Menyambut Bulan Suci Ramadan, MPAL Melaksanakan Festival Belimau

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 19 Maret 2023 - 18:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BERANDALAMPUNG.COM – Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriah tahun 2023, Majelis Punyimbang Adat Lampung (MPAL) Kabupaten Pesawaran menggelar Festival Budaya Bulimau atau Belangikhan untuk menyucikan diri saat memasuki bulan suci umat muslim tersebut.

Ketua Umum MPAL Kabupaten Pesawaran Farifki Zulkarnayen gelar Suntan Junjungan Makhga mengatakan, bahwa bulimau ini adalah mengandung filosofi sakral yang artinya membersihkan diri, hati dan pikiran menjelang Bulan Suci Ramadhan.

“Memang bulimau ini merupakan tradisi adat Lampung sejak jaman dahulu, dan Alhamdulillah saat ini kita bisa membangkitkan lagi untuk melestarikan tradisi Bulimau ini, sehingga anak cucu kita bisa mengetahuinya,” kata Farifki, saat melaksanakan acara Festival Bulimau atau Belangikhan di aliran sungai Wisata Bronjong Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan kabupaten setempat, Minggu, 19 Maret 2023.

Ia menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona dan Kepala Desa Cipadang Sugianto yang telah mendukung serta memfasilitasi sehingga terselenggaranya acara ini.

“Terimakasih juga kepada bapak Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona yang telah menjunjung tinggi adat dan budaya yang ada di kabupaten Bumi Andan Jejama. Dan juga terima kasih kepada Kepala Desa Cipadang bapak Sugianto yang telah memberikan fasilitas di sungai Wisata Bronjong ini,” ujarnya.

Baca Juga :  Nanda-Antonius Terima Surat Rekomendasi dari PKB di Pilkada Pesawaran

“Karena ini juga merupakan bentuk kearifan lokal yang perlu kita tonjolkan, dan Bulimau sangat erat kaitannya dengan agama kita Islam,” tambahnya.

Sementara, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona sangat menyambut baik atas terselenggaranya Festival Bulimau atau Belangikhan tersebut.

“Saya berharap, festival ini menjadi salah satu upaya pelestarian adat dan budaya Lampung sekaligus menjadi ajang promosi wisata Pesawaran kepada masyarakat luas,” kata Dendi.

Dijelaskan, bahwa masyarakat Pesawaran memiliki ragam budaya yang khas dan unik, mulai dari adat istiadat, bahasa, dan sastra, tradisi, kesenian, arsitektur tradisional, hingga makanan tradisional.

“Budaya Lampung juga memiliki basis budaya yang kuat, merupakan sumber ekonomi wisata yang dapat dikembangkan, termasuk wisata sejarah, serta memiliki potensi ekonomi kreatif dengan memadukan antara kreativitas seni dengan teknologi,” ujarnya.

“Oleh karena itu, acara ini sangat strategis sebagai wahana untuk memelihara, melestarikan dan mengembangkan budaya Lampung masa kini dan masa depan,” kata dia.

Baca Juga :  Dukung Transformasi Kesehatan, Dosen Poltekkes Giat Sisialisasi Posyandu Prima di Lamsel

Menurutnya, Bulimau atau Belangiran merupakan budaya turun temurun
untuk menyucikan hati, pikiran dan diri dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan dengan cara membasuh diri di sungai dengan minyak wangi, kembang warna warni, dan juga jeruk nipis.

“Saya juga mengajak kepada para Tokoh Adat, Tokoh Agama dan segenap masyarakat Lampung untuk
menjadikan acara ini sebagai sarana untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan Lampung. Kita tidak boleh membiarkan budaya Lampung yang kita banggakan ini tergerus oleh budaya global. Dan mari kita tetap menjaga dan memegang teguh tradisi budaya yang menjadi ujung tombak dalam pelestarian kebudayaan Lampung,” pungkasnya.

Diketahui, dalam pelaksanaan Festival Bulimau atau Belangikhan tersebut juga dihadiri Kapolres Pesawaran, Kejari Pesawaran, Anggota DPRD Pesawaran, Kepala Prodi Bidang Bahasa Lampung Unila, Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Para Kepala OPD di lingkup Pemkab Pesawaran, Kepala Kantor PTPN VII Way Lima Dan Way Berulu, kelompok Masyarakat Adat, Muli Mekhanai (bujang gadis) Lampung Saibatin dan Lampung Pepadun (*).

Berita Terkait

PKD Lampung Dimulai Hari Ini, Isbedy dan Dzafira Tampil Sabtu
Mahasiswa Diuji Tekanan, Webinar Ungkap Cara Mengelola Stres Akademik
“Mewahnya Festival Krakatau, Tapi Apa Kabar Radin Inten?”
Potensi Mengubah Kayu Cepat Tumbuh Jadi Tangguh, Solusi Ramah Lingkungan dari Heat Treatment
Metode Menyelam Bawah Air di Irak Kuno, Prasasti Assyria
Jepang Dan Etika Yang Menginspirasi
Kisah Scarface: Raja Maasai Mara Yang Menolak Takdir Alam
Tugu Payan, Sebuah Cerita Denga Penuh Makna
Berita ini 209 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 20:01 WIB

PKD Lampung Dimulai Hari Ini, Isbedy dan Dzafira Tampil Sabtu

Selasa, 14 Oktober 2025 - 14:58 WIB

Mahasiswa Diuji Tekanan, Webinar Ungkap Cara Mengelola Stres Akademik

Senin, 7 Juli 2025 - 06:33 WIB

“Mewahnya Festival Krakatau, Tapi Apa Kabar Radin Inten?”

Senin, 23 Juni 2025 - 10:44 WIB

Potensi Mengubah Kayu Cepat Tumbuh Jadi Tangguh, Solusi Ramah Lingkungan dari Heat Treatment

Minggu, 18 Mei 2025 - 11:36 WIB

Metode Menyelam Bawah Air di Irak Kuno, Prasasti Assyria

Berita Terbaru

Art - Edukasi

PKD Lampung Dimulai Hari Ini, Isbedy dan Dzafira Tampil Sabtu

Senin, 20 Okt 2025 - 20:01 WIB

Opini

Budiyono, Intelektual Organik dari Lampung

Senin, 20 Okt 2025 - 18:31 WIB

Hukum

PUTUSAN MK DAN SK DATIN LEGALISASI HALUS PERUSAKAN HUTAN

Sabtu, 18 Okt 2025 - 22:39 WIB

Pendidikan

Gubernur Mirza, Literasi Pondasi Kemajuan Peradaban Bangsa

Sabtu, 18 Okt 2025 - 22:31 WIB