Berandalappung.com – Webinar kolaborasi antara Program Studi Pariwisata ITERA, Program Studi Perjalanan Wisata POLINELA, dan Program Studi Pariwisata IIB Darmajaya membahas masa depan pariwisata pesisir di Kabupaten Pesawaran dan Lampung Selatan pada 15 Februari 2025.
Dalam diskusi, para ahli menyoroti pentingnya pengembangan kawasan wisata terpadu di Lampung Selatan sebagai langkah strategis menghadapi tantangan dan peluang sektor pariwisata ke depan.
Tiga narasumber hadir dalam webinar ini, yaitu Surya Tri Esthi W H, S.T, M.PWK yang membahas aspek perencanaan dan konstelasi keruangan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lalu Meyliana Astriyantika, S.Hut., M.Si. yang menyoroti penguatan sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata, serta Dr. Anggalia Wibasuri, M.M. yang mengulas strategi bisnis dan promosi destinasi.
Lampung Selatan Berpotensi Jadi Tourism Hub
Dalam pemaparannya, Surya Tri Esthi W H, S.T, M.PWK menjelaskan bahwa Pesawaran dan Lampung Selatan menghadapi tantangan dalam koordinasi antarinstansi serta kondisi geografis yang menyulitkan pengembangan infrastruktur wisata.
Namun, Dosen Muda Itera ini menilai Lampung Selatan memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata terpadu.
“Dengan akses langsung ke jalur transportasi utama dan pelabuhan, Lampung Selatan berpotensi menjadi tourism hub yang menghubungkan berbagai destinasi wisata di provinsi ini. Jika dirancang dengan baik, kawasan ini bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata yang berkelanjutan,” kata, Surya Tri Esthi W H, S.T, M.PWK.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur strategis dan kebijakan investasi yang ramah lingkungan sangat penting untuk menarik lebih banyak wisatawan sekaligus memastikan kelestarian sumber daya alam.
Peran Investasi dalam Menyerap Tenaga Kerja Pariwisata
Salah satu isu yang muncul dalam webinar ini adalah eksklusivitas pengelolaan pantai di Lampung Selatan dan Pesawaran yang dinilai kurang melibatkan masyarakat lokal.
Menanggapi hal ini, Meyliana Astriyantika, S.Hut., M.Si. menekankan pentingnya investasi yang dapat membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja pariwisata profesional.
“Community-Based Tourism (CBT) memang bisa menjadi solusi, tetapi tantangannya adalah bagaimana memastikan pekerja mendapatkan upah layak. Investasi besar di sektor ini perlu dikawal dengan kebijakan yang jelas agar dapat menyerap tenaga kerja lokal dengan standar gaji yang sesuai,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa lulusan pendidikan vokasi dapat berkontribusi dengan menjadi wirausahawan di sektor pariwisata, seperti membuka paket wisata atau menjadi pemandu wisata profesional.
Strategi Pemasaran Digital untuk Menarik Wisatawan
Dr. Anggalia Wibasuri, M.M. menekankan pentingnya pemasaran digital dalam meningkatkan daya tarik wisata pesisir Lampung.
Menurutnya, strategi branding destinasi yang kuat dapat membantu menjangkau wisatawan lebih luas dengan biaya yang lebih efisien.
“Promosi digital melalui media sosial bisa menjadi alat yang efektif untuk mengenalkan destinasi wisata. Dengan strategi viral marketing yang melibatkan influencer, kita bisa menciptakan daya tarik yang lebih besar dan meningkatkan kunjungan wisatawan,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya investasi dalam infrastruktur pendukung agar pengalaman wisatawan lebih nyaman dan berkesan.
Dukungan Investasi untuk Pariwisata Berkelanjutan
Adapun poin dari webinar ini menekankan bahwa investasi di sektor pariwisata pesisir Lampung harus didukung dengan kebijakan yang jelas dan berorientasi pada keberlanjutan.
Dengan perencanaan yang matang, Lampung Selatan dapat menjadi destinasi unggulan yang tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat.
Pengembangan kawasan wisata terpadu di Lampung Selatan diharapkan mampu menjadi motor pertumbuhan baru bagi sektor pariwisata Provinsi Lampung.
Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, wilayah ini bisa menjadi ikon pariwisata yang kompetitif di tingkat nasional dan internasional.