Gelombang Keseragaman Berita: Jurnalisme Digital di Persimpangan Jalan

- Jurnalis

Rabu, 19 Maret 2025 - 19:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

berandalamppung.com- Lampung, 19 Maret 2025 – Di era digital yang serba cepat, jurnalisme menghadapi tantangan besar prihal keseragaman berita. Meskipun ribuan berita diterbitkan setiap hari, banyak di antaranya memiliki isi yang serupa, seolah hanya berbeda dari segi media yang memberitakannya. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: masihkah jurnalisme menjalankan fungsi kritisnya atau justru terjebak dalam algoritma digital yang mengejar klik semata?

Keseragaman ini bukan sekadar keluhan biasa di kalangan jurnalis. Dalam berbagai diskusi internal media, banyak wartawan mengungkapkan kegelisahan mereka. Namun, rutinitas redaksi yang padat sering kali membuat pembahasan tersebut hanya berlangsung sebentar sebelum kembali tenggelam dalam arus kerja harian.

*Ketergantungan pada Algoritma*

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di masa Orde Baru, keseragaman berita diciptakan oleh kontrol ketat pemerintah terhadap media. Kini, kendali itu justru dipegang oleh algoritma digital. Google dan platform media sosial menjadi penentu utama dalam membentuk arus informasi. Media yang ingin bertahan harus menyesuaikan diri dengan algoritma demi mengejar jumlah pembaca dan iklan digital.

Baca Juga :  Ketua AMSI Lampung Tegaskan Jurnalis Berperan Bantu Situasi Kondusif Pilkada

Sekarang ini, media cenderung tidak lagi mengutamakan kedalaman informasi, tapi lebih ke arah seberapa viral berita tersebut.

Beberapa media yang masih dianggap kredibel sebelumnya pernah menyoroti bagaimana revolusi digital telah mengubah cara berita dikonsumsi. Peristiwa yang baru saja diberitakan bisa dengan cepat tenggelam, terlupakan dalam hitungan menit oleh derasnya arus informasi yang terus bergerak. Akibatnya, publik hanya mengingat informasi dalam waktu singkat, tanpa ada pembahasan mendalam yang memberikan pemahaman lebih luas.

*Turunnya Minat Membaca Berita*

Keseragaman dalam pemberitaan berimbas langsung pada menurunnya minat masyarakat dalam membaca berita. Banyak orang kini lebih nyaman scrolling media sosial atau bahkan lebih percaya pada informasi dari platform seperti TikTok, meskipun rawan hoaks.

Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas pembaca hanya membaca judul berita tanpa mengklik untuk membaca lebih lanjut. Bahkan, jika pun tertarik, mereka hanya membaca paragraf pertama sebelum berpindah ke informasi lain.

Baca Juga :  Aksi Lampung Mengugat, Mahasiswa Berhasil Jebol Kawat Berduri

Dulu kita bicara soal investigasi dan kedalaman berita. Sekarang, yang penting adalah judul yang menarik perhatian.

*Jurnalisme dan Apresiasi yang Menurun*

Selain berpengaruh pada pembaca, keseragaman berita juga berdampak pada bagaimana pemerintah dan pemangku kepentingan melihat jurnalisme. Apresiasi terhadap kerja jurnalistik semakin menurun. Profesionalisme dan nilai dalam sebuah pemberitaan kini sering kali kalah oleh kepentingan bisnis dan politik.

Banyak media lebih mengandalkan kedekatan personal dan lobi daripada kualitas jurnalistik itu sendiri. Ini ironis.

*Masa Depan Jurnalisme*

Jika kondisi ini terus berlanjut, masa depan jurnalisme independen bisa semakin terancam. Fungsi pers sebagai pilar demokrasi yang mengawasi kekuasaan bisa tergantikan oleh berita-berita dangkal yang hanya mengejar engagement di dunia maya.

Mampukah jurnalisme kembali ke jalurnya? Ataukah kita akan terus menyaksikan berita yang seragam tanpa kedalaman?

Pertanyaan ini kini menjadi tantangan besar bagi dunia pers di Indonesia.

Penulis : Yusuf Ramadhan,S.H - Pengurus AMSI Provinsi Lampung.

Editor : Hengki Padangratu

Berita Terkait

Resmi Daftar Calon Ketua IJP Lampung, Abung Mamasa Usung Visi Profesionalisme dan Kesejahteraan Jurnalis
Selamat, Kongres Jarnas Indonesia Dilaksanakan Di Yogyakarta
Abung Mamasa Siap Pimpin IJP Lampung
IJP Dari Masa Ke Masa, Siap Membangun Bersama Yay Gubernur
Andrew Kalaweit Dijuluki Tarzan Modern, Hidup Di Tengah Hutan Kalimantan
Salat Idulfitri Perdana Sebagai Gubernur, Mirza Akan Tunaikan Salat Ied di Lapangan Enggal
Kanwil Agama Lampung Salurkan Tunjangan Guru PAI
Aktivis Germasi dan Lembaga Konservasi 21 Menduga Ada Oknum Pejabat Lambar Bermain
Berita ini 22 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 17:58 WIB

Resmi Daftar Calon Ketua IJP Lampung, Abung Mamasa Usung Visi Profesionalisme dan Kesejahteraan Jurnalis

Minggu, 20 April 2025 - 21:17 WIB

Abung Mamasa Siap Pimpin IJP Lampung

Rabu, 9 April 2025 - 07:03 WIB

IJP Dari Masa Ke Masa, Siap Membangun Bersama Yay Gubernur

Senin, 31 Maret 2025 - 22:37 WIB

Andrew Kalaweit Dijuluki Tarzan Modern, Hidup Di Tengah Hutan Kalimantan

Minggu, 30 Maret 2025 - 20:44 WIB

Salat Idulfitri Perdana Sebagai Gubernur, Mirza Akan Tunaikan Salat Ied di Lapangan Enggal

Berita Terbaru

Olahraga

Bhayangkara Presisi FC Resmi Berkandang Di Lampung

Rabu, 23 Apr 2025 - 05:40 WIB

Hukum

KPK Geledah Kantor Perkim Lampung Tengah

Selasa, 22 Apr 2025 - 20:32 WIB