Bandar Lampung (berandalappung.com) – Profesor Kusuma Adhianto resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar di bidang Produksi Ternak Ruminansia, Selasa (31/12/2024) di gedung Serba Guna (GSG) Unila.
Dalam pidato ilmiah yang berjudul Strategi Inovatif dan Berkelanjutan dalam Peningkatan Produktivitas Ternak Ruminansia untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional.
Prof Kusuma memaparkan berbagai langkah strategis untuk mengatasi tantangan sektor peternakan ruminansia di Indonesia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ternak Ruminansia: Peran Strategis bagi Ketahanan Pangan
Dalam paparannya, Kusuma menekankan bahwa ternak ruminansia berperan penting dalam menyediakan sumber protein hewani,seperti daging dan susu, serta pupuk organik.
“Ternak ini juga menjadi mata pencaharian utama bagi peternak kecil,” urai Prof Kusuma.
Selain itu, Kusuma menyoroti potensi besar plasma nutfah lokal, seperti sapi Krui dan kambing Saburai, yang dapat menjadi modal genetik unggul untuk meningkatkan produktivitas ternak di tingkat nasional.
Tantangan dalam Pengembangan Ternak Ruminansia
Namun, sektor ini menghadapi sejumlah tantangan, seperti:
Ketersediaan dan Kualitas Pakan: Sumber pakan yang terbatas dan belum efisien.
Teknologi dan Manajemen Peternakan: Minimnya adopsi teknologi modern dalam manajemen peternakan.
Faktor Genetik: Kualitas genetik ternak lokal yang perlu ditingkatkan.
Akses Modal dan Pasar: Kendala bagi peternak kecil dalam mendapatkan modal dan pasar.
Strategi Inovatif untuk Meningkatkan Produktivitas
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kusuma menawarkan berbagai strategi inovatif, antara lain:
1. Peningkatan Kualitas Pakan
Diversifikasi sumber pakan dan pengelolaan yang lebih efisien.
Penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas pakan lokal, seperti fermentasi dan silase.
Pelatihan bagi peternak tentang pengolahan pakan yang hemat biaya.
2. Teknologi Reproduksi
Inseminasi Buatan (IB): Meningkatkan kualitas genetik ternak secara efisien.
Sinkronisasi Birahi: Mengoptimalkan efisiensi reproduksi melalui pengaturan waktu yang tepat.
3. Pengembangan Genetik Lokal
Pemuliaan sapi Krui dan kambing Saburai sebagai plasma nutfah unggul.
Peningkatan manajemen pemeliharaan ternak lokal.
Dukungan kebijakan pemerintah dalam pengembangan ternak ruminansia lokal.
4. Integrasi Peternakan dan Pertanian
Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak.
Penggunaan kotoran ternak untuk pupuk organik dan biogas.
Optimalisasi sistem ternak terpadu untuk meningkatkan efisiensi sumber daya.
5. Pengelolaan Limbah yang Ramah Lingkungan
Pemanfaatan limbah ternak untuk biogas dan pupuk organik.
Teknologi pengelolaan limbah untuk mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan peternak.
Dampak Strategi terhadap Ketahanan Pangan Nasional
Kusuma optimistis bahwa strategi ini dapat memperkuat ketahanan pangan nasional. Beberapa dampaknya meliputi:
Peningkatan ketersediaan protein hewani.
Pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat secara berkelanjutan.
Penguatan ekonomi peternak lokal.
Pengurangan ketergantungan pada impor protein hewani.
Profesor Kusuma menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sangat penting untuk merealisasikan potensi besar sektor peternakan ruminansia.
“Dengan inovasi yang berkelanjutan, kita dapat membangun sektor peternakan yang tangguh, mendukung ketahanan pangan, serta meningkatkan kesejahteraan peternak lokal,” tandas Prof Kusuma.