BEFANDALAPPUNG.COM –
POWER OF MILENIAL
Menurut data yang dilansir oleh KPU RI (2023), jumlah pemilih Indonesia berdasarkan kelompok usia untuk Pemilu 2024: kelompok katagori Milenial sebesar 66,8 juta jiwa (33,60 %), dan katagori gen Z sebesar 46,8 juta jiwa (22,85 %) yang total jumlah kedua katagori itu sebesar 113,6 juta jiwa (56,45 %) dari total jumlah pemilih Indonesia, dari jumlah itu terdapat katagori Milenial sebesar 2.094.127 juta jiwa (32,02 %), dan katagori gen Z sebesar 1.174.188 juta jiwa (17,96 %) yang total kedua katagori itu sebesar 3.268.315 juta jiwa (49,98 %) dari total pemilih sebesar 6.539.128 juta jiwa ada di Provinsi Lampung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Data tersebut memberikan gambaran bahwa ‘kekuatan’ kaum Milenial (termasuk gen Z) bukanlah jumlah yang tidak patut diperhitungkan atau dapat dipandang sebelah mata, bahkan menjadi kekuatan (power) untuk menjalankan ketiga fungsi sebagaimana dinarasikan di atas dari Pemilu 2024.
Legitimasi demokrasi elektoral kita diukur berdasarkan jumlah, selisih perolehan akan menentukan siapa yang akan mendapatkan ‘kesempatan’ untuk menjalankan kekuasaan pemerintahan baik pada lapangan eksekutif maupun kursi legislatif.
Manakala diukur berdasarkan populasi jumlah kaum Milenial (gabungan Milenial dan Gen Z) maka jumlahnya sudah melebihi 50 % jumlah pemilih Indonesia (nasional) dan mencapai 50 % jumlah pemilih di Propinsi Lampung, ini berarti apabila kaum Milenial ‘bersatu’ dalam feeling politic yang sama, maka suara kaum Milenial akan menentukan, bahkan akan menjadi pemenang dalam Pemilu 2024, hendak dibawa kemana suara dan hasil Pemilu 2024 ? Kaum Milenial lah yang menentukan.
Sedikit beromantisme, peran para pemuda (Milenial) selalu mensignifikasi perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sebut saja diantaranya; tahun 1908 prakarsa pemuda disatukan oleh keinginan (issue) kebangkitan nasional, tahun 1928 kekuatan para pemuda nusantara disatukan oleh issue sumpah pemuda, tahun 1945 ‘power full’ para pemuda Indonesia disatukan oleh issue kemerdekaan, berikutnya tahun 1998 hiruk pikuk pemuda Indonesia disatukan oleh issue reformasi, ini adalah bukti sejarah perjalanan bangsa Indonesia yang mendunia, kekuatan pemuda (saat ini disebut Milenial) adalah kekuatan yang bisa mengubah perjalanan bangsa ini bila bersatu dalam satu kekuatan, bisa me-revolusi perjalanan bangsa untuk percepatan, untuk perbaikan, untuk lebih dari hanya sekedar menghasilkan Pemilu yang hanya dipandang secara ‘reguler’ proses ketatanegaraan atau hanya sekedar cara berdemokrasi.
Bila dari romantisme sejarah perjalanan bangsa, pemuda disatukan oleh issue yang menjadi kekuatan, entah issue apa kali ini dalam Pemilu 2024 yang dapat menyatukan kekuatan Milenial kita, tanpa ada issue kuat yang meyatukan, rasanya kekuatan jumlah elektoral Milenial pada Pemilu 2024 mungkin tidak akan menjadi kekuatan ‘revolusi’ Milenial dalam menentukan arah hasil Pemilu 2024.
Selayang pandang tentang ciri Milenial, mereka bergerak cepat dinamis, menggunakan teknologi dan media sosial sebagai ‘teman’ kehidupannya (No Gadget No Life), lebih tertarik pada ‘isi’ ketimbang ‘kemasan’, kritis terhadap fenomena sosial; tidak heran kalau millennialis sekarang aktif untuk beropini di media sosial tentang sesuatu yang fenomenal dibicarakan, ‘sharing is cool’ yang juga menjadi ciri dari millennialis yang suka banget berbagi (sharing) apapun itu, gak peduli sekedar hal kecil pada siapapun, dan mereka bangga bisa berbagi informasi melalui media sosial, ciri sifat inilah yang beberapa fenomena sosial itu bisa menjadi viral di media sosial.
Pemilu 2024 terjadi ketika masyarakat bangsa ini bertransformasi dari era 4.0 menuju 5.0, bahkan ada yang menyatakan saat ini kita sudah memasuki era 5.0, kemudian juga diwarnai jumlah pemilih yang didominasi kaum Milenial (lebih dari 50 % pemilih) yang perilaku dan ciri millennialis sudah juga dinarasikan di atas, maka sudah barang tentu dapat diprediksi berbagai atribusi Pemilu 2024 juga tidak bisa mengelak dari gaya kehidupan millennialis, bagi kelompok pemilih lainnya dan atau peserta Pemilu 2024 yang tidak up date dengan gaya kehidupan pemilik suara pemilih mayoritas pada Pemilu ini, maka dirinya akan dikatakagorikan sebagai ‘kudet’ alias kurang up date.
Inilah revolusi Pemilu 2024 gaya kaum Milenial yang kita nantikan hasilnya untuk Indonesia yang lebih baik, lebih maju, lebih mensejahterakan, lebih berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Salam Pancasila, salam 5 jari, semoga.
Dr. Wendy Melfa, SH. MH. Peneliti pada Ruang Demokrasi (RuDem) Lampung
Pembina WIMNUS (Wira Usaha Muda Nusantara) Lampung