Ekonomi Kreatif, Solusi atau Ilusi dalam Menghadapi Bonus Demografi?

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 20 Desember 2024 - 17:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengamat Pemberdayaan Indonesia, Hengki Irawan. Ilustrasi: Wildanhanafi/berandalappung.com

Pengamat Pemberdayaan Indonesia, Hengki Irawan. Ilustrasi: Wildanhanafi/berandalappung.com

Bandar Lampung (berandalappung.com) – Bonus demografi Indonesia, yang diproyeksikan berlangsung hingga 2045, memberikan peluang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam konteks ini, ekonomi kreatif muncul sebagai sektor strategis yang tidak hanya mampu menggerakkan ekonomi, tetapi juga memberdayakan masyarakat Indonesia.

Pengamat Pemberdayaan Indonesia, Hengki Irawan, melalui sambungan telepon pada Jumat (20/12/2024), menegaskan bahwa ekonomi kreatif dapat menjadi solusi utama dalam memanfaatkan bonus demografi, terutama jika dikaitkan dengan konsep pemberdayaan masyarakat.

“Ekonomi kreatif tidak hanya berbicara tentang inovasi dan teknologi, tetapi juga bagaimana sektor ini mampu memberdayakan masyarakat di berbagai wilayah melalui keterlibatan aktif mereka dalam kegiatan ekonomi,” jelas Hengki.

Perspektif Ekonomi Kreatif dalam Pemberdayaan Masyarakat

Dalam konsep pemberdayaan, ekonomi kreatif berperan penting dalam meningkatkan kapasitas individu dan komunitas untuk mandiri secara ekonomi.

Beberapa aspek pemberdayaan yang relevan dengan sektor ini meliputi:

1. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Ekonomi kreatif mendorong masyarakat untuk mengembangkan keterampilan yang relevan, seperti seni, kerajinan, desain, dan pemasaran digital.

Pelatihan keterampilan ini tidak hanya membuka peluang kerja, tetapi juga menciptakan wirausahawan baru.

2. Pemberdayaan Komunitas Lokal

Ekonomi kreatif berbasis budaya dan kearifan lokal, seperti seni pertunjukan, kuliner tradisional, atau kerajinan tangan, memberikan peluang bagi komunitas lokal untuk memanfaatkan aset budaya mereka sebagai sumber pendapatan.

Baca Juga :  Ini Profil Tan Malaka, Pemikir Revolusioner untuk Kemerdekaan Indonesia

Dengan demikian, sektor ini dapat mengangkat potensi ekonomi di daerah pedesaan dan terpencil.

3. Akses ke Pasar Global

Melalui dukungan teknologi digital, masyarakat yang sebelumnya memiliki keterbatasan akses kini dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik nasional maupun internasional.

Produk kreatif berbasis lokal, seperti kain tradisional atau kerajinan tangan, memiliki daya tarik unik yang diminati pasar global.

4. Peningkatan Peran Perempuan

Ekonomi kreatif juga membuka peluang besar bagi pemberdayaan perempuan, terutama dalam subsektor seperti fesyen, kerajinan, dan kuliner.

Banyak perempuan yang sebelumnya tidak terlibat dalam sektor formal kini dapat berkontribusi secara ekonomi melalui usaha kreatif.

5. Penguatan Identitas Lokal

Dengan memanfaatkan warisan budaya dan tradisi, ekonomi kreatif mampu memperkuat identitas lokal masyarakat Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.

Ekonomi Kreatif sebagai Katalisator Pemberdayaan

Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, ekonomi kreatif berperan sebagai katalisator untuk menggerakkan potensi individu dan komunitas.

Selain memberikan peluang ekonomi, sektor ini juga menciptakan ruang untuk inovasi dan kolaborasi lintas sektor.

Hengki Irawan menegaskan bahwa keberhasilan ekonomi kreatif sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat membutuhkan dukungan ekosistem yang inklusif.

Baca Juga :  Proteksi Tanaman FP Unila dan Yayasan Alumni Gelar Pelatihan Public Speaking & Career Day

“Pemerintah, swasta, dan komunitas harus berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif, termasuk akses pembiayaan, pelatihan, dan pengembangan infrastruktur digital,” ujarnya.

Bonus Demografi dan Transformasi Sosial Ekonomi

Jika ekonomi kreatif dikelola dengan baik, bonus demografi dapat menjadi momentum untuk transformasi sosial ekonomi di Indonesia.

Sektor ini tidak hanya menyerap tenaga kerja, tetapi juga menciptakan peluang baru yang memungkinkan masyarakat untuk berkembang secara ekonomi dan sosial.

Namun, tantangan tetap ada. Tingginya tingkat pengangguran di kalangan usia produktif, terutama lulusan perguruan tinggi, menunjukkan perlunya strategi yang lebih terfokus dalam memanfaatkan potensi bonus demografi.

Ekonomi Kreatif sebagai Solusi Holistik

Ekonomi kreatif bukan sekadar sektor ekonomi, tetapi juga alat pemberdayaan yang dapat meningkatkan kapasitas masyarakat, mengurangi kesenjangan sosial, dan mendorong transformasi ekonomi Indonesia.

Dengan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, sektor ini mampu menjadi solusi holistik dalam menghadapi bonus demografi.

Selain itu, melalui pemberdayaan berbasis ekonomi kreatif, Indonesia dapat menunjukkan potensi terbaiknya di panggung global, sekaligus menciptakan masyarakat yang lebih mandiri, inovatif, dan inklusif.

Berita Terkait

Cakra Surya Manggala Dukung Langkah Aktifis GERMASI, Desak Kejagung Tindak Tegas Dalang Perusakan TNBBS
80 Tahun PT KAI: Dari Rel Sejarah Menuju Transportasi Modern
Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik
Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung
“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order
Aktivis 98 Kecam Tindakan Represif Aparat dan Tuntut Keadilan atas Gugurnya Kawan Ojol Pejuang Demokrasi
Ratusan Mundur dari Sekolah Rakyat: Antara Idealisme Program dan Realitas Lapangan
Specialty Indonesia 2025 Digelar, Ratusan Pelaku Industri Siap Unjuk Gigi
Berita ini 83 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:26 WIB

Cakra Surya Manggala Dukung Langkah Aktifis GERMASI, Desak Kejagung Tindak Tegas Dalang Perusakan TNBBS

Senin, 29 September 2025 - 15:38 WIB

80 Tahun PT KAI: Dari Rel Sejarah Menuju Transportasi Modern

Jumat, 19 September 2025 - 21:27 WIB

Eks Pj Gubernur Lampung Samsudin Diperiksa Kejati, Bungkam soal Kasus yang Disidik

Rabu, 10 September 2025 - 16:52 WIB

Harga Ubi Kayu Dipatok Rp1.350 per Kilo, Kementan Perketat Impor Tapioka dan Jagung

Senin, 1 September 2025 - 21:10 WIB

“Nasi Datang, Demo Jadi Tenang” Potret Gerakan Mahasiswa Era Delivery Order

Berita Terbaru

Art - Edukasi

PKD Lampung Dimulai Hari Ini, Isbedy dan Dzafira Tampil Sabtu

Senin, 20 Okt 2025 - 20:01 WIB

Opini

Budiyono, Intelektual Organik dari Lampung

Senin, 20 Okt 2025 - 18:31 WIB

Hukum

PUTUSAN MK DAN SK DATIN LEGALISASI HALUS PERUSAKAN HUTAN

Sabtu, 18 Okt 2025 - 22:39 WIB

Pendidikan

Gubernur Mirza, Literasi Pondasi Kemajuan Peradaban Bangsa

Sabtu, 18 Okt 2025 - 22:31 WIB