Bandar Lampung (berandalappung.com) – Ikatan Alumni (IKA) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Lampung (Unila) mengadakan diskusi publik bertajuk “Membangun Masa Depan Pertanian di Lampung: Komitmen dan Solusi Bagi Calon Kepala Daerah” pada Sabtu, (5/10/2024).
Acara yang berlangsung di Aula Fakultas Pertanian Unila ini dihadiri oleh berbagai akademisi dan tokoh pertanian.
Pembicara diskusi Publik yakni Mantan Rektor Unila dua periode Prof. Muhajir Utomo, Mantan Dekan FP Unila Prof. Wan Abbas Zakaria dan Praktisi dari PT Mastani Mardiyanto.
Untuk membahas tantangan sektor pertanian di Lampung serta menawarkan solusi bagi calon kepala daerah yang akan bertarung di pemilihan mendatang.
Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian
Prof. Muhajir Utomo, akademisi dari Fakultas Pertanian Unila, menyoroti pentingnya perhatian terhadap perubahan iklim yang berdampak signifikan pada sektor pertanian.
Menurutnya, perubahan iklim yang tidak diantisipasi dengan baik dapat memperburuk kerentanan pertanian di Lampung.
Beberapa dampak yang diidentifikasi meliputi:
1. Kekeringan dan kebanjiran yang semakin sering terjadi.
2. Ketidakpastian musim yang mengganggu siklus tanam.
3. Peningkatan hama dan penyakit tanaman.
4. Penurunan produksi pertanian.
5. Meningkatnya kemiskinan di kalangan petani.
“Tanpa kesadaran terhadap perubahan iklim, sektor pertanian kita akan semakin terpuruk,” tegas Prof. Muhajir.
Ekosistem Pertanian di Lampung
Prof. Muhajir juga menjelaskan tiga ekosistem utama pertanian di Lampung, yaitu lahan kering, lahan sawah, dan lahan dengan ketergantungan air hujan.
Menurutnya, lahan kering di Lampung rawan erosi dan kekeringan, sementara lahan sawah mengalami alih fungsi lahan yang sangat mengkhawatirkan.
“Lahan sawah di Lampung memiliki potensi yang luar biasa, namun alih fungsi lahan yang tak terkendali akan mengancam posisi kita sebagai lumbung pangan,” ujar Muhajir.
Ia menekankan pentingnya menjaga lahan pertanian agar tidak beralih fungsi menjadi kawasan perumahan atau industri.
Solusi yang diusulkan adalah fokus pada pengembangan lahan kering dengan memanfaatkan teknologi modern.
Tiga Pilar Pertanian Berkelanjutan
Dalam diskusi tersebut, konsep pertanian berkelanjutan juga menjadi sorotan. Prof. Muhajir menggarisbawahi tiga pilar utama pertanian berkelanjutan, yaitu:
1. Ekonomi (Prosperity),
2. Sosial (People),
3. Lingkungan (Planet).
Calon gubernur Lampung diharapkan memiliki visi yang jelas terkait dengan pengembangan sektor pertanian.
“Lampung dikenal sebagai daerah agraris, namun hingga kini kita masih sangat bergantung pada kondisi alam, terutama matahari. Ke depan, kita harus mampu mengembangkan pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” kata Prof. Muhajir.
Ia juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam pengolahan lahan, khususnya di lahan kering. Teknologi diprediksi dapat meningkatkan efisiensi pengolahan lahan hingga 80%.
Strategi Pertanian Berkelanjutan
Prof. Muhajir juga memberikan sejumlah strategi untuk mencapai pertanian berkelanjutan, di antaranya:
1. Mengurangi praktik pengolahan tanah yang merusak struktur tanah.
2. Menerapkan rotasi tanaman dan tanaman penutup tanah.
3. Mengelola pemupukan secara berkelanjutan.
4. Menambahkan mikroba untuk meningkatkan kesehatan tanah.
5. Memperbaiki manajemen air.
6. Mengoptimalkan konversi lahan dan air untuk pertanian.
Menurutnya, ketersediaan air yang cukup sangat penting dalam mendukung produktivitas pertanian. “Jika kekurangan air, hasil panen tidak akan maksimal,” jelasnya.
Rekomendasi untuk Calon Kepala Daerah
Hasil diskusi ini akan diserahkan kepada para calon gubernur Lampung sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pertanian di masa depan.
Para peserta berharap calon gubernur yang terpilih nantinya dapat membuka ruang diskusi yang lebih intens dengan para pakar pertanian, khususnya dari Universitas Lampung, guna mengentaskan berbagai permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di Lampung.
“Masa depan pertanian di Lampung sangat bergantung pada kebijakan gubernur terpilih,” tutup Prof. Muhajir.