Hotel Serangga dan Refugia Jadi Solusi Ekologis Pengendalian Hama di Desa Rejo Asri, Seputih Raman, Lampung Tengah.
berandalappung.com— Kedaton, Tim dosen dan mahasiswa dari Jurusan Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila), melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat di PP Gapsera Sejahtera Mandiri Desa Rejo Asri, Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah, sejak 15 Juli hingga 9 September 2025.
Kegiatan ini mengusung tema “Hotel Serangga sebagai Solusi Ekologis untuk Pengendalian Hama secara Alami di Lahan Pertanian”.
Program ini berfokus pada edukasi dan praktik langsung bersama petani anggota PP Gapsera Sejahtera Mandiri, kelompok tani yang konsisten mengembangkan pertanian ramah lingkungan berbasis organik.
Melalui kegiatan ini, petani diperkenalkan dengan konsep refugia dan hotel serangga sebagai upaya konservasi musuh alami dan penyerbuk di lahan pertanian.
Ketua tim pengabdian, Selvi Helina, S.P., M.Sc., menjelaskan bahwa hotel serangga merupakan habitat buatan dari bahan sederhana seperti bambu, ranting, jerami, dan kayu berlubang, yang berfungsi sebagai tempat berlindung, bersarang, dan berkembang biak bagi serangga bermanfaat.
“Kehadiran hotel serangga dapat meningkatkan populasi serangga penyerbuk seperti lebah soliter dan kupu-kupu, sekaligus memperkuat peran predator alami seperti kepik dan lacewing dalam mengendalikan hama,” ungkapnya.
Selama lebih dari satu bulan pelaksanaan, kegiatan meliputi penyuluhan, diskusi interaktif, serta praktik pembuatan hotel serangga yang kemudian dipasang di beberapa titik lahan pertanian petani mitra.
Antusiasme tinggi ditunjukkan oleh para petani yang aktif mengikuti setiap tahapan kegiatan. Mereka juga mendapatkan keterampilan praktis dalam merancang dan merawat hotel serangga, sekaligus memahami pentingnya mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia sintetis.
Ketua PP Gapsera, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini. Menurutnya, pemanfaatan refugia dan hotel serangga tidak hanya membantu menjaga keseimbangan ekosistem, tetapi juga sejalan dengan visi kelompok tani dalam menghasilkan produk beras sehat yang ramah lingkungan.
Kegiatan ini memberikan manfaat ganda, yaitu ekologis dengan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati, ekonomis melalui peningkatan produktivitas pertanian tanpa biaya pestisida berlebih, serta edukatif dalam meningkatkan kesadaran dan kemandirian petani.
Ke depan, tim pengabdian berharap inovasi sederhana ini dapat terus dikembangkan dan direplikasi di wilayah pertanian lainnya di Lampung maupun daerah lain di Indonesia.
Editor : Alex Buay Sako