GRAFITI.ID — Bakauheni Harbour City (BHC) nama calon obyek wisata itu. Bukan rencana kaleng-kaleng, bahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutnya sebagai megaproyek. Pasalnya, dana yang dibutuhkan untuk mewujudkan Proyek Strategis Nasional ini, tak kurang dari Rp1 triliun.
“Oh ya?” sergah Meliana, seorang wanita karir, saat Grafiti.id memberitahunya tentang rencana besar pembangunan obyek wisata di kawasan Lampung Selatan itu, Senin (18/10/2021).
“Kalau itu sampai terwujud, jelas kabar gembira. Sekaligus membanggakan bagi kita warga di Lampung,” tuturnya lagi. Hanya saja, imbuh Meli -sapaan akrabnya- jangan sampai rencana itu hanya sebatas wacana seperti dulu pernah ada rencana pembangunan jembatan di Selat Sunda atau JSS. Meski gaungnya sudah beredar kemana-mana, sambungnya, tapi sampai sekarang tidak ada realisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mudah-mudahan aja yang ini bener-bener terwujud, ya. Jadi kita yang di Lampung makin punya banyak pilihan obyek wisata. Apalagi kalau Bakauheni Harbour City itu katanya didanai pemerintah pusat. Pasti bakal bagus banget,” harap Meli antusias.
Soal kepastian pembangunan BHC juga disampaikan Erick Thohir saat berkunjung ke Lampung Selatan pada Sabtu (16/10/2021). “Pasca pandemi Covid-19, pemerintah terus menjaga pertumbuhan ekonomi negeri dengan tetap memastikan keberlanjutan investasi proyek pembangunan infrastruktur di Tanah Air, termasuk sektor pariwisata. Bakauheni Harbour City ini salah satu di antaranya,” jelasnya.
Bahkan Erick menambahkan, proyek BHC merupakan potensi pariwisata yang luar biasa. Apalagi, dengan tersambungnya jalan tol Trans Sumatera yang terus meningkatkan mobilitas masyarakat. “Tahap awal pemerintah telah berkomitmen untuk menggelontorkan dana lebih dari Rp 500 miliar untuk pembangunan pariwisata Lampung, termasuk dengan pembangunan infrastruktur dasar jalan dan air bersih,” tambahnya.
Erick juga menyoroti posisi BHC yang terbilang sangat strategis, berada tepat di antara Sumatera dan Jawa. Untuk itu dia mengajak semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, dan BUMN terkait, dapat bersinergi dalam proyek ini.
Lebih lanjut diuraikannya, untuk pembangunan tahap awal ASDP bersama Bank Syariah Indonesia, Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN akan mendukung proyek BHC melalui pembangunan Masjid Raya, Creative Hub dan UMKM Center, serta revitalisasi Taman Budaya Siger dengan nilai investasi awal sebesar Rp 45 miliar.
Adapun proyek theme park Krakatau Park ditargetkan dapat dibangun pertengahan tahun depan dan rampung di akhir tahun 2022.
“Saya meyakini kehadiran Mesjid Raya, Creative Hub, UMKM Center dan taman budaya ini nanti tidak hanya menjadi mercusuar peradaban, tetapi juga penggerak perekonomian masyarakat setempat,” kata Erick.
Sementara Wakil Menteri II BUMN, Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan, proyek BHC yang merupakan kawasan terintegrasi pariwisata Bakauheni akan dirancang dengan konsep Integrated Tourism Complex.
“Nantinya beberapa magnet spesifik yang dibangun akan menjadi destinasi dan daya tarik pariwisata pada kawasan, sehingga terhubung dalam sistem jaringan pariwisata di lahan seluas 214 hektare. Lokasi wisata juga akan terintegrasi dengan menara Siger yang sudah terlebih dulu berdiri di Lampung,” jelas Kartiko.
BHC juga diprediksi akan menarik minat masyarakat yang menggunakan fasilitas penyeberangan di Selat Sunda. Berdasarkan data PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), dari total 49 juta yang dilayani di seluruh Indonesia, lintasan Merak-Bakauheni sendiri berkontribusi sebesar 42,2 persen atau sekitar 20,7 juta penumpang yang menyeberangi Jawa-Sumatera setiap tahun..
Di sisi lain Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyambut antusias rencana BHC. “Kita yakin, dengan adanya komitmen dan upaya akselerasi seluruh pihak, proyek ini dapat terwujud pada tahun 2022. Kami juga yakin BHC akan menjadi kawasan pariwisata terintegrasi nasional, yang mampu menarik wisatawan baik domestik maupun asing,” tutur Gubernur Arinal optimis.
Bila menilik data, Lampung memang cukup dilirik wisatawan. Provinsi ini menempati urutan ke-11 dengan tujuan wisatawan nusantara (wisnus) 2,4 persen dari total perjalanan wisnus di Indonesia. Adapun asal wisatawan yang berkunjung ke Lampung, berasal dari Palembang 46 persen, Jabodetabek 24 persen dan dari Bandung 16 persen. (Bintang)
EDITOR: MITHA SETIANI ASIH