Petani Lampung Mulai Melirik Cara Baru Kendalikan Hama Antara racun kimia dan harmoni ekosistem

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 12:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Petani Lampung Mulai Melirik Cara Baru Kendalikan Hama
Antara racun kimia dan harmoni ekosistem

 

berandalappung.com — Pringsewu, bagi sebagian besar petani di Desa Tritunggal Mulya, Kecamatan Adiluwih, Pringsewu, pestisida adalah “jawaban cepat” atas serangan hama. Botol-botol cairan kimia itu mudah dibeli di kios pertanian, dan efeknya terlihat dalam hitungan jam ulat dan kutu mati, daun tanaman kembali segar.

Namun, kecepatan itu datang dengan harga mahal. “Kalau telat semprot dua hari saja, tanaman sudah habis,” kata Sukarmin, 48 tahun, anggota Kelompok Tani Setia Bakti. Ia mengaku sudah bertahun-tahun menggantungkan nasib panennya pada pestisida kimia. Biaya produksi pun membengkak, sementara hasil panen tidak selalu sebanding.

Kebiasaan inilah yang coba digoyang oleh tim pengabdian masyarakat Jurusan Proteksi Tanaman Universitas Lampung. Pada tanggal 26 Juli 2025, mereka mengadakan penyuluhan bertema Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Berbasis Ekologi.

Dipimpin Dr. Puji Lestari, SP, M.Si., bersama Dr. Yuyun Fitriana, SP, MP, Selvi Helina, M.Si., dan Dr. Ivayani, SP, M.Si., tim ini membawa pesan: ada cara lain yang lebih ramah lingkungan, lebih murah dalam jangka panjang, dan tak merusak tanah.

Metode ini ekologi memanfaatkan musuh alami predator, parasitoid, hingga jamur entomopatogen untuk mengendalikan populasi hama. Salah satu strategi yang diperkenalkan adalah pembangunan refugia, lahan tepi yang ditanami bunga kenikir, bunga kertas, dan bunga matahari. Tanaman berbunga ini menarik serangga bermanfaat yang menjadi musuh alami hama.

Baca Juga :  Disdikbud Lampung Tetapkan 35 SMA Negeri sebagai Sekolah Unggul, Status Dinamis dan Siap Dievaluasi

“Pestisida tidak kami larang, tapi letakkan sebagai pilihan terakhir,” kata Puji Lestari. Dikatakannya, penggunaan pestisida yang tak terkendali justru mematikan musuh alami, membuat populasi hama melonjak kembali, dan memicu siklus ketergantungan yang sulit diputuskan.

Para sejarawan senior yang hadir, seperti Prof.Dr.Ir. FX Susilo, M.Si., dan Prof.Dr.Ir. I Gede Swibawa, MS, mengingatkan bahwa pola semprotan massal dengan dosis tinggi bukan hanya membunuh hama, tapi juga meracuni tanah, udara, dan bahkan merugikan kesehatan petani itu sendiri.

Baca Juga :  Najih Mustofa hadiri undangan ujian terbuka (Promosi Doktor) anggota Tim Pemeriksa Daerah (TPD Provinsi Lampung)

Meski terdengar meyakinkan, mengubah kebiasaan petani bukanlah hal yang mudah. “Kalau pakai cara alami, hasilnya tidak langsung terlihat,” ujar Sukarmin ragu-ragu. Ia mengaku butuh bukti nyata di lapangan sebelum benar-benar beralih.

Tantangannya adalah metode ekologi yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kolaborasi antarpetani. Namun jika berhasil, para penyelam yakin, hasilnya akan melampaui pemulihan ekosistem, biaya produksi turun, dan pangan yang dihasilkan lebih aman.

Pertanyaannya, beranikah para petani di Lampung keluar dari zona nyamannya? Sebab, seperti diingatkan Puji Lestari, “Kalau terus memanfaatkan racun, suatu hari tanah ini akan lelah, dan saat itu, kita tak lagi punya pilihan.”

Editor : Alex Buay Sako

Berita Terkait

Implementasi Literasi Digital Thomas Amirico Ajak Guru Bangkit, Tak Sanggup Silahkan Mundur
Disdikbud Lampung Gandeng Bimbel untuk Dongkrak APK Perguruan Tinggi
Selamat, STIES ALIFA Pringsewu Resmi Miliki Program Magister Bisnis Syari’ah
Ironi Pendidikan di Ujung Pulau: Guru SMKN Tabuan Hidup dari Honor Rp150 Ribu
Menag RI Resmikan Fakultas Psikologi Islam dan Saintek Di UIN RIL
Finalisasi Bimtek SISTER, SINTA, dan Google Scholar di Alifa Institute
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lamapung Akan Melakukan Evaluasi Besar-besaran
Percepat Program Gubernur, Thomas Amirico Gelar Pembinaan Kepala Sekolah SMA/SMK Wilayah II
Berita ini 15 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 23 September 2025 - 17:52 WIB

Disdikbud Lampung Gandeng Bimbel untuk Dongkrak APK Perguruan Tinggi

Sabtu, 20 September 2025 - 16:30 WIB

Selamat, STIES ALIFA Pringsewu Resmi Miliki Program Magister Bisnis Syari’ah

Sabtu, 13 September 2025 - 20:26 WIB

Ironi Pendidikan di Ujung Pulau: Guru SMKN Tabuan Hidup dari Honor Rp150 Ribu

Sabtu, 13 September 2025 - 09:50 WIB

Menag RI Resmikan Fakultas Psikologi Islam dan Saintek Di UIN RIL

Minggu, 31 Agustus 2025 - 18:37 WIB

Finalisasi Bimtek SISTER, SINTA, dan Google Scholar di Alifa Institute

Berita Terbaru

Pemerintahan

BMBK Lampung Berbenah, 29 ASN Rotasi Serentak di Era Taufiqullah

Jumat, 10 Okt 2025 - 21:06 WIB

Pemerintahan

Respon Keluhan Visum Bayar di RSUDAM

Rabu, 8 Okt 2025 - 14:11 WIB