Bandar Lampung (berandappung.com) – Kondisi lapangan sepak bola Universitas Lampung (Unila) yang dibangun oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Lampung kini memprihatinkan, meski baru dua tahun sejak serah terima.
Hal ini menimbulkan tanda tanya besar, mengingat besarnya anggaran yang dialokasikan untuk pembangunannya, Selasa, (10/8/ 2024).
Presidium Himpunan Masyarakat untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika), Restu Ramadan Putra, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut.
“Kita pertanyakan, jangan sampai anggaran yang begitu besar tidak tersampaikan sesuai dengan perencanaan awal. Fasilitas lapangan Unila hari ini sangat memprihatinkan,” ujar Restu.
Menurut Restu, anggaran yang digunakan untuk rehabilitasi lapangan sepak bola tersebut tidaklah sedikit, namun hasilnya jauh dari memuaskan.
“Seharusnya, lapangan ini memberikan fasilitas yang layak bagi mahasiswa dan masyarakat Lampung untuk berolahraga dengan nyaman, tapi faktanya kondisinya justru sangat mengecewakan,” tambahnya.
Ia menyoroti kondisi lintasan lari yang sudah banyak rusak, dengan lapisan semen yang mengelupas.
Selain itu, kurangnya tempat sampah menyebabkan sampah berserakan di sekitar lapangan, membuat suasana tidak nyaman untuk berolahraga.
Fasilitas lain seperti gawang juga tidak memadai, dengan jaring yang rusak dan tiang yang tidak layak digunakan.
Berdasarkan pantauan lapangan berandalampung.com, juga mengonfirmasi bahwa tidak ada fasilitas pendukung yang memadai di sekitar lapangan.
Kondisi ini mencerminkan kurangnya perhatian dari pihak kampus terhadap pemeliharaan fasilitas umum yang ada.
Restu berharap pimpinan Unila segera melakukan perbaikan dan menyediakan fasilitas yang lebih layak demi mendukung kegiatan olahraga mahasiswa dan masyarakat sekitar.
“Pihak kampus harus segera turun tangan agar fasilitas ini bisa digunakan dengan baik dan memberikan kenyamanan,” tegasnya.
Sebagai informasi, lapangan sepak bola Unila memiliki luas 90 x 110 meter atau sekitar 9.900 meter persegi.
Rehabilitasi lapangan ini dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2021, dengan total biaya mencapai Rp 1,8 miliar, yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi.
Permasalahan ini menimbulkan kekecewaan, terutama karena fasilitas tersebut seharusnya menjadi tempat olahraga yang mendukung kebugaran fisik bagi mahasiswa dan masyarakat Lampung.
Sampai berita ini diturunkan, Koordinator bagian Informasi dan Humas Universitas Lampung Suratno belum dapat dikonfirmasi sampai detik ini.