Berandalappung.com – Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pertanian Universitas Lampung (UNILA), M. Rasyid Ridho, melontarkan kritik tajam terhadap lambannya penanganan banjir yang kerap melanda Bandar Lampung setiap tahun.
Ridho menilai pemerintah gagal memberikan solusi jangka panjang untuk mencegah bencana yang terus berulang ini.
Saat itu Eva mengumbar janji akan membelokkan sungai dan mengoptimalkan Talud serta bronjong sehingga Bandar Lampung tidak lagi mengalami banjir, nyatanya banjir melanda kota Bandar Lampung.
“Air yang banyak dikirimkan itu melalui dataran tinggi makanya ke kita. Jika nanti saya jadi walikota akan saya ambil solusi gimana caranya nanti supaya tidak Banjir lagi. Nanti kalinya akan kita pengkolkan terus juga nanti talud akan kita perbesar,” urai Eva Dwiana.
“Setiap tahun banjir menimbulkan kerusakan besar, mengganggu aktivitas masyarakat, bahkan menyebabkan korban jiwa. Namun, upaya pemerintah tidak menunjukkan perubahan signifikan,” tegas Ridho pada Minggu, (19/1/2025) seusai melihat korban terdampak banjir.
Ia menyebut langkah pemerintah selama ini hanya bersifat sementara, seperti evakuasi dan bantuan darurat, tanpa adanya tindakan preventif yang nyata.
Ridho menjelaskan bahwa dampak banjir sangat luas, mulai dari kerusakan infrastruktur, hilangnya aset warga, hingga terganggunya aktivitas ekonomi.
Namun, respons pemerintah dinilai masih reaktif dan tidak menyentuh akar masalah.
“Pemerintah seharusnya mengambil pendekatan yang komprehensif, seperti perbaikan sistem drainase, normalisasi sungai, penataan kawasan rawan banjir, serta pengelolaan sampah yang menjadi faktor utama penyebab banjir,” ujarnya.
Ia juga menyoroti perlunya perencanaan infrastruktur yang lebih ramah terhadap mitigasi bencana.
“Kita tidak bisa terus-menerus menangani banjir dengan solusi darurat setiap kali bencana datang. Pemerintah harus menyusun rencana jangka panjang untuk mencegah dan meminimalkan dampaknya,” imbuh Ridho.
Sebagai langkah konkret, HMI Komisariat Pertanian UNILA berkomitmen untuk mengawal isu banjir ini secara berkelanjutan.
“Kami akan terus mendesak pemerintah agar tidak hanya bertindak sesaat, tetapi menghadirkan solusi permanen demi kesejahteraan masyarakat yang terdampak,” tandasnya.
Kritik ini menjadi pengingat bahwa penanganan banjir tidak bisa berhenti pada reaksi cepat semata, tetapi membutuhkan langkah strategis yang menyeluruh untuk mengurangi risiko bencana di masa depan.