BERANDALAPPUNG.COM – Gubernur BEM FEB Universitas Lampung (Unila) M. Reza Pratama mengatakan pihak fakultas dan universitas terkesan tak menghendaki adanya diskusi publik dengan Rocky Gerung (RG) di Auditorium Gedung G Pasca Sarjana FEB, Kamis, (14/9/2023), pukul 13.00 WIB.
Sejak awal, kata M. Reza Pratama, hingga hari ini, pihak universitas masih menyoal tentang izin keramaian dari Polresta Bandarlampung dan khawatir munculnya potensi kegaduhan diskusi tersebut. “Mereka takut mengganggu kondusifitas kampus,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan pihak fakultas sejak awal tak menghendaki adanya diskusi tersebut. Sedangkan Bawaslu Lampung mengirim surat semacam himbauan terkait pencegahan kampanye, katanya kepada awak media Rabu (13/9/2023).
“Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Muslimin S.E. M.sc yang dari awal melarang saya untuk tdak melakukan kegiatan ini dengan alasan beda peta politik,” kata M. Reza Pratama. Selain Rocky, hadir Refly Harun, Saut Situ Morang, Anthony Budiawan, Habil, Malarati.
Ketua BEM FEB Unila itu sendiri tak paham apa maksud beda politik tersebut. “Reza tak paham, makanya Reza menentang larangan tersebut karena diskusi ini tak ada unsur politik, unsur kampanye, hanya diskusi akademik,” katanya.
Dijelaskan M. Reza Pratama, pihaknya tidak ditungangi dari pihak manapun. “Kami hanya menggelar diskusi untuk menyayat nalar kritis mahasiswa saat ini, mengasah kecerdasan mahasiswa,” ujarnya.
Dia berharap mahasiswa mencerna kondisi dan situasi saat ini. Pentingnya sebagai Mahasiswa memiliki jiwa kritis, sudah tahu mana yang dikatakan positif dan mana yang negatif, katanya.
“Sehingga daya kritis Mahasiswa hari ini semakin meningkat, dan terangsang daya Kritisnya kehadiran tokoh-tokoh nasional dalam diskusi publik bertajuk “Menatap Indonesia Maju: Tantangan Masa Depan Global dan Middle-Income Trap.” (Wildan/HBM)