Pemimpin ‘Banci Bener’: Penghambat Kemajuan dan Pemberdayaan Masyarakat

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 8 Desember 2024 - 18:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengamat Pemberdayaan Masyarakat Indonesia, Hengki Irawan. Ilustrasi: Wildanhanafi/berandalappung.com

Pengamat Pemberdayaan Masyarakat Indonesia, Hengki Irawan. Ilustrasi: Wildanhanafi/berandalappung.com

Bandar Lampung (berandalappung.com) – Istilah “banci bener” atau “banci ambil keputusan” kerap digunakan untuk menggambarkan sikap ragu-ragu atau kurang tegas dalam mengambil keputusan, terutama dalam konteks kepemimpinan.

Dalam pandangan Hengki Irawan , seorang tokoh pemberdayaan, istilah ini menjadi sorotan untuk mengkritik gaya kepemimpinan yang lemah, di mana individu sering menghindari tanggung jawab atau takut mengambil risiko saat membuat keputusan penting.

Pandangan Hengki Irawan Mengenai Kepemimpinan dan Pemberdayaan

1. Pengambilan Keputusan dalam pemberdayaan Masyarakat

Dalam proses pemberdayaan, pengambilan keputusan yang tegas sangatlah krusial. Keputusan yang diambil akan memengaruhi perkembangan masyarakat yang diberdayakan.

Menurut Hengki, sikap “banci ambil keputusan” mencerminkan ketidaktegasan yang dapat menghambat kemajuan masyarakat.

Seorang pemimpin pemberdayaan harus memberikan arahan yang jelas untuk memastikan masalah di komunitas dapat diatasi dengan efektif.

Baca Juga :  Kapolres Pringsewu Tindak Oknum Wartawan Meresahkan, Advokat Peradi Hengki Irawan Dukung Penuh

2. Keberanian untuk Bertindak

Hengki menekankan bahwa pemimpin harus memiliki keberanian untuk mengambil keputusan, meski berisiko.

Ketakutan untuk salah atau khawatir akan reaksi orang lain hanya menunjukkan kelemahan dalam kepemimpinan.

Sikap “banci bener” sering kali terwujud dalam perilaku mencari pembenaran berulang-ulang tanpa melakukan tindakan nyata.

3. Kesalahan sebagai Bagian dari Proses Belajar

Hengki percaya bahwa kesalahan adalah elemen penting dalam pembelajaran.

Pemimpin yang berani mengambil langkah meski berpotensi keliru akan lebih efektif dibandingkan mereka yang terus-menerus menunda keputusan.

Sikap ragu-ragu ini, menurut Hengki, tidak hanya memperlambat proses perubahan tetapi juga menurunkan kepercayaan masyarakat.

4. Membangun Kepercayaan Melalui Ketegasan

Keberanian dalam mengambil keputusan tidak hanya memengaruhi hasil, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin.

Hengki menegaskan bahwa pemimpin yang tegas, meskipun hasil keputusannya tidak sempurna, akan lebih dihormati dibandingkan pemimpin yang menghindar dari tanggung jawab.

Baca Juga :  Ketua KPU Lampung Rampingkan Jumlah TPS Pilkada 2024

Penerapan Prinsip Ini dalam Kehidupan Nyata

Proyek Sosial:

Dalam proyek pembangunan desa, misalnya alokasi anggaran atau pembagian tugas, pemimpin harus berani mengambil keputusan berdasarkan data yang ada, meskipun keputusan tersebut tidak sepenuhnya ideal.

Konflik di Komunitas:

Dalam situasi konflik, pemimpin pemberdayaan harus mampu bertindak sebagai mediator dan mengambil langkah penyelesaian dengan bijak, tanpa takut dianggap memihak salah satu pihak.

Hengki menilai bahwa sikap “banci bener” adalah penghambat dalam proses pemberdayaan.

Pemimpin yang efektif harus berani mengambil keputusan dengan penuh keyakinan, terlepas dari risiko yang mungkin muncul.

“Ketegasan, keberanian, dan tanggung jawab adalah elemen utama untuk menciptakan perubahan positif di masyarakat,” tandas Hengki Irawan yang diketahui adalah Aktivis Humanika Lampung.

Berita Terkait

Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik
Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung
“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order
Aktivis 98 Kecam Tindakan Represif Aparat dan Tuntut Keadilan atas Gugurnya Kawan Ojol Pejuang Demokrasi
Ratusan Mundur dari Sekolah Rakyat: Antara Idealisme Program dan Realitas Lapangan
Specialty Indonesia 2025 Digelar, Ratusan Pelaku Industri Siap Unjuk Gigi
LMKN Tegas Soal Kasus Gacoan, Royalti Musik Bukan Formalitas
Komcad SPPI Siapa Mereka, Apa Tugasnya, dan Berapa Gajinya?
Berita ini 157 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 19 September 2025 - 21:27 WIB

Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik

Rabu, 10 September 2025 - 16:52 WIB

Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung

Senin, 1 September 2025 - 21:10 WIB

“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order

Jumat, 29 Agustus 2025 - 19:52 WIB

Aktivis 98 Kecam Tindakan Represif Aparat dan Tuntut Keadilan atas Gugurnya Kawan Ojol Pejuang Demokrasi

Selasa, 12 Agustus 2025 - 06:56 WIB

Ratusan Mundur dari Sekolah Rakyat: Antara Idealisme Program dan Realitas Lapangan

Berita Terbaru

Peristiwa

Lampung dan Jembatan Gantung yang Terlupakan

Minggu, 21 Sep 2025 - 08:07 WIB

Pemerintahan

Gubernur Lantik Rendi dan Anang, Ingatkan Jabatan Adalah Amanah

Kamis, 18 Sep 2025 - 21:28 WIB