Gencatan Senjata di Gaza Palestina, Resmi Terlaksana

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 20 Januari 2025 - 07:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga Gaza rayakan gencatan senjata (Foto: REUTERS/Mohammed Salem).

Warga Gaza rayakan gencatan senjata (Foto: REUTERS/Mohammed Salem).

Berandalappung.com – Gencatan senjata di Gaza, Palestina, akhirnya terwujud pada hari ini setelah melalui sejumlah hambatan, salah satunya terkait dengan daftar sandera yang harus dibebaskan oleh Hamas.

Dilansir l-Jazeera dan AFP pada Senin (20/1/2025) sekira pukul 07.50 WIB kesepakatan ini tercapai setelah lebih dari setahun upaya mediasi yang intensif oleh Qatar dan Mesir.

Meskipun menjadi langkah awal dalam upaya panjang yang rapuh, gencatan senjata ini bertujuan untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama 15 bulan di Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perang besar di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Israel melancarkan serangan dengan klaim menghancurkan Hamas yang sebelumnya menyerang dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel.

Serangan ini mengakibatkan lebih dari 45 ribu korban jiwa di Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta ratusan ribu orang terluka. Jutaan penduduk Gaza juga terpaksa mengungsi.

Gencatan senjata semula dijadwalkan dimulai pada pukul 08.30 waktu setempat pada Minggu (19/1), namun terhambat oleh penundaan terkait penyerahan daftar tiga sandera yang akan dibebaskan oleh Hamas, sebagai bagian dari kesepakatan.

Baca Juga :  SAPMA PP Lampung Kecam Keras Tindak Kekerasan yang Terjadi di Gaza Palestina

Hamas menyatakan telah mengalami kendala teknis dalam menuntaskan daftar tersebut tepat waktu, meski sebelumnya telah berkomitmen untuk menyediakannya.

Pada hari pertama gencatan senjata, Hamas berencana membebaskan tiga perempuan yang masih hidup sebagai bagian dari pertukaran tawanan.

Mereka akan digantikan oleh 95 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Proses ini akan difasilitasi oleh Palang Merah.

Sementara itu, meski Israel telah menarik pasukannya dari Rafah di Gaza selatan menjelang gencatan senjata, serangan tetap dilancarkan ke wilayah Gaza utara dan tengah, termasuk serangan artileri dan udara yang menghantam Khan Younis dan Nuseirat pada Minggu (19/1), meski kesepakatan gencatan senjata telah berlaku.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa gencatan senjata baru akan diterima jika Hamas menyerahkan daftar nama sandera yang akan dibebaskan.

Baca Juga :  Usai Pemilu 2024, Anggota KPPS Meninggal di Air Naningan Tanggamus

Tentara Israel tetap bersiap untuk mempertahankan keamanan dan melakukan serangan jika diperlukan.

Di Gaza, serangan Israel telah menyebabkan setidaknya delapan orang tewas dan lebih dari 25 lainnya terluka, dengan korban terbesar jatuh di Gaza utara dan Kota Gaza.

Hamas akhirnya merilis nama-nama sandera asal Israel yang akan dibebaskan, yaitu Romi Gonen (24), Emily Damari (28), dan Doron Shtanbar Khair (31).

Israel kemudian mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima daftar tersebut dan akan melanjutkan proses pertukaran tawanan.

Gencatan senjata yang dijadwalkan dimulai pukul 11.15 waktu setempat, setelah penundaan beberapa jam, memberi harapan baru bagi pengungsi seperti Souad Warshaga yang berharap dapat kembali ke rumahnya di Gaza utara.

Namun, tidak semua pengungsi merasa tenang. Latifa Qashqash, salah satunya, meski bahagia dapat kembali ke daerah asalnya, merasa khawatir jika Israel melanggar perjanjian dan melancarkan serangan mendadak.

Berita Terkait

Air Tak Mengalir, Uang Daerah Menguap Fraksi Demokrat Semprot PDAM Limau Kunci
Helmy Santika Sang Jenderal yang Pulang Kampung, Tak Toleran terhadap Kriminalitas
Media Bukan Musuh, Gubernur Lampung Kukuhkan IJP dan Tekankan Sinergi Serta Keterbukaan
PDAM Limau Kunci Diduga Serobot Air Kawasan Hutan, Kejati Lampung Telusuri Jejak Korupsi
Faishol Djausal Resmi Daftar sebagai Calon Ketua Umum KONI Lampung 2025–2029
“Satu-satunya Penumpang yang Bertahan dari Jatuhnya Air India 171”
Kereta Gantung Bandar Lampung dan Politik Pencitraan dari Udar
Kemenag Lampung Klarifikasi Dugaan Penyimpangan Pembangunan Gedung Asrama Haji
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 21 Juni 2025 - 11:55 WIB

Air Tak Mengalir, Uang Daerah Menguap Fraksi Demokrat Semprot PDAM Limau Kunci

Kamis, 19 Juni 2025 - 20:15 WIB

Media Bukan Musuh, Gubernur Lampung Kukuhkan IJP dan Tekankan Sinergi Serta Keterbukaan

Rabu, 18 Juni 2025 - 21:38 WIB

PDAM Limau Kunci Diduga Serobot Air Kawasan Hutan, Kejati Lampung Telusuri Jejak Korupsi

Senin, 16 Juni 2025 - 14:26 WIB

Faishol Djausal Resmi Daftar sebagai Calon Ketua Umum KONI Lampung 2025–2029

Sabtu, 14 Juni 2025 - 21:22 WIB

“Satu-satunya Penumpang yang Bertahan dari Jatuhnya Air India 171”

Berita Terbaru