BERANDALAMPPUNG – Koordinator Serikat Mahasiswa dan Pemuda Lampung (SIMPUL) Rosim Nyerupa turut prihatin dengan mencuatnya nama Purwanti Lee dan perusahaan SGC yang dikuliti oleh netizen setelah Kinerja Gubernur Lampung tuai kritikan.
Pasca viralnya video Bima kritik pembangunan Lampung, Arinal Djunaidi selaku Gubernur tengah jadi sorotan netizen dan berbagai media nasional.
Selain mengkuliti gaya hidup mewah Riana Sari Arinal istri Gubernur Lampung dan Reihana Kadinkes Lampung, Harta kekayaan dan gaya hidup mewah Gubernur Arinal yang suka undang artis ternama ke Lampung pun menuai sorotan publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Namun ada yang unik selain Gubernur Lampung yang dikuliti netizen, Purwanti Lee dan Sugar Group Companies (SGC) pada akhirnya ikut dibawa-bawa. Gara-gara kinerja jadi sorotan dan dituding anti kritik, Ulah Gubernur Arinal, Jadi Bawa-bawa Nama Sugar, malu-maluin Ibu Ratu Lee” Kata mantan aktivis mahasiswa yang berasal dari Lampung Tengah ini.
Rosim menambahkan, Bagi masyarakat Lampung, Nama Purwanti Lee sudah tidak asing lagi. Dia merupakan Vice President PT. Sugar Group Companies (SGC). Bahkan pimpinan perusahaan SGC ini diduga menjadi kunci terpilih atau tidaknya Gubernur Lampung dalam setiap momentum Pilkada.
“Bagaimana tidak, Pada Pilgub 2018 lalu, Mencuat dipermukaan keterlibatan pimpinan kebun tebu terbesar itu diduga kuat jadi support system pencalonan kandidat Arinal-Nunik dengan memberikan dukungan baik berupa uang, gula maupun sembako yang disiram ke masyarakat. Maka tidak heran Paslon Arinal-Nunik jadi sorotan publik diduga keras telah melakukan kecurangan dengan bermain money politic, Banyak pihak menemukan temuan-temuan dilapangan yang dijadikan alat bukti bahkan terjadi aksi besar-besaran oleh kelompok masyarakat, Mereka menuntut agar pelaku money politics (politik uang), yang diduga dilakukan Paslon cagub cawagub nomor 3, Arinal Djunaidi-Chusnunia ditangkap dan didiskualifikasi.” Ujar Rosim Inisiator berdirinya Forum Silaturahmi Muli Mekhanai Lampung Tengah.
Diketahui, Nyonya Lee dan saudaranya Gunawan Yusuf memiliki lahan HGU perkebunan tebu dan pabrik gula dengan luas 75.667 hektare.
Perusahaan Sugar Group Companies diketahui memiliki beberapa anak perusahaan yang memproduksi gula dan etanol yaitu PT. Gula Putih Mataram (GPM), PT. Sweet Indolampung (SIL), PT. Indolampung Perkasa (ILP), dan PT. Indolampung Distillery (ILD) dan PT. Indolampung Distillery.
Namun, menurut Rosim kepedulian pimpinan SGC itu terhadap terhadap politik lokal di Lampung nampak terlihat sejak pilkada 2014-2018, dimana M. Ridho Ficardo jabat Gubernur Lampung.
“Sebelum mendukung Arinal, Nyonya Lee pernah jadi support system Ridho Ficardo yang pernah menjabat Gubernur Lampung. Namun pada 2018, Nyonya Lee rupanya “berpaling” dari Ridho Ficardo dan mendukung Arinal sebagai Gubernur Lampung. Hal itu bukan tanpa alasan, Kalau dizaman Gubernur Ridho banyak yang bilang buruk, Lah ini dizaman Gubernur Arinal lebih buruk dari periode sebelumnya” tutur Rosim.
Disinggung, apa alasan Netizen menyoroti Nyonya Lee dalam kasus yang sedang Viral di Lampung Rosim menjelaskan beberapa poin.
“Berapa kali moment kampanye Paslon Arinal Nunik nampak terlihat diikuti Nyonya Lee tampil tahun 2018 lalu. Tentu hal ini juga yang kemudian membuat publik mengambil kesimpulan keterlibatan kebun tebu diatas. Namun dalam hal ini yang perlu digaris bawahi adalah bagaimana kemudian kualitas penerima beasiswa politik setelah menduduki jabatan tentu diharapkan bisa berkerja baik dengan menuntaskan janji kerja ke masyarakat,” paparnya.
“Betapa pentingnya Cakada yang mumpuni baik dari kualitas pemikiran, kemampuan berkomunikasi yang baik bahkan secara psikologis memiliki emosional yang sangat baik,” sambung aktivis Lampung itu.
Rosim berharap beasiswa politik untuk cakada yang diberikan oleh kebun tebu dapat dipilih dengan mempertimbangkan kualitas individu dan kepentingan masyarakat Lampung secara umum.
Saya berkeyakinan, Sebagai sosok yang juga banyak menjajaki kaki ditanah Lampung dan berinteraksi dengan masyarakat Lampung, Ibu Ratu Lee tentu akan geram dengan kerja-kerja kepala daerah yang tidak produktif, Apalagi tidak bisa menunaikan janji kerjanya ke masyarakat seperti fenomena masyarakat berbondong-bondong kritik kinerja Lampung di media sosial yang menuding Gubernur Lampung anti kritik dan tidak mampu wujudkan Lampung Berjaya bahkan caranya berkomunikasi kerapkali jadi sorotan publik.”
Rosim menilai gerakan masyarakat Lampung berbondong-bondong dengan kompaknya menggunakan media sosial menelanjangi Pemerintah Provinsi Lampung dengan mengkritisi berbagai kinerja Arinal-Nunik sebagai pemimpin Lampung yang dianggap gagal wujudkan Lampung Berjaya.
“Tentu kita semua termasuk Ibu Ratu Lee akan marah jika Lampung tidak punya kemajuan.” Papar Rosim Nyerupa.
Oleh sebab itu lanjut Rosim, Jika produk politik kebun berkerja dengan baik kepada rakyat Lampung dengan menunaikan janji-janji kerjanya, maka akan berdampak baik terhadap Ibu Ratu Lee selaku pemberi beasiswa politik.
“Begitupun sebaliknya, jika produk politik yang diproduksi kebun tidak bisa berkerja dengan baik untuk masyarakat maka yang akan diseret-seret si pemberi beasiswa politik juga oleh berbagai pihak seperti isu yang mulai berkembang belakangan ini seperti dalam video dan berita yang beredar. Dimana nama Ibu Ratu Lee mulai disebut-sebut oleh netizen ditanah air yang akan membuat mata dan telinga masyarakat jadi tidak nyaman,” tuturnya.
Rosim pun menjelaskan dampak dari kejadian yang menimpa Lampung.
“Tentu Netizen tidak akan mau tahu apa yang telah SGC berikan kontribusi terhadap Lampung. ” Pungkas Rosim.
Kendati demikian kata Rosim SGC sangat berkontribusi untuk Lampung.
“Kehadiran SGC selain berdampak ekonomi masyarakat yang juga berkerja disana, Saya mencermati SGC turut membangun Lampung. Selain berdampak terhadap income pajak baik untuk pusat maupun daerah, SGC juga konsen terhadap pembangunan masyarakat Lampung dibidang pendidikan, Bagaimana dibangunnya sekolah didalam perusahaan bagi anak-anak buruh dan karyawan, belum lagi beasiswa-beasiswa yang diprogramkan ditambah belum lama ini telah dibangun kampus di Tubabar. Tentu ini semua tidak lepas dari salah satu wujud kepedulian Sugar Group Companies yang juga jadi konsen Pimpinannya terhadap pembangunan dan kemajuan masyarakat Lampung, (*).