BERANDALAPPUNG.COM – Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitu kira-kira yang dirasakan warga sekitar Desa Purwotani dan Desa Sindanganom.
Juga tentu dirasakan para pengguna jalan yang biasa melintas di jembatan bangunan 1970-an penghubung Lampung Selatan dan Lampung Timur tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasalnya, jembatan telah terputus sekitar satu tahun yang lalu dan hingga saat ini jembatan yang diidamkan masyarakat belum terealisasi.
Pada Tahun 2023, jembatan tersebut sudah mulai dibangun, namun baru tiang penopang jembatannya saja.
Sementara, saat ini pembangunan itu terhenti. Beruntung masyarakat berinisiatif membangun jembatan alternatif.
Sayang, saat hujan tiba begitu lebat jembatan yang terbuat dari kayu dengan lebar 1,5 meter dan panjang sekitar 8 meter itu tenggelam oleh banjir.
“Kalau udh hujan gini banjir mas, ga bisa kita lewati,” kata seorang warga yang hendak melintasi jembatan tersebut, Senin (4/3/2024).
Dia juga memyampaikan, jembatan yang ditopang oleh batang pohon kelapa itu sudah patah pada sisi sebelah kiri.
“Keadaan jembatan alternatif ini juga sudah ga layak, glugunya sudah ada yang patah,” ungkapnya.
Dia berharap, pemerintah segera melanjutkan pembangunan jembatan yang sudah lama didambakan rakyat.
“Anak sekolah, petani setiap hari lewat sini mas. Ada jalan lain tapi sangat jauh muternya. Kami berharap pembangunan jembatan segera diselesaikan,”tukasnya.