Prof Wan Abbas: Pupuk Organik dan Mikroba Tingkatkan Panen Padi hingga 10 Ton/Hektare

- Jurnalis

Minggu, 9 Februari 2025 - 19:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pembina Kelompok Demonstrasi Farm Usaha Tani Inovasi Budidaya Padi Berbasis Mikroba, Profesor Wan Abbas Zakaria. Foto: Wildanhanafi/berandalappung.com

Pembina Kelompok Demonstrasi Farm Usaha Tani Inovasi Budidaya Padi Berbasis Mikroba, Profesor Wan Abbas Zakaria. Foto: Wildanhanafi/berandalappung.com

Berandalappung.com – Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) terus berinovasi dalam budidaya padi berbasis mikroba untuk meningkatkan produktivitas petani.

Pembina Kelompok Demonstrasi Farm Usaha Tani Inovasi Budidaya Padi Berbasis Mikroba, Profesor Wan Abbas Zakaria, menjelaskan bahwa inovasi ini bertujuan membantu petani mengoptimalkan hasil panen dengan pendekatan ramah lingkungan.

Menurutnya, penggunaan mikroba dalam budidaya padi dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, terutama di lahan yang telah mengalami keasaman tinggi akibat pemupukan kimia berlebihan selama bertahun-tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tanah yang terlalu masam menyebabkan pupuk yang diberikan lebih banyak terserap oleh tanah daripada tanaman. Oleh karena itu, kita perlu memperbaiki struktur tanah dengan menambahkan bahan organik serta mikroba,” ujar Prof. Wan Abbas saat diwawancarai pada Minggu, (9/2/2025).

Sebagai langkah awal, tim telah melakukan uji coba di demplot seluas 0,33 hektare, yang menghasilkan 7,5 ton gabah kering panen per hektare.

Baca Juga :  Pemilihan Langsung Terancam, Usulan Gubernur Pilih Bupati dan Walikota Picu Polemik

Gabah organik ini kemudian diolah secara khusus agar kadar pecahnya minimal, menghasilkan beras grand premium yang bernilai tinggi di pasaran.

“Harga beras grand premium bisa mencapai Rp15.000–16.000 per kilogram di tingkat lokal dan bahkan bisa dijual ke Jakarta seharga Rp20.000 per kilogram. Ini tentu menjadi keuntungan besar bagi petani,” tambahnya.

Saat ini, inovasi budidaya ini masih dalam tahap pembinaan.

Petani diperkenalkan dengan teknologi ini agar nantinya bisa mandiri dalam mengelola usaha tani secara kelompok.

Dengan metode ini, indeks pertanaman juga bisa meningkat, memungkinkan panen hingga tiga kali dalam setahun.

“Saat musim kemarau, kita siapkan mesin pompa agar tetap bisa berproduksi. Dengan harga beras organik yang tinggi, para pemuda juga bisa berwirausaha dan bahkan berpeluang mengekspor produk ini dengan nilai tambah yang besar,” jelasnya.

Dari segi kualitas, beras organik yang dihasilkan memiliki keunggulan tersendiri.

Baca Juga :  Mahasiswa Zaman Dulu Beraksi di Lapangan, Zaman Sekarang Mager di Layar!

“Strukturnya lebih lembut, terutama jika menggunakan varietas Sintanur atau Mentik Susu, mirip dengan beras yang digunakan oleh restoran Hoka Hoka Bento. Selain itu, beras ini bebas residu pestisida dan peptida, memiliki kadar gula rendah, tinggi serat, serta kaya protein, sehingga sangat baik untuk balita maupun penderita diabetes,” papar Prof. Wan Abbas.

Sementara itu, pupuk organik yang digunakan dalam budidaya ini berasal dari limbah pabrik kelapa sawit, tapioka, serta kotoran hewan yang telah diperkaya dengan mikroba.

“Dosis yang digunakan hanya satu ton per hektare, dan setelah lima musim panen, kebutuhan pupuk bisa berkurang bertahap hingga akhirnya tanah menjadi subur secara alami. Dengan metode ini, hasil panen bisa tetap optimal di angka 10 ton per hektare,” katanya.

Dengan inovasi ini, diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka melalui sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Berita Terkait

Komcad SPPI Siapa Mereka, Apa Tugasnya, dan Berapa Gajinya?
Tak Mampu Ikuti Ritme, Presiden Prabowo “Kami Tinggalkan di Pinggir Jalan”
AI Makin Canggih, Pekerja Makin Tergerus Siap-siap Tingkat Pengaguran Semakin Tinggi
Massa Aksi Bakal Bertolak Ke Jakarta Desak Kejagung Dan KPK Bongkar Kasus SGC & CSR BI
Malam Terakhir Pelaksanaan TMMD ke-124, Kodim 0422/Lampung Barat Laksanakan Lembur untuk Penyelesaian Target
Wujudkan Kemanunggalan, Komandan SSK TMMD Kodim 0422/LB Turun Langsung Bantu Warga Cor Jalan
Sebanyak 7.046 Calon Haji Lampung Berada di Tanah Suci, Pemerintah Siapkan Skema Khusus untuk Lansia
Bersama TNI, Warga Pekon Pemerihan Wujudkan Jalan Impian Lewat TMMD ke-124
Berita ini 8,561 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 09:17 WIB

Komcad SPPI Siapa Mereka, Apa Tugasnya, dan Berapa Gajinya?

Minggu, 29 Juni 2025 - 20:20 WIB

Tak Mampu Ikuti Ritme, Presiden Prabowo “Kami Tinggalkan di Pinggir Jalan”

Selasa, 17 Juni 2025 - 07:59 WIB

AI Makin Canggih, Pekerja Makin Tergerus Siap-siap Tingkat Pengaguran Semakin Tinggi

Senin, 9 Juni 2025 - 08:57 WIB

Massa Aksi Bakal Bertolak Ke Jakarta Desak Kejagung Dan KPK Bongkar Kasus SGC & CSR BI

Selasa, 3 Juni 2025 - 13:49 WIB

Malam Terakhir Pelaksanaan TMMD ke-124, Kodim 0422/Lampung Barat Laksanakan Lembur untuk Penyelesaian Target

Berita Terbaru