Harimau Sumatera Kembali ‘Berkata’ di TNBBS: Warga Lampung Barat Tewas Diterkam
berandalappung.com— Lampung Barat, tragedi kelam kembali terulang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Ujang Syamsudin (35), warga Pemangku Sinar Harapan, Pekon Suoh, ditemukan tewas mengenaskan pada Kamis, 7 Agustus 2025, pukul 20.40 WIB. Luka-luka parah yang membentuk pola cakaran dan gigitan jelas mengindikasikan serangan Harimau Sumatera.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Balai TNBBS atau aparat penegak hukum. Namun, tragedi ini bukan sekadar nasib naas ia adalah cermin krisis konservasi yang semakin parah.
Latar Belakang Konflik Saat Alam Sakit, Nyawa Manusia Jadi Taruhan
Kawasan TNBBS telah lama menanggung beban perambahan ilegal yang membabi buta. Kepala Balai Besar TNBBS, Hifzon Zawahiri, secara tegas menyebut bahwa pembukaan lahan ilegal adalah penyebab utama konflik manusia satwa di Lampung Barat. Setiap pohon yang tumbang berarti habitat harimau menyempit, pakan alami berkurang, dan ruang hidup pun hilang .
Dalam rentang Februari 2024 hingga Mei 2025, setidaknya lima serangan Harimau Sumatera terjadi di wilayah ini, menyebabkan lima orang tewas dan satu orang mengalami luka berat. Kasus terbaru menimpa Sudarso (59), seorang perambah asal Grobogan, Jawa Tengah, yang jasadnya ditemukan mengenaskan hanya 50 meter dari pondoknya di zona rehabilitasi TNBBS .
Masalah tidak berhenti pada deforestasi perburuan dan jerat terhadap satwa mangsa harimau seperti babi hutan turut menguras sumber makanan alami mereka. Akibatnya, harimau nekat keluar habitat untuk berburu, kadang kali mengenai ternak, atau bahkan manusia .
Upaya mitigasi telah dilakukan kamera jebak (camera trap), pemasangan kandang perangkap, patroli, dan penyuluhan kepada warga. Namun, setiap langkah seperti mengejar bayang, saat akar masalah alih fungsi lahan dan kepemilikan ilegal dalam zona konservasitetap dibiarkan .
Sejarah longgar pengelolaan kawasan juga berkontribusi sejak era Belanda hingga sekarang, ratusan ribu orang menduduki lahan dalam TNBBS sekitar 127.000 jiwa membangun gubuk dan lahan pertanian di dalam hutan nasional menerjemahkan ketegasan konservasi hanya jadi kata di atas kertas .
Tanggapan Greenpeace Indonesia
Greenpeace Indonesia dengan tegas mengecam setiap bentuk alih fungsi lahan dalam kawasan konservasi. Mereka menuntut perlindungan ketat, restorasi habitat, serta penegakan hukum tanpa kompromi sebagai tanggung jawab ekologis dan moral.
Kematian Ujang Syamsudin bukan satu insiden terpisah, melainkan alarm besar manakala hutan tak lagi menjadi rumah, konflik pun akan terus berulang. Ini bukan sekadar korban manusia, melainkan kegagalan sistem konservasi di mana yang teralat bukan satwa, melainkan kita sendiri.
Editor : Alex Buay Sako