GRAFITI.ID — Anda berniat membeli alat transportasi baru? Umumnya kendaraan yang diincar berbahan bakar bensin atau solar. Kenapa tidak mulai mempertimbagkan kendaraan listrik? Karena sesungguhnya kendaraan semacam itu bakal ramai berseliweran di jalan-jalan Indonesia, kelak.
Informasi tersebut bukan sekadar isapan jempol semata. Lantaran Indonesia sudah mengambil ancang-ancang ke arah itu. Bahkan pemerintah pun sudah menggelindingkan rencana pemberhentian penjualan mobil dan motor konvensional mulai 2040 mendatang.
Kecenderungan penggunaan kendaraan listrik secara masal ini, setidaknya tercermin dari ungkapan Menteri Perindustrian atau Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Indonesia siap memasuki era elektrifikasi atau kendaraan listrik,” ucapnya, dalam pidato Webinar Forwin bertajuk Quo Vadis Industri Otomotif Indonesia di Era Elektrifikasi, Jumat (15/10/2021).
“Indonesia telah menyatakan kesiapan untuk kendaraan berbasis listrik dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019,” Agus kembali menegaskan. Semua itu, imbuhnya, sebagai upaya mendorong percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle).
Keseriusan pemerintah juga diuraikan melalui targetan yang sudah digariskan. Masih menurut Agus, pemerintah menargetkan dapat menghasilkan kendaraan listrik berupa 600 mobil listrik dan 2,4 juta sepeda motor listrik pada 2030. Realisasi ini diharapkan dapat memangkas emisi karbon 2,7 juta ton untuk mobil dan 1,1 juta ton untuk sepeda motor.
Paparan Agus Gumiwang tersebut turut diamini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. “Berbagai upaya itu dimaksudkan guna menjalankan komitmen mewujudkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060,” terang Arifin.(*)
EDITOR: BINTANG