BERANDALAPPUNG – Ketua Bidang Kebijakan Publik Badan Pengurus Wilayah (BPW) Perhimpunan Bantuan Hukum dan Ham Indonesia (PBHI) Lampung, Tommy Perdana Putra, S.H.,M.H. menyesalkan pelarangan oleh pihak kampus dalam hal ini pihak Universitas Lampung dalam kegiatan diskusi yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB).
Diskusi publik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) yang mengangkat tema “Menatap Indonesia Maju: Tantangan Masa Depan Global dan Middle-Income Trap” itu mengundang pengamat politik Rocky Gerung. Dan kegiatan ini semula akan diselenggarakan di auditorium Pascasarjana FEB Unila.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, pasca adanya penolakan pihak kampus yang diduga disebabkan kehadiran Rocky Gerung, tempat diskusi akhirnya terpaksa bergeser ke Gedung Serba Guna (GSG) Pahoman, Bandarlampung, Kamis (14/9/20).
Tommy mengungkapkan kampus merupakan tempat yang ideal dalam menawarkan gagasan intelektual dan juga ruang berkebebasan berpendapat.
Menurutnya kampus merupakan tempat mengasah cakrawala berfikir dan menyajikan pemikiran yang kritis.
“Bila ada pihak yang tidak setuju dengan pemikiran-pemikiran Rocky Gerung, maka langkah paling tepat untuk menguji secara bebas dalam forum-forum intelektual. Tugas kampus adalah memfasilitasi kegiatan tersebut, bukan malah melarang diskusi,” ungkap Tommy.
Tommy menegaskan pelarangan diskusi dengan alasan akan mengganggu kondusivitas kampus seharusnya tidak terjadi.
Ia menilai pembatasan yang dilakukan pihak kampus dalam kebebasan berbicara dan mengintervensi kegiatan yang digelar oleh mahasiswa di ruang-ruang akademik harus dihentikan.
“Menurut saya tema yang diangkat dalam diskusi tersebut merupakan tema yang bagus dan sama sekali bukan hal yang sensitif ataupun dapat memicu kegaduhan. Dengan berbagai latar belakang pembicara yang beragam, diskusi seperti ini justru akan membuka wawasan mahasiswa untuk melihat berbagai persoalan di masyarakat,” ucapnya.
Pelarangan dalam diskusi ini adalah hal yang bertentangan dengan spirit akademik.
Ia berharap pelarangan seperti ini tidak terjadi lagi di kegiatan-kegiatan lain. Ia sangat mendukung semangat mahasiswa membuka ruang diskusi sebagai bentuk kebebasan berpendapat di Indonesia.