Lampung, Potensi Wisata Meroket tapi Branding Masih Tertatih
berandalappung.com—Bandar Lampung, data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat menambahkan tajam kunjungan wisatawan domestik sepanjang tahun 2024 dari target 7,85 juta menjadi realisasi hampir 17,9 juta kunjungan naik sekitar 25 % dari target awal. Artinya, hampir 18 juta kali traveler merasakan langsung beragam destinasi di provinsi ini, mulai dari pantai, pulau, danau hingga desa wisata.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rata-rata setiap wisatawan mengeluarkan sekitar Rp1,7 juta dan menikmati kunjungan selama 2,5 hari. Perputaran uang ini jadi berkah ekonomi kreatif: kuliner khas, kerajinan, homestay, hingga UMKM desa.
Namun, dibalik angka itu semua, muncul “lubang” besar strategi diseminasi dan branding Lampung belum maksimal. Banyak spot istimewa yang masih asing, atau dipromosikan hanya secara sporadis saat event saja.
1. Pulau Pahawang Wisata Bahari Favorit, tapi Branding Setengah Gahar
• Menurut pengelola Dermaga Ketapang, puncak kunjungan terjadi pada Minggu, 26 Januari 2025, saat libur cuti bersama kapal wisata penuh, ribuan pengunjung dari Palembang, Jambi, bahkan Jakarta memadati dermaga.
• Desa Wisata Pulau Pahawang masuk 50 BESAR ADWI 2022, dengan kunjungan meningkat 30 % setelah program tersebut.
• Pulau ini dikenal sebagai “Aquarium Laut Lampung” dengan keindahan bawah lautnya yang memikat banyak orang yang datang tahun ini.
• Di daratan, festival budaya lokal semacam Festival Budaya Pahawang memperkuat narasi desa, sekaligus ekonomi kreatif.
• Namun catatan penting: meskipun destinasi ini ramai, pengawasan menunjukkan fasilitas penunjang seperti toilet, tempat ibadah, dan pusat layanan masih perlu diperbaiki.
2. Pantai dan Pulau Lain: Spot Eksotis yang Butuh Terang Belakangi Publikasi
Beberapa lokasi strategis yang sering direkomendasikan wisatawan:
• Pantai Tanjung Setia (Pesisir Barat): Legendaris di kalangan peselancar, gelombang 6‑7 m musim Juni–Agustus, sering disebut “Hawaii-nya Indonesia”.
• Teluk Kiluan & Lembah Hijau (Bandar Lampung): Kerap dipuji karena lumba-lumba dan panorama indah.
• Way Kambas (Lampung Timur): Rumah konservasi gajah Sumatera, menjadi tempat edukasi dan ekowisata.
• Danau Ranau (Lampung Barat) Cukup dikenal sebagai spot alternatif yang lebih romantis dan alami dibandingkan danau lain.
• Bukit Sakura dan Kebun Karet Trikora (Metro) Trending di media sosial sebagai spot selfie kekinian.
• Kampung Wisata Gunung Batin (Way Kanan) Desa panggung tertata eksotis, namun akses jalan masih jadi kendala.
3. Suara Pemakai Kesan & Harapan
Redditor mengungkap
“Gw pernah ke Pahawang… lebih alami & banyak satwa lautnya… Kejernihan airnya mirip Alor”
Namun juga mengingatkan
“Minusnya, sarana prasana masih kalah… guide katakanlah mulu… berbeda sama guide di Karimun Jawa yg gaul abis.”
Pengalaman ini menunjukkan potensi tinggi jika didukung fasilitas dan sumber daya manusia yang profesional.
4. PR Besar dari liputan ke lorong-lorong pedesaan
Ke depan, Lampung harus ditata:
• Fasilitas & SDM Fasilitas umum (toilet, parkir, dermaga, keamanan) serta SDM perhotelan.
• Strategi komunikasi terukur: Destinasi sebaiknya dikomunikasikan melalui media sosial, influencer, virtual tour, dan media kolaborasi.
• Branding yang konsisten: Deraskan label seperti “Lampung: The Next Sumatra Gem”, lengkap dengan narasi cerita lokal, nilai budaya, dan keunikan alam.
• Event berkala Kalangan lokal perlu digulirkan festival regional besar subsidi dari Pemprov serta PHRI.
Waktunya Branding Lampung Melonjak!
Lampung sudah mampu menjual hampir 18 juta wisatawan yang datang pada tahun 2024.
Namun menjual dengan cerita yang melekat di hati masih menjadi tantangan.
Permasalahan klasik fasilitas setengah jadi, promosi sekadarnya, branding tak menggigit.
Untuk menyamai Jawa, Bali, atau Labuan Bajo, Lampung perlu berani mengambil tindakan.
• Konsisten dalam diseminasi strategi, bukan revolusi sesaat, tapi kampanye panjang.
• Pelayanan prima bukan hanya alamnya, tapi pengalaman.
• Cerita bukan sekadar keindahan, namun kisah yang menancap dari guru, masyarakat, hingga pengunjung.
Lampung siap menjadi bintang pariwisata. Namun untuk itu ia memerlukan sebuah narasi besar, branding yang kuat, dan komunikasi masif yang ditopang oleh infrastruktur dan SDM profesional. Jika elemen-elemen itu dirakit bersama, destinasi seperti Pulau Pahawang, Gigi Hiu, dan Danau Ranau tak hanya akan dikunjungi, tapi akan “diingat”.
Editor : Alex Buay Sako