Masa Depan Bahasa Lampung Menghawatirkan?

- Jurnalis

Senin, 29 April 2024 - 18:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Segenap Budaya Lampung mengadakan Diskusi dengan bertema “Masa Depan Bahasa Lampung. Foto : Ist

Segenap Budaya Lampung mengadakan Diskusi dengan bertema “Masa Depan Bahasa Lampung. Foto : Ist

Bandar Lampung, (berandalappung.com) – segenap pelaku budaya di Lampung kembali mengadakan diskusi di gedung Graha Kemahasiswaan Universitas Lampung dalam acara Majelis 27an dengan tema “Masa Depan Bahasa Lampung?” Sabtu (27/4/24) malam.

Diskusi terbuka ini telah menghadirkan pembicara Drs. Iqbal Hilal, M.Pd selaku Kaprodi Bahasa Lampung Universitas Lampung serta Ari Pahala Hutabarat selaku budayawan.

Selanjutnya, dialog ini dibuka oleh moderator Edi Siswanto, M.Pd selaku akademisi FKIP Unila. Beliau menyampaikan diskusi ini muncul karena hadirnya kekhawatiran tentang Bahasa Lampung yang disinyalir akan punah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pertama, kekhawatiran ini muncul muncul berdasarkan riset pakar sosiolinguistik, Prof. Hasyim Gunawan (1984): Bahasa Lampung diprediksi akan punah dalam 3 generasi yang berarti 75 tahun dari tahun 1984.

Edi menambahkan problem ini bisa kita lihat dari perilaku manusia lampung saat ini, di mana timbul rasa tidak percaya diri ketika menggunakan bahasa ibunya, terlebih pada generasi muda terlebih lagi yang tinggal di daerah kota, yang merasa lebih bangga ketika mampu menguasai bahasa asing, seperti bahasa Inggris.

Lalu berdasarkan data statistik, terhitung dari 9 Juta penduduk Lampung, hanya 12% yang merupakan penutur jati Bahasa Lampung sehingga sulit untuk membuat Bahasa Lampung familiar secara menyeluruh.

Iqbal Hilal, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Lampung Unila memaparkan kondisi Bahasa Lampung ke depannya bergantung pada perilaku masyarakatnya sendiri, sikap kita terhadap Bahasa. Jika berkomunikasi sehari-hari kita sungkan menggunakan bahasa Lampung, artinya ada yang salah dengan sikap kita.

Baca Juga :  Warek Lampung lebarkan Sayap, Untuk Lampung Juara

Salah satu nilai yang kita punya dalam Piil pesenggiri adalah Nengah Nyappugh: kita punya toleransi tinggi terhadap etnis pendatang. Tapi jika disalahtempatkan, terutama dalam penggunaan Bahasa, justru itu mendorong kepunahan Bahasa kita.

“Sebutan ‘orang Lampung’ bukan ditentukan berdasarkan etnisnya tapi berdasarkan siapa saja yang berada di sana. peganglah “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”: sebagai orang yang hidup dan dihidupi tanah Lampung, harusnya kita malu jika tidak berbahasa Lampung.”

Iqbal Hilal menambahkan, perlunya kita memperbanyak peristiwa-peristiwa Bahasa. Tiap komunitas atau Lembaga-lembaga bisa mengonstruknya minimal di lingkarannya sendiri, dengan membiasakan berbahasa lampung.

Lebih lanjut kita bisa perbanyak acara yang bertema Bahasa lampung, dalam konteks seni misalnya, termasuk juga di acara-acara resmi.

Selanjutnya, Ari Pahala Hutabarat memaparkan alasan mengapa kita wajib mempertahankan eksistensi Bahasa lampung. Bahasa menentukan pikiran, pikiran menentukan Bahasa. Artinya bahasa menjadi wadah dari setiap buah pikir sebuah masyarakat.

Berbagai nilai-nilai, pengetahuan tradisi hanya akan terwadahi dan terkomunikasikan melalui Bahasa. Dalam konteks Bahasa Lampung, subjek yang mengomunikasikan nilai-nilai tersebut itulah yang disebut manusia Lampung.

Jika Bahasa lampung punah, seluruh nilai yang dibawanya akan ikut punah. Singkatnya, jika tidak ada lagi penggunaan Bahasa Lampung, maka tidak ada lagi manusia Lampung dan Lampung itu sendiri (dalam konteks budaya).

“Anehnya, belum ada upaya serius dari kita khususnya Pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Hampir tidak ada strategi-strategi ketahanan bahasa di tengah gempuran budaya asing saat ini, seperti Barat dan Korea.”

Baca Juga :  PMK Kembali Merebak di Lampung, Disnakeswan Pastikan Penanganan dan Pencegahan Intensif

Gino Vanollie, salah satu peserta diskusi menambahkan bahwa isu ini harus terus diangkat untuk mendesak gubernur selaku Pemegang Pemerintahan Pusat Daerah Lampung, untuk meningkatkan intensinya terhadap problem bahasa Lampung.

“Suara-suara (diskusi) ini harus lebih intens, kampus maupun mahasiswa dalam hal ini harus berani bersuara. Kalo gubernur punya intensi yang cukup, saya pikir kan bupati akan mengikuti, camat juga, sampe pada level desa”, ucapnya.

Selanjutnya Ari menambahkan, ada banyak cara yang bisa kita lakukan, misalnya dari aspek ekonomi seperti yang terjadi pada Bahasa Inggris.

“Bayangkan jika pemerintah lampung membuat aturan untuk mewajibkan setiap orang yang ingin melamar pekerjaan baik negeri maupun swasta, untuk punya kemampuan berbahasa Lampung. semacam syarat TOEFL. pastilah orang-orang akan berbondong-bondong belajar Bahasa Lampung karena tuntutan ini.”

Para peserta kemudian menanggapi serta memberikan pertanyaan hingga diskusi usai pada pukul 23.00. Diakhir acara, Novian Pratama selaku ketua pelaksana kegiatan berharap semoga buah diskusi ini bisa kita petik dan ada tindakan lanjut secara individu maupun kolaboratif.

“Di ruang ini kita menyatukan persepsi dan pemikiran, tapi sikap apa yang akan diambil selanjutnya itu kembali ke diri masing-masing. Yang pasti kita harus tetap optimis membuat kebudayaan di Lampung membaik. Kita lakukan apa yang paling mungkin dilakukan. Misalnya seperti Majelis 27an ini, yang akan kita gelar kembali di bulan mendatang.” (Rls)

Berita Terkait

AMSI Lampung Serbu Tempo Institute, Dalami Jurnalisme Investigatif
Terjebak di Puncak, Kisah Perjalanan Istri Pj. Gubernur dalam Menjalankan Tugas
Truk Sampah Bobrok, Pengamat: Rakyat Bisa Gugat dan Pejabat Jangan Cuma Makan Gaji Buta
Proyek JPO Siger Milenial Diduga Langgar K3, Pemkot Bandar Lampung Dinilai Tutup Mata
Pemekaran Bandar Negara, Pariwisata Jadi Andalan Sektor Ekonomi
AMSI Lampung Gelar Rapat Perdana di Tahun 2025, Susun Program Kerja dan Evaluasi Kinerja
Harga Singkong Anjlok, Prabowo Tegaskan Stop Impor, Petani Lampung Menjerit
Ade Utami Ibnu dan SMA Utama Bandar Lampung Luncurkan Program Bina Baca Qur’an
Berita ini 140 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 12 Februari 2025 - 11:44 WIB

AMSI Lampung Serbu Tempo Institute, Dalami Jurnalisme Investigatif

Senin, 10 Februari 2025 - 18:25 WIB

Terjebak di Puncak, Kisah Perjalanan Istri Pj. Gubernur dalam Menjalankan Tugas

Kamis, 6 Februari 2025 - 22:07 WIB

Truk Sampah Bobrok, Pengamat: Rakyat Bisa Gugat dan Pejabat Jangan Cuma Makan Gaji Buta

Kamis, 6 Februari 2025 - 16:08 WIB

Proyek JPO Siger Milenial Diduga Langgar K3, Pemkot Bandar Lampung Dinilai Tutup Mata

Kamis, 6 Februari 2025 - 15:27 WIB

Pemekaran Bandar Negara, Pariwisata Jadi Andalan Sektor Ekonomi

Berita Terbaru

Pemerintahan

Karena Libur, Harga LM Antam Turun Tipis

Jumat, 18 Apr 2025 - 13:45 WIB

Pemerintahan

Pemprov Lampung Luncurkan Sistem SP2D Online

Kamis, 17 Apr 2025 - 17:00 WIB

Hukum

Parosil Siap Turunkan Perambah Dari TNBBS

Kamis, 17 Apr 2025 - 08:34 WIB