Krisis Sekolah Negeri di Terbanggi Besar Ribuan Siswa Tersingkir, Warga Desak Solusi Nyata

Avatar photo

- Jurnalis

Kamis, 26 Juni 2025 - 11:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Krisis Sekolah Negeri di Terbanggi Besar Ribuan Siswa Tersingkir, Warga Desak Solusi Nyata

 

 

berandalappung.com— Lampung Tengah, ribuan lulusan SMP di Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, tengah menghadapi kenyataan pahit. Di tengah gegap gempita penerimaan peserta didik baru (PPDB), mereka justru tersingkir dari sistem. Bukan karena kurang nilai atau prestasi, tapi karena tak ada cukup ruang di sekolah negeri.

Dari 21 SMP yang ada di wilayah Terbanggi, sekitar 4.000 siswa tercatat sebagai lulusan tahun ini. Namun, hanya satu SMA negeri berdiri di kecamatan seluas 213,29 kilometer persegi ini. Dan kapasitasnya sangat terbatas hanya 432 siswa, sesuai data pengajuan dalam Dapodik (Data Pokok Pendidikan) milik Kementerian Pendidikan.

Sistem Terkunci, Siswa Tersisih

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Thomas Amirico, menyatakan pihaknya tidak bisa lagi membuka ruang penerimaan di luar kuota tersebut. Alasannya, sistem Dapodik dan NIS (Nomor Induk Siswa) sudah terkunci secara digital, mengikuti mekanisme nasional.

“Kami tidak mau mengulangi kesalahan tahun lalu,” kata Thomas, merujuk pada pencopotan Kepala SMAN Terbanggi sebelumnya, Haryono, yang dinilai melanggar aturan PPDB karena menerima siswa di luar kuota resmi.

“Kami harus taat aturan. Jika dipaksakan, justru akan jadi bumerang. Maka dari itu, kami pilih tidak ambil risiko, sekalipun tuntutan masyarakat cukup tinggi,” ujarnya.

Namun pernyataan normatif itu tidak serta-merta meredakan kegelisahan publik. Apalagi, Kota Metro dengan luas wilayah lebih kecil, yakni hanya 73,21 km² memiliki lima SMA negeri untuk menampung siswanya. Sementara Terbanggi Besar, dengan jumlah penduduk lebih dari 133 ribu jiwa, hanya memiliki satu SMA negri.

Baca Juga :  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lamapung Akan Melakukan Evaluasi Besar-besaran

Suara Komite dan Ancaman Gejolak Sosial

Ketua Komite SMAN Terbanggi, Asep Rahmadin, SH, angkat suara. Ia meminta agar pemerintah provinsi, terutama Gubernur Lampung Bapak Rahmat Mirzani Djausal, meninjau ulang teknis PPDB dan tidak hanya mengandalkan jalur prestasi semata.

“Kami di sini bukan menolak siswa berprestasi. Tapi kalau sistem hanya mengakomodasi prestasi dan mengabaikan domisili, masyarakat lokal akan terus tersingkir,” tegas Asep.

Ia menambahkan, masyarakat berharap skema PPDB dimodifikasi dengan pendekatan lebih adil. “Prioritaskan dulu warga Terbanggi lewat jalur domisili, lalu afirmasi, baru kemudian prestasi. Jangan dibalik. Karena kondisi lapangan tidak sama dengan kota-kota besar,” ujarnya.

Asep pun menyampaikan kekhawatiran bahwa kekecewaan masyarakat bisa berubah menjadi tindakan anarkis, sebagaimana pernah terjadi di beberapa daerah lain saat PPDB dianggap tak berpihak pada warga sekitar sekolah. “Kami tidak ingin sekolah jadi korban dari kemarahan masyarakat,” katanya.

Langkah Advokasi dan Aspirasi ke DPRD

Melihat situasi semakin memanas, hari ini (Rabu, 26 Juni 2025), Ketua DPRD Lampung Tengah bersama Komite SMAN Terbanggi dan perwakilan kepala kampung setempat akan bertolak ke Komisi V DPRD Provinsi Lampung sayang pada saat sampai di gedung dewan ternyata anggota dewan komisi V lagi ada agenda kunjungan kerja, sehingga perwakilan dari warga Terbanggi Besar harus buat jadwal ulang untuk bertemu dengan anggota DPRD Provinsi.

Baca Juga :  Delpero Darmawan Resmi Dilantik, Nahkodai BEM Fisip Unila

“Yang kami perjuangkan ini bukan kepentingan pribadi, tapi kebutuhan dasar masyarakat. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa,” ujar seorang kepala kampung yang ikut serta dalam rombongan.

Menunggu Arah Gubernur dan Janji Koordinasi

Thomas Amirico menyebut bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Bupati Lampung Tengah terkait rencana pembangunan unit sekolah baru (USB). “Kami sudah bicara agar pemkab mencarikan lahan di Terbanggi. Jika sudah tersedia, kami siap ajukan pembukaan SMA negeri baru,” ujarnya.

Namun ia juga menegaskan bahwa kewenangan penuh tetap berada di tangan Gubernur Lampung. “Kalau sudah ada keputusan dari Pak Gubernur, kami siap jalankan, selama tetap sesuai aturan,” imbuhnya.

Ini adalah ketimpangan yang Harus diakhiri

Ironisnya, problem ini bukan soal teknis semata. Ini adalah cermin dari ketimpangan distribusi infrastruktur pendidikan di Lampung. Di tengah semangat “merdeka belajar” yang digaungkan pemerintah pusat, justru akses pendidikan berkualitas masih menjadi barang mewah di daerah-daerah dengan pertumbuhan penduduk tinggi tapi infrastruktur minim.

PPDB seharusnya bukan menjadi ajang kompetisi bebas tanpa arah, melainkan instrumen pemerataan dan keadilan. Saat anak-anak di kota lebih leluasa memilih sekolah, ribuan anak di Terbanggi harus pasrah bukan karena mereka tidak mampu, tapi karena sistem tidak mengakomodasi realitas.

Editor : Alex Buay Sako

Berita Terkait

Implementasi Literasi Digital Thomas Amirico Ajak Guru Bangkit, Tak Sanggup Silahkan Mundur
Disdikbud Lampung Gandeng Bimbel untuk Dongkrak APK Perguruan Tinggi
Selamat, STIES ALIFA Pringsewu Resmi Miliki Program Magister Bisnis Syari’ah
Ironi Pendidikan di Ujung Pulau: Guru SMKN Tabuan Hidup dari Honor Rp150 Ribu
Menag RI Resmikan Fakultas Psikologi Islam dan Saintek Di UIN RIL
Finalisasi Bimtek SISTER, SINTA, dan Google Scholar di Alifa Institute
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lamapung Akan Melakukan Evaluasi Besar-besaran
Percepat Program Gubernur, Thomas Amirico Gelar Pembinaan Kepala Sekolah SMA/SMK Wilayah II
Berita ini 79 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 23 September 2025 - 17:52 WIB

Disdikbud Lampung Gandeng Bimbel untuk Dongkrak APK Perguruan Tinggi

Sabtu, 20 September 2025 - 16:30 WIB

Selamat, STIES ALIFA Pringsewu Resmi Miliki Program Magister Bisnis Syari’ah

Sabtu, 13 September 2025 - 20:26 WIB

Ironi Pendidikan di Ujung Pulau: Guru SMKN Tabuan Hidup dari Honor Rp150 Ribu

Sabtu, 13 September 2025 - 09:50 WIB

Menag RI Resmikan Fakultas Psikologi Islam dan Saintek Di UIN RIL

Minggu, 31 Agustus 2025 - 18:37 WIB

Finalisasi Bimtek SISTER, SINTA, dan Google Scholar di Alifa Institute

Berita Terbaru

Pemerintahan

BMBK Lampung Berbenah, 29 ASN Rotasi Serentak di Era Taufiqullah

Jumat, 10 Okt 2025 - 21:06 WIB

Pemerintahan

Respon Keluhan Visum Bayar di RSUDAM

Rabu, 8 Okt 2025 - 14:11 WIB