, ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi,” kata Megawati seperti dikutip RILISID, Rabu (10/1/2024).
Megawati kemudian mengenang masa-masa dirinya menjadi presiden. Saat itu, kata dia, tidak ada keributan setelah pemilu digelar.
“Saya pernah presiden, setelah pemilu enggak ribut saya, ya sudah kalau memang betul rakyat memilih,” ungkap Megawati.
Presiden RI ke-5 itu kemudian menyinggung soal hukum di Indonesia saat ini yang seolah-olah bisa dipermainkan oleh penguasa. Bahkan, menurut Megawati, kekuasaan juga dijalankan dengan semaunya saja, bukan mementingkan rakyat kecil.
“Kita setiap warga Negara Republik Indonesia, siapa dia? Akar rumput, mempunyai hak yang sama di mata hukum. Sekarang hukum dipermainkan, kekuasaan dapat dijalankan semau-maunya saja, no, no and no,” ucap Megawati.
Megawati mengatakan, saat ini banyak elite politik yang melupakan akar rumput alias wong cilik. Menurutnya, rakyat kecil selama ini masih banyak yang belum mendapatkan perhatian.
“Lalu sekarang para elitenya, orang-orang yang berkelayakan, melupakan yang namanya akar rumput, yang namanya wong cilik, yang masih sengsara, yang tidak berkeadilan,” tegas Megawati. (*)