Riak di Tubuh IPSI Lampung: Komdis Desak Pemecatan Wakil Sekretaris Eddy Purnomo
berandalappung.com— Bandar Lampung, gelombang kecil tengah mengguncang struktur organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi Lampung. Di balik hiruk-pikuk kegiatan keolahragaan, suasana internal IPSI justru memanas akibat pernyataan kontroversial dari salah satu pengurusnya.
Adalah Eddy Purnomo, Wakil Sekretaris IPSI Lampung sekaligus Sekretaris IPSI Lampung Utara, yang kini menjadi sorotan tajam Komisi Disiplin (Komdis) IPSI. Pria yang dikenal vokal itu dinilai telah melontarkan kritik dengan nada yang dianggap melampaui batas terhadap Sekretaris IPSI Provinsi Lampung, Agus Ria.
Kritik yang semestinya menjadi ruang evaluasi internal, justru dinilai berpotensi merusak marwah organisasi. Komdis IPSI menilai ucapan Eddy bukan sekadar unjuk pendapat, tapi telah menyentuh wilayah etik dan integritas kelembagaan.
“Bukan soal beda pandangan, tapi cara penyampaiannya yang menabrak etika. Ini organisasi, bukan forum bebas nilai,” ujar Ketua Komdis IPSI Lampung, Syaiful Ichwan, saat dikonfirmasi Rabu (17/7/2025). Ia menambahkan, Komdis telah meminta Eddy Purnomo menyampaikan permintaan maaf secara langsung atau tertulis kepada Agus Ria sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.
Namun, sikap Komdis tak berhenti pada teguran. Dalam langkah lanjutan, Komdis akan mengusulkan kepada Ketua Umum IPSI Lampung, Hi. Faisol Djausal, agar Eddy dinonaktifkan dari seluruh posisi struktural, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten.
“Ini bukan pembungkaman, ini penegakan disiplin. Kami tak ingin organisasi ini jadi ladang ego. Kalau semua pengurus bicara sesuka hati, lalu di mana wibawa IPSI?” lanjut Syaiful.
Sumber internal IPSI yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa ketegangan antara Eddy dan sejumlah pengurus memang telah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir. Perbedaan pandangan dalam pengambilan keputusan strategis disebut-sebut sebagai akar gesekan, yang akhirnya mencuat ke publik melalui pernyataan-pernyataan pedas.
Upaya meredam konflik internal tampaknya mulai digagas. Beberapa tokoh senior IPSI bahkan menyarankan agar dilakukan mediasi internal sebelum keputusan drastis diambil. Namun, Komdis tetap bersikukuh bahwa langkah nonaktif adalah bentuk penegakan prinsip organisasi.
Hingga berita ini ditulis, Eddy Purnomo belum memberikan pernyataan resmi. Pesan singkat dan panggilan yang dikirimkan Kompas belum dibalas.
Situasi ini menandai babak baru dalam tata kelola organisasi bela diri tertua di Lampung tersebut sebuah ujian bagi kepemimpinan IPSI dalam menjaga disiplin, etika, dan soliditas internal di tengah dinamika yang terus bergerak.
Editor : Alex Buay Sako