Lebaran Di Lampung Dalam Kenangan: Di Antara Wajik, Dodol, dan Doa

- Jurnalis

Minggu, 30 Maret 2025 - 09:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

salah satu kenangan paling manis, saat menjelang lebaran, bagi ulun Lampung adalah aroma wajik. Foto: Dok. Pribadi

salah satu kenangan paling manis, saat menjelang lebaran, bagi ulun Lampung adalah aroma wajik. Foto: Dok. Pribadi

Oleh: Prof. Admi Syarif, PhD (Glr. Radjo Mergo) Guru besar Unila dan tukang tulis

berandalappung.comHari terakhir Ramadan selalu membawa rasa haru. Suasana penuh doa, harapan, dan kehangatan kembali menyelimuti setiap sudut rumah “MEpet saWAH”, Tanjoeng Senang. Esok, Idul Fitri akan tiba, mengetuk pintu hati, mengajak kita pulang—bukan hanya ke rumah, tapi juga ke kenangan “manis”. Pagi ini, usai santap sahur terakhir dibulan Ramadhan 1446H, seraya berdoa semoga diberikan kesehatan, kebahagiaan, dan dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan, saya kembali menyelesaikan tulisan ini. Tulisan-tulisan yang semoga kelak menjadi warisan dan kenangan untuk masa depan, untuk Lampung tercinta.

Dan salah satu kenangan paling manis, saat menjelang lebaran, bagi ulun Lampung adalah aroma wajik dan dodol yang mengepul dari dapur menjelang Lebaran.
Sebelum kita larut dalam cerita, mari kita buka dengan pantun kecil:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kuda mana yang tuan senangi;
Tentu yang hitam cepat larinya;
Gadis mana yang tuan cari;
Gadis Lampung putih kulitnya.

Begitu pula dengan wajik dan dodol—dua sajian yang sejak dahulu tak pernah absen dari lebaran “ulun” Lampung. Wajik dan dodol bukan sekadar penganan . Ia adalah warisan, pelajaran, dan lambang cinta yang disimpan dalam manisnya gula dan lengketnya ketan.

Terbuat dari bahan sederhana—ketan hitam, gula aren, santan kelapa—namun memerlukan waktu panjang dan kesabaran besar untuk menyempurnakan rasanya. Dulu, ngegaleu dodol adalah ritual sakral keluarga. Ibu di dapur, anak-anak membantu, dan aroma manis mulai memenuhi rumah sejak dini hari.

Baca Juga :  Rahasia Sayur Asem, Resep Tradisional Segar yang Wajib Dicoba di Rumah

Dan karena keduanya terbuat dari ketan—yang dalam bahasa kami disebut “lengket”—maka wajik dan dodol juga menyimpan harapan agar hubungan keluarga tetap lengket, erat, dan penuh kasih sayang, meski lebaran hanya datang sekali setahun. Ibunda saya pernah berkata, “Kalau bisa sabar bikin dodol, bisa sabar menghadapi hidup.” Karena setiap adukan bukan hanya mencampur bahan, tapi juga merajut harap: agar hidup manis, keluarga rukun, dan rezeki lengket terus.

Perlu kesabaran, tenaga, dan cinta dalam setiap proses ngegaleu (mengaduk) yang bisa memakan waktu berjam-jam. Saya masih ingat, ketika kecil, tangan kecil kami turut memegang kayu pengaduk besar, membantu ibu di dapur menjelang Lebaran.

Kami tak pernah mengeluh. Sebab kami tahu, dalam adukan itu, ibu sedang mengajarkan dan menanamkan nilai: kesabaran, ketekunan, dan cinta keluarga.

Manis pada wajik dan dodol bukan sekadar soal rasa—ia adalah simbol harapan dan doa yang tak terucap. Di dalam setiap tetes gula aren, tersimpan filosofi hidup “ulun” Lampung yang sederhana tapi mendalam: bahwa hidup yang dijalani dengan sabar dan ketulusan, akan meninggalkan rasa manis bagi siapa pun yang merasakannya. Maka, setiap kali kita mencicipi wajik atau dodol, secara implisit, kita sesungguhnya sedang mengucap doa untuk masa depan yang lebih baik.

Baca Juga :  Mbak Farah: Pencegahan Stunting Upaya Tingkatkan Kualitas Penduduk

Ibunda saya pernah berkata, “Dodol dan wajik bukan cuma untuk dimakan, tapi untuk dikenang.” Karena dari bahan dasar yang sama, yang diolah dengan penuh kesungguhan, lahirlah dua bentuk yang berbeda namun sama-sama manis—seperti manusia yang berbeda sifat namun tetap bisa menyatu dalam satu keluarga.

Di meja-meja lebaran di pelosok Lampung, dua penganan ini masih setia hadir. Ia tak hanya memanggil selera, tapi juga memanggil ingatan. Ia bukan sekadar sajian, tapi pesan dari generasi ke generasi bahwa hidup ini butuh kesabaran, dan cinta selalu butuh diaduk agar tetap hangat.

Kini, meski zaman telah berubah, kenangan itu tetap hidup. Dan kabar baiknya: kita tak perlu lagi bersusah payah membuatnya sendiri. Di berbagai toko oleh-oleh khas Lampung, wajik dan dodol tersedia dengan mudah.

Cita rasanya tetap autentik, bahkan kini hadir dalam beragam varian: dodol pandan yang harum, dodol durian yang legit, hingga rasa-rasa modern yang tetap menjaga keaslian. Sentuhan masa kini pada rasa masa lalu.

Tradisi memang tak harus selalu dibuat sendiri—kadang cukup dikenang, dinikmati, dan dibagi dalam bentuk yang baru.

Pantas saja jika banyak orang berkata:
“Lampung memang diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum.”
Karena setiap sudutnya menyimpan rasa, setiap makanannya menyimpan makna.

Selamat Hari Raya Idul Fitri,
Mohon maaf lahir dan batin.

dang lupo BAHAGIA geh! ***

Penulis : Prof. Admi Syarif, PhD

Editor : Hengki Padangratu

Berita Terkait

Minum Kopi di Pagi Hari, Rahasia Panjang Umur Menurut Studi Terbaru
Ini salah satu Cafe Yang Diminati Warga Bandar Lampung
Resep Empek-Empek Ikan Tenggiri dengan Kuah Cuko, Lezat dan Mudah Dibuat di Rumah
Tekwan Ikan Tenggiri: Hidangan Hangat yang Cocok Dinikmati Saat Hujan
Wow! Dimsum Ayam, Kreasi Lezat yang Mudah Dibuat di Rumah
Resep Rolade Ayam Lembut dan Gurih, Cocok untuk Lauk Keluarga
Fire Chicken Wings: Inovasi Kuliner Ayam Krispi Pedas yang Wajib Dicoba
Rahasia Sayur Asem, Resep Tradisional Segar yang Wajib Dicoba di Rumah
Berita ini 46 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 30 Maret 2025 - 09:32 WIB

Lebaran Di Lampung Dalam Kenangan: Di Antara Wajik, Dodol, dan Doa

Kamis, 9 Januari 2025 - 17:04 WIB

Minum Kopi di Pagi Hari, Rahasia Panjang Umur Menurut Studi Terbaru

Rabu, 8 Januari 2025 - 17:05 WIB

Ini salah satu Cafe Yang Diminati Warga Bandar Lampung

Minggu, 1 Desember 2024 - 20:59 WIB

Resep Empek-Empek Ikan Tenggiri dengan Kuah Cuko, Lezat dan Mudah Dibuat di Rumah

Minggu, 1 Desember 2024 - 19:03 WIB

Tekwan Ikan Tenggiri: Hidangan Hangat yang Cocok Dinikmati Saat Hujan

Berita Terbaru

Olahraga

Bhayangkara Presisi FC Resmi Berkandang Di Lampung

Rabu, 23 Apr 2025 - 05:40 WIB

Hukum

KPK Geledah Kantor Perkim Lampung Tengah

Selasa, 22 Apr 2025 - 20:32 WIB