Potensi Mengubah Kayu Cepat Tumbuh Jadi Tangguh, Solusi Ramah Lingkungan dari Heat Treatment

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 23 Juni 2025 - 10:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potensi Mengubah Kayu Cepat Tumbuh Jadi Tangguh, Solusi Ramah Lingkungan dari Heat Treatment

 

Oleh: Intan Fajar Suri, S.Hut., M.Sc. Dosen Jurusan Kehutanan Unila dan Anggota Ikaperta Unila

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

berandalappung.com— Raja Basa, dalam dunia yang makin sadar akan pentingnya pembangunan berkelanjutan, kebutuhan akan bahan bangunan yang ramah lingkungan, terbarukan, dan tahan lama terus meningkat. Kayu menjadi salah satu jawaban. Tapi tidak semua kayu diciptakan setara. Kayu dari jenis-jenis cepat tumbuh, yang biasanya ditanam sebagai solusi atas krisis deforestasi dan keterbatasan hutan alam, sering kali memiliki masalah, anatra lain ringan, kurang padat, warnanya pucat, dan gampang rusak. Lalu apa gunanya menanam pohon dalam waktu singkat kalau hasilnya tidak tahan lama? Di sinilah perlakuan panas atau heat treatment bermain peran penting. Teknologi ini bukan sekadar memanggang kayu. Ini adalah proses yang bisa dibilang “membentuk” kayu dengan memberi tekanan dan suhu tertentu, agar ia menjadi lebih stabil, lebih cantik, dan lebih tahan terhadap cuaca maupun jamur.

Kita semua tahu bahwa pohon-pohon cepat tumbuh adalah harapan untuk memenuhi kebutuhan kayu tanpa menebang hutan alami. Tapi saat kayu jenis ini dipanen, kualitasnya belum tentu sebanding dengan kayu keras tropis yang tumbuh puluhan tahun. Umumnya kayu ini ringan, mudah menyerap air, cepat berubah bentuk, dan tidak tahan serangan organisme perusak. Tak heran jika pasarnya sempit, kecuali jika kita bisa memperbaiki sifat-sifat itu.

Di sektor konstruksi, misalnya, permintaan akan bahan bangunan yang tahan lama dan estetis sangat tinggi. Tapi kayu cepat tumbuh belum mampu bersaing jika kualitasnya tidak ditingkatkan. Maka dari itu, pengembangan teknologi pasca-panen, seperti heat treatment, menjadi kunci. Dengan perawatan yang tepat, kayu yang dulunya hanya dipakai sebagai kayu sekunder bisa naik kelas menjadi material utama.

Baca Juga :  KNPI Pesawaran : Mencegah Miras dan Narkoba, Perbanyak Kegiatan Positif

Heat treatment bisa diibaratkan seperti “pembakaran karakter” kayu. Proses ini dilakukan dengan memanaskan kayu pada suhu tinggi, biasanya antara 160–220C, dalam kondisi terkontrol. Ada berbagai media yang dapat digunakan sebagai penghantar panas ke kayu yang sudah banyak digunakan, antara lain udara (air heat treatment), uap, nitrogen, hingga minyak (oil heat treatment).

Perubahan yang terjadi luar biasa. Warna kayu jadi lebih gelap dan menarik (sesuatu yang lebih digemari pasar). Daya serap air berkurang drastis, artinya kayu jadi lebih stabil bentuknya saat terkena hujan-panas. Bahkan ketahanan terhadap jamur dan rayap pun meningkat, karena panas menghancurkan bagian kayu yang biasa disukai organisme itu.
Yang lebih menarik lagi, penggunaan minyak sebagai media pemanas membawa dua keuntungan: prosesnya lebih cepat dan hasilnya lebih seragam. Minyak juga memberi perlindungan ekstra di permukaan, seolah-olah melapisi kayu dari dalam.

Selain itu, heat treatment juga dapat mengurangi emisi karbon tidak langsung. Kayu yang lebih awet tidak perlu diganti dalam waktu singkat. Ini berarti penghematan sumber daya dan energi untuk produksi dan transportasi kayu baru. Dalam jangka panjang, siklus hidup produk kayu yang lebih panjang berarti lebih sedikit limbah dan lebih besar manfaat ekonomi.

Selama ini, kalau bicara soal meningkatkan daya tahan kayu, banyak orang berpikir tentang bahan kimia seperti pengawet, cat, dan sebagainya. Tapi bahan kimia bisa bocor, mencemari tanah dan air. Heat treatment tidak menggunakan bahan kimia tambahan. Prosesnya bersih, dan hasilnya tahan lama.

Bayangkan jika teknologi ini diterapkan luas pada industri kayu di Indonesia. Kayu cepat tumbuh yang tadinya hanya cocok untuk peti atau kemasan, bisa diubah menjadi bahan bangunan, mebel outdoor, bahkan dinding rumah yang tahan cuaca. Tanpa harus menunggu puluhan tahun.

Baca Juga :  Mahasiswa Itera Edukasi Warga Desa Pancabakti Pesawaran, Ramuan Menjadi Obat Diabetes

Lebih jauh lagi, jika teknologi ini dipadukan dengan pendekatan desain berkelanjutan, potensi ekspor produk kayu lokal akan meningkat. Negara-negara maju semakin menuntut produk yang tidak hanya bagus, tapi juga etis dan ramah lingkungan. Kayu hasil perlakuan panas bisa menjadi salah satu jawabannya.

Tentu saja, ada tantangan. Peralatannya tidak murah, dibutuhkan pelatihan, dibutuhkan riset agar tiap jenis kayu cepat tumbuh mendapatkan suhu dan durasi perlakuan yang optimal. Namun bila dibandingkan dengan manfaat jangka panjangnya, yaitu produksi kayu berkualitas tinggi dari bahan yang murah dan cepat tumbuh, investasi ini sangat masuk akal.

Salah satu tantangan lainnya adalah edukasi pasar. Konsumen perlu diyakinkan bahwa kayu hasil perlakuan panas bukan kayu “biasa”. Ini produk unggul, baik dari segi estetika, ketahanan, maupun keberlanjutan. Oleh karena itu, pelaku industri juga harus aktif memasarkan dan mengedukasi publik tentang keunggulan ini.

Apalagi kalau kita ingat bahwa dunia sekarang sedang memburu bahan bangunan rendah karbon. Beton dan baja mahal secara emisi. Kayu bisa jadi solusi, asal kualitasnya memadai. Di sinilah heat treatment bisa membuka pintu.

Heat treatment bukan teknologi baru. Tapi aplikasinya pada kayu cepat tumbuh bisa jadi revolusi kecil yang membawa perubahan besar, yang dapat menjembatani jurang antara kecepatan tumbuh dan kualitas akhir. Dan memberi nilai tambah tanpa bahan kimia. Dan yang lebih penting dapat membuka pasar bagi kayu lokal yang selama ini kurang dihargai dan diminati.

Dalam panas, kayu berubah. Dari ringan dan rapuh, menjadi kuat dan anggun. Mungkin, dalam panas itulah masa depan industri kayu berkelanjutan ditempa. Dan mungkin juga, dari sana muncul generasi baru produk kayu Indonesia yang tidak hanya memenuhi kebutuhan, tapi juga membanggakan di panggung global.

Editor : Alex Buay Sako

Berita Terkait

“Mewahnya Festival Krakatau, Tapi Apa Kabar Radin Inten?”
Metode Menyelam Bawah Air di Irak Kuno, Prasasti Assyria
Jepang Dan Etika Yang Menginspirasi
Kisah Scarface: Raja Maasai Mara Yang Menolak Takdir Alam
Tugu Payan, Sebuah Cerita Denga Penuh Makna
Jangan Berdebat Dengan Keledai
Mengatasi Hama Keong pada Tanaman Padi untuk Menghindari Gagal Panen
Cara Penyimpanan Pupuk Cair Organik yang Tepat untuk Menjaga Kualitas dan Efektivitas
Berita ini 34 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 06:33 WIB

“Mewahnya Festival Krakatau, Tapi Apa Kabar Radin Inten?”

Senin, 23 Juni 2025 - 10:44 WIB

Potensi Mengubah Kayu Cepat Tumbuh Jadi Tangguh, Solusi Ramah Lingkungan dari Heat Treatment

Minggu, 18 Mei 2025 - 11:36 WIB

Metode Menyelam Bawah Air di Irak Kuno, Prasasti Assyria

Kamis, 17 April 2025 - 08:23 WIB

Jepang Dan Etika Yang Menginspirasi

Senin, 14 April 2025 - 07:27 WIB

Kisah Scarface: Raja Maasai Mara Yang Menolak Takdir Alam

Berita Terbaru

Pemerintahan

Gelar Rembuk Desa, Kemenko PKM Hadir di Lampung

Jumat, 11 Jul 2025 - 09:56 WIB