Bandar Lampung, (berandalappung.com) – Diketahui bahwa film Lafran merupakan gagasan dari Korps Alumni Himpunan Mahasiswa islam (KAHMI) bersama Reborn Intiatives.
Film Lafran ini menceritakan tentang kehidupan pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yaitu Lafran Pane.
Adapun jadwal tayang film Lafran Pane yakni di seluruh bioskop tanah air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk di Lampung sendiri akan di tayangkan di CGV Transmart Lampung, Selasa, (7/5/2024).
Kilas balik kisah dalam film Lafran menurut sang produser Dede Ridwan diketahui dapat meningkatkan semangat keindonesiaan dan keislaman kader serta masyarakat.
Film Lafran ini akan di dibintangi oleh Dimas Anggara, Lala Karmela, Aryo Wahab, Alfie Alfandi, Ratna Riantiarno, Farandika, Nabil Lungguna, dan Mathias Muchus.
Film Lafran sendiri akan menjadi kado terindah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada peringatan hari terbentuknya organisasi HMI di bulan Februari.
Lalu siapa sebenarnya sosok Lafran Pane yang kisahnya diangkat dalam film bertajuk Lafran ini? Berikut rangkuman informasi lengkapnya.
Profil Lafran Pane Pendiri HMI
Pendiri HMI, Lafran Pane merupakan pria kelahiran 5 Februari 1922 di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Lafran Pane sendiri lahir dan dibesarkan di keluarga penulis dan aktivis. Ayah dari Lafran Pane yakni, Sutan Pangurabaan Pane merupakan jurnalis, sastrawan, serta pendiri dan pemimpin Surat Kabar Sipirok-Pardomuan.
Ayah dari Lafran Pane tersebut diketahui juga menjadi guru sekaligus pendiri Muhammadiyah di Sipirok. Ia merupakan anak keenam yang memiliki dua kakak, Sanusi Pane dan Armijn Pane, sastrawan termasyhur.
Usai satu tahun setelah kelahirannya, pada 12 April 1923, Lafran Pane pernah menjalani hidup menggelandang di sepanjang ruas jalan kota Medan.
Sebagai anak dari tokoh Muhammadiyah, ia memulai pendidikan di Pesantren Muhammadiyah Sipirok. Lafran Pane menempuh pendidikan formal di tingkat dasar sampai tingkat menengah meski dengan terputus-putus.
Ia juga diketahui menempuh pendidikan kelas tujuh di HIS Muhammadiyah. Meskipun kerap pindah sekolah, tetapi pendidikan agama tak pernah dilupakannya.
Setelah itu, Lafran Pane diboyong dua kakaknya, Armijn dan Sanusi ke Jakarta. Di sana, ia sempat berkumpul dengan geng remaja Zwarte Bente di kawasan Senen.
Ketika masih muda, Lafran Pane juga turut terlibat dalam penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok bersama pemuda lain guna mempersiapkan proklamasi Indonesia.
Untuk diketahui sebagai informasi bahwa pada 9 November 2017 silam, Presiden Jokowi secara resmi memberikan gelar pahlawan nasional terhadap Lafran Pane.
Adapun gelar pahlawan tersebut disematkan kepada Lafran Pane karena dinilai menjadi pahlawan yang mendorong pertumbuhan gerakan pemuda di Indonesia yaitu HMI.(*)