Bandar Lampung (berandalappung.com) – Indra Gunawan, Pengamat Tata Kelola Desa Provinsi Lampung, mengungkapkan bahwa pinjaman tanpa agunan (KTA) semakin diminati di era digital.
Dengan proses cepat, syarat minimal, dan tanpa jaminan, layanan ini menawarkan solusi bagi masyarakat yang membutuhkan dana mendesak untuk pendidikan, kesehatan, atau kebutuhan konsumtif.
Namun, Indra mengingatkan bahwa di balik kemudahan tersebut, terdapat manfaat dan risiko yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Keuntungan Pinjaman Tanpa Agunan
1. Akses Cepat: Pengajuan hingga pencairan dana sering kali hanya membutuhkan waktu beberapa jam atau hari.
2. Tanpa Risiko Kehilangan Aset: Ketiadaan jaminan mengurangi risiko kehilangan barang berharga, seperti rumah atau kendaraan, jika terjadi gagal bayar.
3. Kemudahan Digital: Banyak penyedia layanan berbasis aplikasi, sehingga proses menjadi lebih praktis dan transparan.
4. Kegunaan Fleksibel: Dana dapat digunakan untuk berbagai keperluan tanpa batasan.
Risiko yang Harus Diperhatikan
1. Bunga Tinggi: Tanpa jaminan, pemberi pinjaman menetapkan bunga tinggi untuk mengimbangi risiko.
2. Plafon Pinjaman Rendah: Jumlah pinjaman terbatas dibandingkan pinjaman dengan agunan.
3. Konsekuensi Gagal Bayar: Gagal membayar dapat merusak skor kredit dan membatasi akses ke layanan keuangan di masa depan.
4. Kemudahan yang Berisiko: Proses yang mudah dapat memicu perilaku konsumtif dan utang berlebihan.
Langkah Bijak dalam Mengelola Pinjaman
Menurut Indra, agar tidak terjebak dalam lingkaran utang, ada beberapa langkah yang perlu diambil:
Identifikasi Kebutuhan: Gunakan pinjaman hanya untuk kebutuhan mendesak, bukan gaya hidup.
Hitung Kemampuan Bayar: Pastikan cicilan sesuai dengan kemampuan finansial.
Bandingkan Penyedia: Cari penyedia KTA dengan bunga dan biaya kompetitif.
Disiplin Bayar Cicilan: Pembayaran tepat waktu menghindari denda dan meningkatkan rekam jejak kredit.
Pentingnya Literasi Keuangan
Indra menekankan bahwa pinjaman tanpa agunan adalah alat keuangan yang dapat menguntungkan jika dikelola dengan bijak. Namun, kurangnya literasi keuangan dapat membuat masyarakat terjebak utang yang sulit dilunasi.
“Lembaga keuangan juga memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan transparansi dan edukasi kepada masyarakat. Jangan sampai kemudahan hari ini menjadi beban di masa depan,” tandas Indra Gunawan.