Bandar Lampung (berandalappung.com) – Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) mengumumkan penggunaan daun kelor dan telur ayam sebagai bahan alternatif pengganti susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk memastikan kebutuhan gizi tetap terpenuhi di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh distribusi susu.
“Menu susu cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan (daun) kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah, ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada telur, bisa kelor,” ujar Dadan, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Senin (6/1/2025) sekira pukul 09.33 WIB.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Dadan, telur ayam mampu memenuhi kebutuhan protein, sedangkan daun kelor menjadi sumber kalsium yang baik untuk anak-anak.
Kendati demikian, susu tetap akan menjadi bagian dari menu di daerah-daerah dengan peternakan sapi perah yang mencukupi.
“Di daerah-daerah dengan peternakan sapi perah yang cukup, susu akan tetap menjadi bagian dari makanan mereka,” tegas Dadan.
Program Makan Bergizi Gratis yang mulai dilaksanakan hari ini, Senin (6/1/2025), direncanakan menjangkau hingga 3 juta penerima manfaat secara bertahap.
“Pokoknya 3 juta penerima manfaat. Kita mulai bertahap lah, 6 Januari (2025) kan pembukaan,” ungkap Dadan.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap asupan gizi yang optimal, terutama di wilayah yang memiliki keterbatasan logistik.
Pemerintah pun berkomitmen memastikan program ini berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Penggunaan bahan lokal seperti daun kelor dan telur ayam mencerminkan upaya pemerintah untuk memaksimalkan sumber daya lokal dalam mendukung pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.
Daun kelor, yang dikenal sebagai “superfood,” memiliki kandungan kalsium yang tinggi, sementara telur ayam menyediakan protein berkualitas yang dibutuhkan tubuh.
Melalui inovasi ini, pemerintah berharap program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan efektif tanpa bergantung sepenuhnya pada distribusi susu, terutama di daerah yang sulit dijangkau.