berandalappung.com— Jakarta, Ketua Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia, Herianto menyoroti pernyataan Mendikti Saintek Brian Yuliarto yang menyebut kampus tempat terbuka bagi siapa pun termasuk TNI. Pernyataan Brian yang secara tak langsung memperbolehkan TNI masuk ke wilayah kampus ini justru membuat kekhawatiran akan mempengaruhi independensi perguruan tinggi.
“Kami sangat menyoroti kekhawatiran serius terkait independensi perguruan tinggi,” ujar Herianto kepada awak media, Kamis (24/4/2025).
BEM SI menilai bahwa pernyataan Brian itu justru dianggap menormalisasi militerisme di ruang akademik yang berisiko membungkam kebebasan berpendapat. Ini seperti terjadi pada tahun 1978 dengan nama Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) yang dibidani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Me ndikbud) saat itu, Daoed Joesoef dan Jendral Sumitro selaku Pangkokantip
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami dari BEM SI menilai langkah ini sebagai bentuk normalisasi militerisme di ruang akademik, yang rawan digunakan untuk meredam gerakan mahasiswa dan membatasi kebebasan berpikir,” jelasnya.
Herianto menyebut, kehadiran TNI di kampus tidak memiliki relevansi langsung dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Sebaliknya hal ini justru berpotensi menciptakan iklim ketakutan, membunuh daya kritis, dan menguraikan ruang diskusi ilmiah yang bebas dan otonom,” ucapnya.
Isu TNI masuk kampus ini merupakan masalah genting karena keberadaan orang-orang militer di ligkungan kampus dapat menyebabkan intimidasi. “Kami rasa isu ini genting karena menyentuh inti kebebasan hak akademik untuk berpikir, menyampaikan pendapat, dan mengkritik tanpa tekanan,” paparnya. Menurut Herianto, apa pun alasannya, masuknya militer ke kampus tetap berpotensi mengancam prinsip pendidikan kritis dan demokrasi. “Ketika militer masuk kampus, yang terancam bukan hanya pelajar, tapi juga masa depan pendidikan kritis dan demokratis di Indonesia ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan, kampus adalah tempat terbuka bagi siapa pun yang ingin bekerja sama ataupun mengisi material, termasuk untuk TNI. “Kalau dari kami, dalam konteks kerja sama penelitian, kerja sama kuliah akademik, pengisian materi, dan sebagainya, kampus itu adalah tempat yang terbuka. Dan sudah banyak berjalan sebenarnya ya beberapa mitra kampus, tidak hanya dari TNI, juga dari kalangan industri, dari kalangan profesional lainnya. Itu tentu bisa terlibat dalam proses pengajaran dan juga tidak kalah penting, dalam proses penelitian,” ujar Brian di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025). Brian menjelaskan, kampus adalah tempat terbuka terhadap berbagai pihak dan sifat terbuka itu bisa memperluas penelitian. “Sekarang misalnya kami dengan Pindad itu kan industri angkatan juga ya, industri senjata ya, tentu itu kaitannya dengan TNI dan sebagainya. Itu kami bekerja sama untuk menemukan berbagai hal koneksi apakah independensi industri senjata atau industri ya untuk mendukung pelaksanaan perlindungan di Indonesia. Jadi secara itu tidak ada masalah,” jelasnya.
Editor : Hengki Padangratu