BERANDALAPPUNG.COM – Patriarki merupakan cara pandang yang menempatkan lelaki sebagai lebih utama (superior) di atas perempuan. Persoalannya terletak pada pemahaman terhadap Al-Qur’an Surat An-Nisa 4:34 yang menimbulkan perlakuan diskriminatif-patriarkis terhadap istri.
Disini diambil dari sudut pandang bahwa perempuan sangatlah tidak dihargai bahkan mendapat diskriminatif-patriarkis bahwa sejak zaman dahulu sebelum adanya Islam posisi perempuan sangat tidak dihargai dan tidak memiliki kebebasan. Artinya, perempuan pada zaman itu tidak mendapat peran yang baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik.
Dan yang membuat lebih tragis adalah perempuan pada saat itu dijadikan anggapan sebagai beban hidup. Di masa jahiliyah misalnya, apabila lahir seorang anak perempuan, maka bayi tersebut dikubur hidup-hidup karena dianggap aib keluarga. Pada saat itu juga perempuan dianggap seperti budak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bila suaminya meninggal, maka ia bisa diwariskan kepada keluarga suami layaknya harta suami. Anak perempuan di zaman pra-Islam ini hanyalah pemuas kaum pria. Ia wajib melayani kehendak pria, termasuk bapaknya sekalipun.
Tetapi setelah islam datang, rasulullah saw ditanya siapakah yang kita harus berbakti pertama kali , rosulullah menjawab ibumu, ibumu, ibumu, baru ayahmu,
Nabi Muhammad sangat menyayangi anaknya yang bernama Fatimah, dan memanggilnya Az-zahra yang merupakan panggilan kasih sayang, Nabi sama sekali tidak pernah memukul apapun dengan tangannya, baik itu kepada perempuan maupun pelayan, kecuali hanya saat berperang di jalan Allah.
Patriarki pun tak hanya sekedar kekerasan terhadap perempuan banyak sekali contoh-contoh lainnya seperti perempuan hanya boleh bekerja di dalam rumah sedangkan laki-laki bisa bekerja di luar rumah dan anak perempuan hanya boleh bermain boneka sedangkan anak laki -laki bermain mobil-mobilan. Dengan budaya seperti ini patriarki pun sudah hal yang biasa dalam setiap harinya. Peran domestik perempuan sesungguhnya dapat pula dilakukan laki-laki atau sebaliknya, asal ada kemauan untuk belajar dan bisa melakukannya.
Pada masa Rasulullah pun wanita boleh mengikuti perang. Sisi positif dalam patriarki seperti tidak dituntut/ disiapkan untuk mencari uang sejak kecil, tidak dituntut untuk bekerja/ jadi tulang punggung keluarga, lebih diutamakan untuk pekerjaan yang bersifat halus (tidak kotor atau menggunakan tenaga) dan tentu juga mempunyai dampak negatif seperti tidak dapat mengejar mimpi dan ambisi dan meniti karir.
Dengan demikian, budaya patriarki tak sesuai dengan Islam. Justru, budaya patriarki lah yang dikoreksi oleh Islam. Karena Islam memuliakan laki-laki dan perempuan.
Menurut saya selaku aktivis mahasiswa, penting sekali kita para laki-laki menjadi garda terdepan untuk menebas stereotip yang masih terpelihara.
Penulis : Rizki Ananda