Bandar Lampung (berandalappung.com) – Di atas awan, terdapat sebuah alam yang penuh dengan kerajaan yang berjaya dalam warna dan simbol masing-masing.
Namun, hari itu, sejarah berubah. Sebelas dinasti tumbang oleh kekuatan baru yang disebut Pasukan Angin, membawa berita kekalahan yang tak terduga.
Dinasti Pertama: Arjuno dan Kurasa Biru
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Arjuno, sang raja petahana yang memimpin dengan gagasan Bertani Jaya, awalnya disambut harapan rakyat.
Namun, badai yang bernama Kurasa Biru, didukung oleh kekuatan Bintang Tiga, Beringin Hijau, Lebah, Bulan, dan Matahari , membawa angin baru yang tak terbendung.
Arjuno hanya didukung oleh Sapi Albino dan pasukan kecil yang setia, tetapi ternyata itu tak cukup.
Dalam hitungan cepat, Kurasa Biru melesat jauh, meninggalkan Arjuno menatap tak percaya pada tahta yang ia tinggalkan.
Dinasti Kedua: Asuma dan Ocid
Di kerajaan Pati Tengah , Asuma, sang raja, berharap melanjutkan kekuasaannya. Namun, Ocid, yang pernah menjadi wakilnya, berbalik arah dan mencalonkan diri sebagai pesaing.
Dengan dukungan rakyat yang kecewa pada Asuma, Ocid berhasil merebut tahta dengan suara yang mengguncang seluruh kerajaan.
Dinasti Ketiga: Unang dan Ige
Kerajaan Unang terhuyung ketika Ige, menantu dari Waisya Dermawan, muncul dengan kekuatan baru.
Unang, yang dikenal tegas, tak mampu menahan gelombang perubahan yang diusung Ige. Pada akhirnya, rakyat lebih percaya pada sosok muda dengan visi segar.
Dinasti Keempat: Mawan dan Putri Lebah Hijau
Mawan, raja Pati Timur, sempat terhambat oleh Pasukan Angin saat mendaftarkan dirinya kembali.
Meski akhirnya lolos dan ikut bertarung, hasil hitungan cepat menunjukkan bahwa Putri Lebah Hijau adalah bintang baru yang membawa harapan bagi rakyat Pati Timur.
Mawan harus menerima kekalahannya dengan hati yang berat.
Dinasti Kelima: Pati Tabib Pangeran Abang
Di kerajaan Pati Tabib , kampanye Pangeran Abang terhantam badai saat wakilnya dicoret oleh Pasukan Angin karena pelanggaran fatal.
Bahkan, di tempat pemungutan suara, rakyat justru meninggalkan sang petahana, membuatnya kehilangan segala dukungan.
Dinasti Keenam: Putri Arti dan Lurah Terpadu
Kerajaan Awan menyaksikan kekalahan tipis Putri Arti melawan Lurah Terpadu, yang didukung oleh pasukan Semut Berbaris.
Meski hanya selisih kecil, kekalahan ini cukup untuk menggoyahkan posisi Putri Arti dan menyerahkan tahtanya pada penguasa baru.
Dinasti Ketujuh: Putri Lumba-lumba dan Iman Tubagus
Di negeri Laut Biru, Putri Lumba-lumba , yang digadang akan memimpin dua periode, akhirnya jatuh ke tangan Iman Tubagus.
Putri yang karismatik itu tak mampu menghadapi gelombang kepercayaan baru yang datang untuk lawannya.
Dinasti Kedelapan: Putra Mahkota dari Negeri Utara
Di Negeri Utara, Putra Mahkota yang mewarisi tahta dari raja sebelumnya, tak mampu mempertahankan posisinya.
Insinyur , seorang mantan lurah dengan ide-ide inovatif, mengambil alih tahta dengan suara rakyat yang berpaling.
Dinasti Kesembilan: Pauz dan Petani Kopi
Di kerajaan Pauz, seorang mantan wakil raja bernama Pauz bertarung melawan Petani Kopi, yang merupakan pasukan dari Kurasa Biru.
Uniknya, empat calon bertarung dalam kontestasi ini, namun rakyat lebih mempercayai tangan dingin Petani Kopi yang membawa harapan baru.
Dinasti Kesepuluh: Permaisuri Raja Laut Biru
Raja Laut Biru memutuskan mengusung permaisurinya sebagai calon penguasa.
Namun, Pasukan Badai, dengan kekuatan tanpa kompromi, menggulingkan harapan itu. Rakyat memilih badai perubahan daripada melanjutkan dinasti lama.
Dinasti Kesebelas: Putri Mahkota dan Dermawan Kemeja Biru
Di kampung pelesiran, Putri Mahkota, istri dari raja berkuasa, menghadapi mantan raja Dermawan Kemeja Biru.
Uniknya, meski suaminya masih memerintah, rakyat lebih memilih Dermawan, putra asli kampung itu, yang dulu pernah mereka percaya namun dikalahkan suami Putri Mahkota.
Epilog
Sebelas dinasti tumbang dalam waktu singkat. Di atas awan, sejarah baru tercipta, dan setiap kekalahan menyisakan pelajaran bahwa tahta hanya milik mereka yang benar-benar memenangkan hati rakyat.
Pasukan Angin, sang pembawa berita, menyampaikan semuanya dengan kecepatan yang tak dapat diabaikan.
Alam di atas awan kini bersiap menyambut masa depan yang berbeda.