Berandalappung.com – Gencatan senjata di Gaza, Palestina, akhirnya terwujud pada hari ini setelah melalui sejumlah hambatan, salah satunya terkait dengan daftar sandera yang harus dibebaskan oleh Hamas.
Dilansir l-Jazeera dan AFP pada Senin (20/1/2025) sekira pukul 07.50 WIB kesepakatan ini tercapai setelah lebih dari setahun upaya mediasi yang intensif oleh Qatar dan Mesir.
Meskipun menjadi langkah awal dalam upaya panjang yang rapuh, gencatan senjata ini bertujuan untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama 15 bulan di Gaza.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Perang besar di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Israel melancarkan serangan dengan klaim menghancurkan Hamas yang sebelumnya menyerang dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel.
Serangan ini mengakibatkan lebih dari 45 ribu korban jiwa di Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta ratusan ribu orang terluka. Jutaan penduduk Gaza juga terpaksa mengungsi.
Gencatan senjata semula dijadwalkan dimulai pada pukul 08.30 waktu setempat pada Minggu (19/1), namun terhambat oleh penundaan terkait penyerahan daftar tiga sandera yang akan dibebaskan oleh Hamas, sebagai bagian dari kesepakatan.
Hamas menyatakan telah mengalami kendala teknis dalam menuntaskan daftar tersebut tepat waktu, meski sebelumnya telah berkomitmen untuk menyediakannya.
Pada hari pertama gencatan senjata, Hamas berencana membebaskan tiga perempuan yang masih hidup sebagai bagian dari pertukaran tawanan.
Mereka akan digantikan oleh 95 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Proses ini akan difasilitasi oleh Palang Merah.
Sementara itu, meski Israel telah menarik pasukannya dari Rafah di Gaza selatan menjelang gencatan senjata, serangan tetap dilancarkan ke wilayah Gaza utara dan tengah, termasuk serangan artileri dan udara yang menghantam Khan Younis dan Nuseirat pada Minggu (19/1), meski kesepakatan gencatan senjata telah berlaku.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa gencatan senjata baru akan diterima jika Hamas menyerahkan daftar nama sandera yang akan dibebaskan.
Tentara Israel tetap bersiap untuk mempertahankan keamanan dan melakukan serangan jika diperlukan.
Di Gaza, serangan Israel telah menyebabkan setidaknya delapan orang tewas dan lebih dari 25 lainnya terluka, dengan korban terbesar jatuh di Gaza utara dan Kota Gaza.
Hamas akhirnya merilis nama-nama sandera asal Israel yang akan dibebaskan, yaitu Romi Gonen (24), Emily Damari (28), dan Doron Shtanbar Khair (31).
Israel kemudian mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima daftar tersebut dan akan melanjutkan proses pertukaran tawanan.
Gencatan senjata yang dijadwalkan dimulai pukul 11.15 waktu setempat, setelah penundaan beberapa jam, memberi harapan baru bagi pengungsi seperti Souad Warshaga yang berharap dapat kembali ke rumahnya di Gaza utara.
Namun, tidak semua pengungsi merasa tenang. Latifa Qashqash, salah satunya, meski bahagia dapat kembali ke daerah asalnya, merasa khawatir jika Israel melanggar perjanjian dan melancarkan serangan mendadak.