Helmy Santika Sang Jenderal yang Pulang Kampung, Tak Toleran terhadap Kriminalitas
Oleh Sandi Fernanda
Generasi Milenial Peduli Akses Lampung (GEMPAL)
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
berandalappung.com— Nama Helmy Santika mungkin tak asing lagi bagi masyarakat Lampung, terutama di wilayah utara. Lulusan Akademi Kepolisian (akpol) tahun 1993 ini bukan sekadar seorang perwira tinggi biasa. Lahir 20 Desember 1971, ia dikenal bukan hanya karena seragamnya, tapi juga karena keberaniannya dan aksinya yang berbicara lebih lantang daripada jargon institusi.
Saat menjabat sebagai Kapolres Lampung Utara pada tahun 2013 hingga 2014, Helmy tampil beda. Tidak sekadar hadir di podium atau apel pagi, ia turun langsung ke lapangan, bahkan pernah menyamar dan berkeliling naik sepeda demi memenuhi situasi di wilayah hukumnya. Sebuah tindakan yang, bagi sebagian orang, terdengar nekat. Tapi justru di situlah letak keberaniannya: polisi yang tidak menunggu laporan, tapi mencari fakta.
Helmy adalah polisi dengan segudang aksi. Tegas dalam menindak kriminalitas, namun tetap bisa memegang gitar dan menyanyikan tembang “Together We Are Strong”. Bagi yang pernah menyaksikan tampil, ia tak mengubah perpaduan antara penegak hukum dan seniman jalanan—dekat, humanis, namun tak ragu ketika hukum harus ditegakkan.
Sayangnya, masa jabatannya di Lampung Utara terbilang singkat. Namun jejaknya tertinggal kuat. Warga masih menyebut namanya dengan nada rindu, berharap ada lagi pasangan yang tak segan turun ke jalan dan menyapa rakyat tanpa sekat.
Harapan itu seperti menemukan jawaban ketika pada tahun 2023, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan mutasi besar di tubuh Polri. Nama Helmy kembali mencuat, kali ini sebagai Kapolda Lampung. Masyarakat menyambutnya dengan satu kalimat pendek yang sarat makna: “Jenderal pulang kampung.”
Selama lebih dari dua tahun menjabat, Helmy mulai mengikis persepsi usang tentang Lampung. Bahwa daerah ini bukan sarang kejahatan seperti yang selama ini dilekatkan. Ia hadir dengan pendekatan yang lebih substansial: ketegasan hukum yang tidak gaduh di permukaan, namun bekerja secara senyap dan tuntas.
Kini, wajah keamanan Lampung mulai berubah. Aksi kriminal berkurang, konflik horizontal terhenti, dan rasa aman mulai tumbuh kembali. Tapi tentu saja, pekerjaan belum selesai. Helmy masih punya PR panjang. Namun setidaknya, satu hal sudah terbukti: keberanian, ketegasan, dan kejujuran masih bisa hidup dalam tubuh kepolisian—selama masih ada sosok seperti Helmy Santika.
Dan masyarakat tahu, polisi seperti ini bukan sekadar dibutuhkan, tapi langka.
Editor : Alex Buay Sako